براعة الاستهلال في سورة البقرة؛ عرضٌ وتحليلٌ
Keindahan Pembukaan dalam Surah Al-Baqarah: Kajian dan Analisis (Bagian Kelima Belas)
Oleh : Abdun Nashir Salamah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Keindahan Pembukaan al Baqarah ini termasuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran
ثواب الاهتداء بالقرآن:
Balasan Bagi Orang yang Mendapat Petunjuk Melalui Al Quran:
ومن تمام الإحكام في هذه الآيات الخمس أيضًا أنها لم تغفل الإشارة إلى ذِكْر الثواب المترتب على الاهتداء بما جاء في القرآن والعمل به وفقَ ما تمَّ بيانه سلفًا؛ إِذْ مِن شأنِ التصريح بالمكافأة ترغيبُ النفس وتحفيزُها على الإقبال على ما يوصلُ إلى نيلها والظفر بها؛ وهذا ديدن القرآن فيما يشرِّعه من أحكامٍ وتكاليفَ أنْ يربطها بالجزاء عليها ترغيبًا فيها إن كانت مما يُطلب فعله، أو ترهيبًا عنها إن كانت مما يجب تركه، وقد جاء التصريح بالثواب هنا في قوله تعالى:
Salah satu kesempurnaan dari lima ayat pembuka ini adalah bahwa ia tidak melupakan penyebutan pahala yang dijanjikan bagi orang yang mengikuti petunjuk dari Al Quran dan mengamalkannya sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Karena dengan menyebutkan ganjaran secara jelas, jiwa menjadi terdorong dan termotivasi untuk mengejar serta meraih ganjaran tersebut. Inilah metode Al Quran dalam setiap syariat dan kewajiban yang ditetapkan: mengaitkan hukum dengan balasan, sebagai bentuk dorongan bila yang diperintahkan adalah hal yang harus dilakukan, dan ancaman bila yang disebutkan adalah sesuatu yang wajib ditinggalkan. Pahala tersebut dinyatakan secara eksplisit dalam Firman Allah :
﴿أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ [البقرة: ٥]
“Mereka itulah yang berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Surah al Baqarah ayat 5)
وقد تقدَّم بيان ما في هذه الآية من التعريض بأهل الكتاب في اعتقادهم أنهم مهتدون ومفلحون حتى قالوا:
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ayat ini juga menyiratkan sindiran terhadap Ahli Kitab yang mengklaim bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan akan beruntung, hingga mereka berkata :
﴿لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى﴾ [البقرة: ١١١]،
“Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beragama Yahudi atau Nasrani.” (Surah al Baqarah ayat 111).
فدلّت الآية بما تضمّنته من تخصيص المتقين بالهدى وبالفلاح على بطلان دعواهم تلك؛ فكانت الآيةُ بذلك براعةَ استهلالٍ للسورة نفسها إذ تناولت هذا الموضوع، وكذا للقرآن لتناوُل سورٍ أخرى منه ذلك.
Maka ayat ini — dengan menegaskan bahwa hanya orang-orang bertakwa yang mendapatkan petunjuk dan keberuntungan — membatalkan klaim mereka tersebut. Karena itu, ayat ini juga menjadi pembukaan yang indah (badi‘ al-istihlal) bagi Surah al Baqarah itu sendiri yang membahas tema ini, dan juga bagi Al Quran secara keseluruhan karena banyak surat lainnya yang juga membahasnya.
ومن وجوه براعة الاستهلال في هذه الآية أيضًا مناسبتُها لكلّ ثوابٍ رُتِّب على التقوى في القرآن الكريم، على غرار قوله تعالى في سورة البقرة:
Salah satu bentuk keindahan pembukaan (badi‘ al-istihlal) dalam ayat ini adalah kesesuaiannya dengan seluruh bentuk pahala yang disandarkan kepada ketakwaan dalam Al Quran. Seperti Firman Allah Ta‘ala dalam Surah al Baqarah :
﴿وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ [البقرة: ٢٥]
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bahwa bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata: ‘Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.’ Mereka diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan bagi mereka di dalamnya istri-istri yang disucikan, dan mereka kekal di dalamnya.” (Surah al Baqarah ayat 25)
وقد كُنِّي عن التقوى في هذه الآية بالإيمان والعمل الصالح، وهي كنايةٌ متكررةٌ في القرآن مناسبةٌ لِما ورَد في مطلع السورة من وصف المتقين بأنهم :
Dalam ayat tersebut, ketakwaan disamarkan (dinyatakan secara tidak langsung) dengan istilah iman dan amal saleh. Ini adalah bentuk kiasan yang sering diulang dalam Al Quran dan sangat sesuai dengan deskripsi orang-orang bertakwa di awal surat ini:
﴿الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ﴾ [البقرة: ٣]
“(yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Surah al Baqarah ayat 3)
ولا يخفى ما في القرآن من الآيات الكثيرة المبينة لثواب الإيمان والعمل الصالح، فتكون بذلك الآية من سورة البقرة براعة استهلالٍ للقرآن جميعه، بما في ذلك سورة البقرة.
Tidak diragukan lagi, dalam Al Quran terdapat banyak ayat yang menjelaskan pahala bagi keimanan dan amal saleh. Maka, ayat ini dalam Surah al Baqarah menjadi pembukaan yang sangat indah (badi‘ al-istihlal) bukan hanya untuk surat ini saja, tetapi juga untuk seluruh Al Quran.
ومن الجدير بالذِّكْر أن هذا الثواب المذكور في الآية الخامسة من سورة البقرة قد اجتمع فيه من الأمور الدالة على تفخيمه وتعظيمه ما لا مزيد عليه؛ وذلك مناسبٌ لموقعه من السورة بحيث يكون براعة استهلالٍ لها ولغيرها، وقد بسط المفسِّرون الكلام في شرح تلك المعاني العظيمة، بَيْد أن عمدتهم في ذلك قول الزمخشريِّ ملخصًا إياها:
Perlu dicatat bahwa pahala yang disebutkan dalam ayat kelima dari Surah al Baqarah memuat berbagai hal yang menunjukkan kemuliaan dan keagungan balasan tersebut secara maksimal, tanpa ada yang tertinggal. Hal ini sangat sesuai dengan posisinya dalam surat tersebut, sehingga menjadi badi‘ al-istihlal (pembukaan yang indah) bagi surat itu dan surat-surat lain. Para mufassir telah menjelaskan berbagai makna besar dalam ayat ini secara mendalam, namun pokok utama penjelasan mereka dapat diringkas dalam perkataan Imam az-Zamakhsyari sebagai berikut :
«انظر كيف كرَّر الله -عز وجل- التنبيه على اختصاص المتقين بنيل ما لا يناله أحدٌ على طُرقٍ شتَّى، وهي: ذكر اسم الإشارة، وتكريره، وتعريف المفلحين، وتوسيط ضمير الفصل بينه وبين أولئك؛ ليُبصِّرك مراتبهم، ويُرغِّبك في طلب ما طلبوا، ويُنشِّطك لتقديم ما قدَّموا»
“Perhatikan bagaimana Allah -‘Azza wa Jalla- mengulang-ulang penegasan bahwa hanya orang-orang bertakwa yang akan meraih apa yang tidak diraih oleh selain mereka, dengan berbagai cara: menyebut kata tunjuk (اسم الإشارة), mengulanginya, menyebut definisi orang-orang yang beruntung (المفلحون), dan menyisipkan dhamir pemisah (ضمير الفصل) di antara mereka dan kata tunjuk tersebut. Semua itu untuk memperjelas derajat mereka, mendorongmu untuk mencari apa yang mereka cari, dan membangkitkan semangatmu untuk melakukan apa yang telah mereka dahulukan.” 1
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid
Leave a Reply