Syarat Dibolehkan Melakukan Demonstrasi



شروط جواز المظاهرات

Syarat-Syarat Dibolehkan Melakukan Demonstrasi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Syarat Dibolehkan Melakukan Demonstrasi ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

الجالية الإسلامية عندنا في جنوب السويد قررت أن تقوم بمظاهرة تضامناً مع الشعب الفلسطيني، على أن تكون المظاهرة سلمية لإيصال صوت المسلمين الى الحومة السويدية، للضغط من أجل إيقاف المجازر في حق أطفال الشعب الفلسطيني. فما حكم مثل هذه المظاهرات؟

Komunitas Muslim di wilayah kami di selatan Swedia memutuskan untuk mengadakan demonstrasi sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina, dengan ketentuan demonstrasi tersebut dilakukan secara damai untuk menyampaikan suara umat Islam kepada pemerintah Swedia, guna memberikan tekanan agar menghentikan pembantaian terhadap anak-anak rakyat Palestina. Bagaimana hukum demonstrasi seperti ini?

ونحيطكم علماً أن مثل هذه المظاهرات لها دور كبير وفعال لإيصال صوت المسلمين الى السياسيين للضغط على حكومة الصهاينة من أجل ايقاف المجازر في حق الاطفال في فلسطين.

 

Kami informasikan juga bahwa demonstrasi seperti ini memiliki peran yang besar dan efektif untuk menyampaikan suara umat Islam kepada para politisi, agar mereka menekan pemerintah Zionis untuk menghentikan pembantaian terhadap anak-anak di Palestina.

وجزاكم الله خيراً.

Semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan.

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فبارك الله فيكم على مشاعركم النبيلة، وعاطفتكم الإيمانية، وحرصكم على التزام أحكام الشرع في المنشط والمكره.

Semoga Allah memberkahi kalian atas perasaan yang mulia, semangat keimanan, dan kesungguhan kalian untuk berpegang kepada hukum syariat baik di saat lapang maupun sempit.

أما ما سألتم عنه من رغبتكم القيام بمظاهرة تضامناً مع إخوانكم في فلسطين، فإننا نقول: إن هذه المظاهرات وغيرها من طرائق التعبير عن الرأي، وقنوات التأثير على الآخر، هي وسائل يتوصل بها إلى غايات، وليست غاية في ذاتها. وما كان على هذا النحو، فإنه ينظر إليه من جهتين:

Adapun pertanyaan kalian tentang keinginan untuk melakukan demonstrasi sebagai solidaritas kepada saudara-saudara kalian di Palestina, maka kami katakan: Demonstrasi ini dan cara-cara lain dalam mengungkapkan pendapat serta saluran untuk mempengaruhi pihak lain adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Sesuatu yang sifatnya seperti ini harus dilihat dari dua sisi:

الأولى: من جهة الوسيلة المستخدمة في التعبير عن الغرض، المتوصل بها إلى الغاية، هل هي مأمور بها شرعاً، أم مباحة، أم ممنوعة.

Pertama: Dari sisi sarana yang digunakan untuk mengungkapkan maksud, yang menjadi perantara untuk mencapai tujuan, apakah sarana itu diperintahkan syariat, dibolehkan, atau dilarang.

فإن كان مأموراً بها، فلا شك في جواز استخدامها، وذلك مثل المشي لشهود الصلاة في المسجد مع جماعة المسلمين، أو السعي في طلب الرزق، أو زيارة الأقارب والأرحام، أو في الدعوة إلى الله.. ونحو ذلك.

Jika sarana tersebut diperintahkan syariat, maka tidak diragukan lagi kebolehannya, seperti berjalan untuk menghadiri shalat berjamaah di masjid bersama kaum Muslimin, berusaha mencari rezeki, mengunjungi kerabat dan keluarga, atau dalam berdakwah kepada Allah, dan semisalnya.

وإن كانت الوسيلة ممنوعة، فإن كان منع تحريم، فإنه يحرم اتخاذها أو التوصل بها إلى أي غاية، حتى وإن كانت الغاية مطلوبة شرعاً، وذلك كمن يسرق ليتصدق، أو يودع ماله بفائدة بنية التبرع بهذه الفائدة في المشاريع الخيرية، أو ينشئ مشروعاً سياحياً في بلاد المسلمين، تمارس فيه الرذيلة، ويباع فيه الخمر، ويجلب إليه العاهرات.. بغرض التجارة.. ونحو ذلك، فهذا ونحوه لا يلتفت فيه إلى الغاية، لأن الطريق الموصل إليها ممنوع في ذاته.

Jika sarana tersebut dilarang, dan larangannya berupa larangan haram, maka haram pula menggunakannya atau menjadikannya perantara untuk mencapai tujuan apa pun, meskipun tujuan tersebut diinginkan syariat. Contohnya seperti mencuri untuk bersedekah, menempatkan uang pada deposito berbunga dengan niat menyumbangkan bunga tersebut untuk proyek amal, atau membuat usaha pariwisata di negeri Muslim yang di dalamnya terdapat kemaksiatan, dijual minuman keras, dan didatangkan pelacur dengan tujuan komersial. Semua hal seperti ini tidak dilihat tujuannya, karena jalan yang ditempuh untuk mencapainya adalah terlarang pada dirinya.

وإن كانت ممنوعة منع كراهة، فإنه يكره اتخاذها تبعاً لذلك.

Jika sarana tersebut dilarang dengan larangan makruh, maka hukumnya makruh pula untuk menggunakannya.

وإن كانت الوسيلة مباحة، فهذه مسألة اختلفت فيها أنظار أهل العلم بين مجيز ومانع.

Jika sarana tersebut mubah, maka ini menjadi masalah yang diperselisihkan oleh para ulama, antara yang membolehkan dan yang melarang.

ومستمسك المانعين أنهم جعلوا الوسائل تعبدية، فلا يتجاوز فيها المنصوص أو المقيس عليه.

Alasan pihak yang melarang adalah karena mereka menganggap bahwa sarana itu bersifat ibadah, sehingga tidak boleh melampaui yang dinashkan atau yang diqiyaskan darinya.

والصواب إن شاء الله تعالى أن الوسائل، وهي الطرق إلى المقاصد غير منحصرة، وأنها تأخذ حكم مقاصدها، وأن النظر في الوسائل يكون من جهة: هل هي ممنوعة أولاً. وليس: هل هي مأمور بها أو لا. أي أننا في باب الوسائل ننظر: هل نهى الشارع عن هذه الوسيلة أو لا، ولا نحتاج إلى البحث في: هل أمر بها الشارع أو لا. بل يكفي في الوسائل أن يكون الشارع قد أباحها أو سكت عنها.

Pendapat yang benar — insya Allah — adalah bahwa sarana, yaitu jalan untuk mencapai tujuan, tidak terbatas jumlahnya, dan hukumnya mengikuti hukum tujuannya. Penilaian terhadap sarana dilihat dari sisi: apakah ia dilarang atau tidak. Bukan: apakah ia diperintahkan atau tidak. Artinya, dalam masalah sarana kita melihat: apakah syariat melarang sarana ini atau tidak. Tidak perlu mencari tahu apakah syariat memerintahkannya atau tidak. Cukup jika syariat membolehkannya atau diam terhadapnya.

الثانية: من جهة المقاصد، وذلك أننا لانحكم للوسائل. على التفصيل السابق ـ بحكم منفصل عن الغاية المقصودة من ورائها، لأنه قد تقرر أن الوسائل لها أحكام المقاصد. فإذا كان القصد مطلوباً شرعاً، والغاية مأموراً بها من حيث هي، فإنه يشرع التوصل والتوسل إليها بكل وسيلة غير ممنوعة شرعاً.. فنصرة المسلم المظلوم مطلوبة شرعاً. قال تعالى:

Kedua: dari sisi tujuan. Kita tidak memberikan hukum pada sarana — sesuai rincian sebelumnya — secara terpisah dari tujuan yang dimaksud darinya. Karena telah ditetapkan bahwa hukum sarana mengikuti hukum tujuannya. Jika tujuan itu diperintahkan syariat, dan tujuannya itu pada hakikatnya memang diperintahkan, maka disyariatkan menempuhnya dengan segala sarana yang tidak dilarang oleh syariat. Membela Muslim yang terzalimi adalah hal yang diperintahkan syariat. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ {الأنفال:72}. 

“Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan” (Surah Al-Anfal: 72).

وقال عليه الصلاة والسلام:

Rasulullah ﷺ bersabda:

مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم مثل الجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحمى والسهر. متفق عليه.

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakannya dengan demam dan tidak bisa tidur” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

فكل وسيلة قديمة أو مستحدثة غير ممنوعة شرعاً، يغلب على الظن أنها تحقق المقصود، وهو النصرة ورفع الظلم أو تخفيفه، فإنها جائزة، بل مأمور بها، بحسب مالها من أثر.

Maka setiap sarana, baik yang lama maupun yang baru, selama tidak dilarang syariat dan diyakini secara kuat dapat mencapai tujuan yang dimaksud — yaitu memberikan pertolongan, menghilangkan atau meringankan kezaliman — hukumnya boleh, bahkan diperintahkan, sesuai dengan kadar pengaruhnya.

ومعلوم أن الشعوب لها طرائق مختلفة في التعبير عن آرائها، والشرع لا يمنع من استخدام تلك الطرائق، ولا يحصر معتنقيه على وسائل بعينها، وليس مع من ادعى ذلك حجة نقلية ولا عقلية، بل مقاصد الشرع وقواعده، ووقائع تاريخ المسلمين في الصدر الأول تشهد بخلاف ذلك.

Diketahui bahwa setiap bangsa memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan pendapatnya, dan syariat tidak melarang penggunaan cara-cara tersebut, serta tidak membatasi pemeluknya hanya pada sarana tertentu. Tidak ada dalil naqli maupun aqli bagi orang yang mengklaim demikian. Bahkan, tujuan syariat, kaidah-kaidahnya, serta realita sejarah kaum Muslimin di masa generasi awal membuktikan sebaliknya.

إذا تقرر هذا، فإننا لا نرى مانعاً من تنظيم المظاهرات والاحتجاجات على المذابح التي يتعرض لها إخواننا في فلسطين وغيرها من بلاد المسلمين، مع مراعاة الضوابط الشرعية والاعتبارات التي أشرنا إليها، فإن هذا أضعف الإيمان وأقل الواجب. والله المستعان. وهو حسبنا ونعم الوكيل.

Berdasarkan penjelasan ini, maka kami tidak melihat adanya larangan untuk mengadakan demonstrasi dan protes terhadap pembantaian yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina dan negeri-negeri Muslim lainnya, selama tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan syar’i dan pertimbangan-pertimbangan yang telah kami sebutkan. Hal ini merupakan selemah-lemahnya iman dan kewajiban paling minimal. Allah-lah tempat kita memohon pertolongan, dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.

والله أعلم.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.