كيف أحبطت غزة مخططات الإنجليز والحركة الصهيونية؟
Bagaimana Gaza Menggagalkan Rencana Inggris dan Gerakan Zionis ? (Bagian Keempat)
Oleh : Muhammad Sya’ban Ayyub
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Bagaimana Gaza Menggagalkan Rencana Inggris dan Gerakan Zionis ini termasuk dalam Kategori Sejarah Palestina
اللواء أحمد فؤاد صادق وإنقاذ غزة
Mayor Jenderal Ahmad Fuad Shadiq dan Penyelamatan Gaza
مع هذه الهزائم قررت القيادة السياسية والعسكرية في مصر أن تُقيل اللواء المواوي لتعين مكانه اللواء أحمد فؤاد صادق، وهو رجل كان يملك خبرة كبيرة عسكرية في مصر والسودان وأعالي النيل، وكان كارها للاحتلال البريطاني حتى إنه سُجن عامين بسبب تحريضه عليه، وكان مؤمنا بضرورة الاتحاد والتعاون مع المتطوعين وأهالي غزة في مواجهة هجمات العصابات الصهيونية.
Menyusul kekalahan yang terjadi, kepemimpinan politik dan militer Mesir memutuskan untuk memberhentikan Mayor Jenderal al-Muwawi dan menunjuk Mayor Jenderal Ahmad Fuad Shadiq sebagai penggantinya. Ia adalah seorang perwira dengan pengalaman militer luas di Mesir, Sudan, dan Hulu Nil. Ia dikenal membenci pendudukan Inggris — bahkan sempat dipenjara selama dua tahun karena menghasut melawan mereka — serta meyakini pentingnya persatuan dan kerja sama dengan para sukarelawan serta penduduk Gaza dalam menghadapi serangan kelompok bersenjata Zionis.
عند وصول اللواء صادق إلى غزة، تمكن من ترسيخ الثقة بين القوات المصرية وسكان المدينة، كما عزز علاقته بالمتطوعين من الإخوان المسلمين الذين لعبوا دورا بارزا في القتال تحت قيادة الصاغ محمود لبيب وكامل الشريف وآخرين.
Setibanya di Gaza, Mayor Jenderal Shadiq berhasil membangun kepercayaan antara pasukan Mesir dan penduduk kota. Ia juga mempererat hubungannya dengan para sukarelawan dari Ikhwanul Muslimin yang memainkan peran penting dalam pertempuran di bawah komando Shagh Mahmud Labib, Kamil al-Sharif, dan tokoh-tokoh lainnya.
ومع اقتراب نهاية العام، وتحديدًا في ٢٢ ديسمبر/كانون الأول ١٩٤٨، أطلق الصهاينة عملية سموها “حوريب” أي العين، بهدف القضاء نهائيا على الوجود العسكري المصري في فلسطين، مستغلين حالة الجمود التي أصابت باقي الجيوش العربية.
Menjelang akhir tahun, tepatnya pada 22 Desember 1948, kaum Zionis melancarkan operasi yang mereka sebut “Horeb” (berarti mata), dengan tujuan mengakhiri secara total keberadaan militer Mesir di Palestina, memanfaatkan kondisi stagnasi yang melanda sisa tentara Arab lainnya.
خطّط الصهاينة لتطويق القوات المصرية من الشرق إلى الغرب وصولا إلى ساحل البحر بين رفح والعريش، بهدف عزلها عن غزة وتقسيمها إلى مجموعات صغيرة يسهل القضاء عليها؛ فقد نفذوا هجوما مخادعا على دير البلح والتبة ٨٦، وهي نقطة إستراتيجية تُشرف على الطرق بين غزة وخان يونس والعريش، مما دفع القوات المصرية بقيادة اللواء صادق إلى الدفاع المستميت عنها.
Kaum Zionis merencanakan pengepungan pasukan Mesir dari timur ke barat hingga mencapai pesisir antara Rafah dan Al-‘Arish, dengan tujuan memutus hubungan mereka dari Gaza serta memecahnya menjadi kelompok-kelompok kecil yang mudah dihancurkan. Untuk itu, mereka melancarkan serangan pengelabuan terhadap Deir al-Balah dan bukit strategis Tebah 86 yang mengawasi jalur antara Gaza, Khan Yunis, dan Al-‘Arish. Hal ini memaksa pasukan Mesir di bawah komando Mayor Jenderal Shadiq untuk bertahan mati-matian di sana.

بلغت القوات المهاجمة للتبة ٨٦ في غزة نحو ٣ آلاف جندي بقيادة ضابط روسي مخضرم، لكن المصريين والمتطوعين بقيادة كامل الشريف تمكنوا من إحباط الهجوم وإيقاع خسائر فادحة بالصهاينة، وفقا لخطة اللواء صادق.
Pasukan penyerang ke Tebah 86 di Gaza berjumlah sekitar 3.000 prajurit yang dipimpin seorang perwira veteran asal Rusia. Namun, pasukan Mesir dan para sukarelawan di bawah pimpinan Kamil al-Sharif berhasil menggagalkan serangan itu dan menimbulkan kerugian besar pada pihak Zionis, sesuai dengan rencana Mayor Jenderal Shadiq.
ورغم ذلك يرى المؤرخ عبد الوهاب بكر أن الهجوم على التبة ٨٦ كان مجرد خدعة لإشغال المصريين، بينما وقع الهجوم الحقيقي في ليلة ٢٥-٢٦ ديسمبر/كانون الأول ١٩٤٨ عبر حركة تطويق واسعة باتجاه العسلوج والعوجة قرب بئر سبع.
Meski demikian, sejarawan Abdul Wahhab Bakar berpendapat bahwa serangan ke Tebah 86 hanyalah tipu daya untuk menyibukkan pasukan Mesir. Serangan utama yang sebenarnya terjadi pada malam 25–26 Desember 1948 melalui manuver pengepungan besar-besaran menuju al-‘Asluj dan al-‘Auja dekat Beersheba.
وقد انهارت الدفاعات المصرية في هذه المعركة، وسيطر اليهود على كامل أراضي النقب، مما فتح الطريق إلى سيناء. ووفقا للمؤرخ الفلسطيني عارف العارف في كتابه “تاريخ غزة”، فقد أباد الصهاينة الحاميات المصرية وأسروا من تبقى، بينما فرّت بعض القوات في الصحراء تحت نيران الطائرات الصهيونية.
Pertahanan Mesir runtuh dalam pertempuran ini, dan kaum Yahudi menguasai seluruh wilayah Negev, sehingga jalan menuju Sinai terbuka. Menurut sejarawan Palestina Arif al-Arif dalam bukunya Sejarah Gaza, Zionis membantai garnisun Mesir dan menawan sisanya, sementara sebagian pasukan melarikan diri ke gurun di bawah tembakan pesawat tempur Zionis.
في تلك الأثناء تلقى اللواء صادق أوامر من وزير الحربية المصري حيدر باشا بالانسحاب من غزة قبل بدء الهجوم الصهيوني على التبة ٨٦ في ٢٣ ديسمبر/كانون الأول.
Pada saat itu, Mayor Jenderal Shadiq menerima perintah dari Menteri Perang Mesir, Haidar Pasha, untuk menarik diri dari Gaza sebelum dimulainya serangan Zionis ke Tebah 86 pada 23 Desember.
وكما يعترف اللواء صادق لمؤرخ فلسطين عارف العارف في لقاء جمعهما معا عقب الحرب، فإنه رفض تلك الأوامر وأرسل إليه قائلا: “ازاي (كيف) أنسحب وأسيب (أترك) ربع مليون من إخواني أهل غزة كالفراخ (الدجاج) يذبحهم اليهود وينتهكون أعراضهم؟ أتريدني أن آخذهم معي إلى العريش؟ أم أدافع عن رفح؟ كلا لن أنسحب مهما كانت النتيجة”.
Sebagaimana diakui oleh Mayor Jenderal Shadiq kepada sejarawan Palestina Arif al-Arif dalam sebuah pertemuan setelah perang, ia menolak perintah tersebut dan mengirimkan jawaban: “Bagaimana mungkin aku mundur dan meninggalkan seperempat juta saudara-saudaraku rakyat Gaza seperti ayam yang disembelih oleh Yahudi dan kehormatan mereka dinodai? Apakah engkau ingin aku membawa mereka ke al-‘Arish? Atau hanya membela Rafah? Tidak, aku tidak akan mundur apapun hasilnya.”
وكان لهذا الصمود من القائد المصري والمقاومة الباسلة للمتطوعين المصريين والفلسطينيين الدور الكبير في منع سقوط قطاع غزة طوال سنوات حتى العدوان الثلاثي عام ١٩٥٦ ثم النكسة والاحتلال الإسرائيلي للقطاع، قبل أن يضطر رئيس الوزراء الإسرائيلي الأسبق أرييل شارون إلى الانسحاب من غزة في عام ٢٠٠٥.
Keteguhan komandan Mesir ini, bersama perlawanan gagah berani para sukarelawan Mesir dan Palestina, memiliki peran besar dalam mencegah jatuhnya Jalur Gaza selama bertahun-tahun hingga Agresi Tripartit tahun 1956, kemudian Perang Enam Hari dan pendudukan Israel atas wilayah itu, sebelum akhirnya mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon terpaksa menarik diri dari Gaza pada tahun 2005.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : al Jazeera
Leave a Reply