Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (1)



تأملات بيانية في سورة الكافرون

Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya (Bagian Pertama)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Renungan Bahasa Surah al Kafirun dan Maknanya ini termasuk dalam Tadabbur al Quranul Karim

توطئة:

Pengantar:

كل مسلم ومسلمة همه أن يتبع الطريق المستقيم، البعيد عن الدخن أو أي شائبة تشوبه؛ ليصل إلى المقصد العلوي، الذي يهدف من خلال عبادته لله تعالى تحقيقه، المتمثل في مرضاة الله تعالى.

Setiap muslim dan muslimah yang sejati memiliki tujuan untuk mengikuti jalan yang lurus, yang bersih dari segala kekeruhan dan noda, demi sampai pada tujuan yang luhur — yakni ridha Allah Ta’ala — yang menjadi maksud dari ibadah mereka kepada-Nya.

وفي هذه السورة الكريمة رسم لمنهج قويم ينبغي على كل مسلم ومسلمة سلوكه لبلوغ النجاة في الدنيا والآخرة، فمع النص النوراني قال تعالى :

Surah mulia ini memuat pedoman yang lurus dan benar, yang seyogianya dijadikan panduan oleh setiap muslim dan muslimah dalam meniti jalan keselamatan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman dalam ayat-ayat bercahaya ini:

﴿ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴾.

“Katakanlah: Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian pun tidak menyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak (pula) akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian tidak (pula) menyembah apa yang aku sembah. Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agamaku.” (Surah Al-Kafirun ayat 1–6).

الكفر بين اللغة والقرآن الكريم:

Kata “Kufur” antara Makna Bahasa dan Al-Quran:

نقف في هذا المبحث على المعاني الجمة التي وردت في القرآن الكريم، وفي اللغة العربية لكلمة (كفر)، الكاف والفاء والراء أصلٌ صحيحٌ يدلُّ على معنىً واحد، وهو السَّتْر والتَّغطية والإخفاء، يقال لمن غطَّى دِرعَه بثوبٍ: قد كَفَر دِرعَه، والمُكَفِّر الرجل المتغطِّي بسلاحه، فأما قولُه:

Pada bagian ini, kita akan menyoroti banyaknya makna yang terkandung dalam kata kufur baik dalam Al-Quran maupun dalam bahasa Arab. Secara etimologis, huruf-huruf kaf, fa, dan ra menunjukkan satu makna pokok yaitu: menutup, meliputi, dan menyembunyikan. Contohnya: dikatakan kepada seseorang yang menutupi baju zirahnya dengan kain, “dia telah menutupi zirahnya” (كَفَرَ دِرعَه), dan orang yang memakai senjata disebut al-mukaffir (yang menutupi dirinya dengan senjata). Dalam syair disebutkan:

حَتَّى إِذَا أَلْقَتْ يدًا فِي كَافِرٍ ♦♦♦ وَأَجَنَّ عَوْرَاتِ الثُّغُورِ ظَلامُهَا.

Hingga jika (tangan) dilemparkan ke dalam kegelapan, yang menutupi celah-celah perbatasan, maka kegelapan itulah penutupnya.

ويقال: إنَّ (الكافر) مَغِيب الشَّمس، ويقال: بل (الكافر) البحر، وكذلك فُسِّرَ قولُ الآخَر:

Ada pula yang mengatakan bahwa kafir itu adalah tempat terbenamnya matahari, atau laut yang luas. Seperti disebutkan dalam syair lainnya:

فَتَذَكَّرَا ثَقَلًا رَثِيدًا بَعْدَمَا ♦♦♦ أَلْقَتْ ذُكَاءُ يمِينَهَا فِي كَافِرِ

Mereka teringat akan beban berat dan berharga, ketika matahari melemparkan sinarnya ke dalam ‘kafir’.

والنهر العظيم كافر، تشبيهًا بالبحر، ويقال للزَّارع: كافر؛ لأنَّه يُغطِّي الحبَّ بتُراب الأرض؛ قال الله – تعالى -: ﴿ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ﴾ [الحديد:٢٠].

Sungai besar pun kadang disebut kafir, karena menyerupai laut dalam hal menutupi. Petani juga disebut kafir karena ia menutupi biji-bijian dengan tanah. Allah Ta’ala berfirman : “Tanam-tanamannya membuat para petani kagum.” (Surah Al-Hadid ayat 20)

ورَمادٌ مكفور: سَفَت الرِّيحُ الترابَ عليه حتى غطَّتْه، قال ابن فارس: و(الكُفْر) ضدُّ الإيمان، سمِّي لأنَّه تَغْطِيَةُ الحق، وكذلك كُفْران النِّعمة: جُحودها وسَترُها، 

Adapun abu yang tertutupi (رَماد مكفور) adalah abu yang tertimpa tanah oleh hembusan angin sehingga tersembunyi. Ibnu Faris menyatakan bahwa kufur adalah lawan dari iman, dinamakan demikian karena mengandung makna menutupi kebenaran. Begitu juga kufran ni‘mah adalah bentuk pengingkaran dan penyembunyian nikmat.

والكافور: كِمُّ العِنَب قبل أن يُنوِّر، وسمِّي كافورًا لأنَّه كفَر الوَلِيع؛ أي: غطَّاه، قال: ويقال له: الكُفُرَّى،

Al-Kafur adalah kuncup anggur yang belum mekar, disebut demikian karena ia menutupi bakal buahnya. Disebut juga kufurra.

فأمَّا الكَفِرات والكَفَر فالثَّنايا من الجبال، ولعلَّها سمِّيت كَفِرَات لأنَّها متطامنة، كأنَّ الجبالَ الشوامخَ قد سترَتْها، قال: والكَفْرُ من الأرض: ما بَعُدَ من الناس، لا يكاد ينْزلُه ولا يمرُّ به أحد، ومَن حَلَّ به فهم أهل الكُفور، ويقال: بل الكُفور: القُرَى.

Sementara itu, kafirat dan kafar adalah lembah-lembah di antara gunung, dinamakan demikian karena tersembunyi seakan tertutup oleh gunung-gunung tinggi di sekitarnya. Adapun kafr (kampung) adalah wilayah yang jauh dari manusia, jarang dihuni atau dilewati. Orang yang tinggal di sana disebut ahli kufur. Ada pula yang mengatakan bahwa kufur berarti desa-desa atau kampung-kampung.

ومن هنا، فالنداء في هذه السورة موجه للذين جحدوا نعمة الله – تعالى -، وغطَّوا الحقَّ بالباطل، فهم يعلمون أن الخالق هو الله – تعالى – ولكنهم يجحدون.

Dari sini dapat dipahami bahwa seruan dalam surah ini ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah Ta’ala dan menutupi kebenaran dengan kebatilan. Mereka mengetahui bahwa Sang Pencipta adalah Allah Ta’ala, namun mereka tetap mengingkarinya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Alukah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.