من الإعجاز التشريعي للقرآن تحريم الدماء
Keajaiban Hukum dalam Al-Quran: Diharamkannya Darah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Keajaiban Hukum dalam Al-Quran: Diharamkannya Darah ini termasuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
قال تعالى في محكم كتابه:
Allah Ta’ala berfirman :
{قل لا أجد في ما أوحي إلي محرما على طاعم يطعمه إلا أن يكون ميتة أو دما مسفوحا أو لحم خنزير فإنه رجس أو فسقا أهل لغير الله به فمن اضطر غير باغ ولا عاد فإن ربك غفور رحيم} (الأنعام:145)
“Katakanlah: Aku tidak mendapati dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang ingin memakannya, kecuali bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi—karena sesungguhnya semua itu kotor—atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Maka barangsiapa dalam keadaan terpaksa, sedang ia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah al An‘am ayat 145).
ووَصَفَ القرآن نبينا عليه الصلاة والسلام فقال:
Dan Al Quran menyebut Nabi ﷺ :
{ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث} (الأعراف:157).
“Dan beliau menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Surah al A‘raf ayat 157).
لقد أثبت العلم بما لا يدع مجالاً للشك أن الدماء التي أودعها الله لحوم الحيوانات تحمل من الجراثيم والمضار الكثير الكثير، ومن هنا ندرك الحكمة والمقصد الشرعي من التذكية التي أمر بها الشارع قبل تناول لحوم الحيوانات، وذلك أن في هذه التذكية إخراجاً لتلك الدماء الخبيثة الضارة.
Ilmu pengetahuan telah membuktikan tanpa keraguan bahwa darah yang terdapat pada daging hewan membawa banyak kuman dan bahaya. Dari sini kita memahami hikmah syariat penyembelihan sebelum memakan daging, yaitu agar darah kotor yang berbahaya itu keluar.
والسر في تحريم الدم المسفوح ما أثبته العلم اليوم من أن الدم يعتبر مرتعاً صالحاً لتكاثر الجراثيم ونموها، ثم هو فوق ذلك لا يحتوي على أي مادة غذائية، بل إنه عسر الهضم جداً، حتى إنه إذا صُبَّ جزء منه في معدة الإنسان تقيأه مباشرة، أو خرج مع البراز دون هضم على صورة مادة سوداء.
Rahasia di balik pengharaman darah yang mengalir adalah sebagaimana yang dibuktikan ilmu pengetahuan modern, bahwa darah merupakan lahan yang sangat subur bagi kuman untuk berkembang biak dan tumbuh. Selain itu, darah sama sekali tidak mengandung unsur gizi yang bermanfaat. Bahkan lebih jauh, darah sangat sulit dicerna oleh tubuh manusia. Sampai-sampai jika sedikit saja darah dituangkan ke dalam lambung seseorang, ia akan langsung memuntahkannya, atau keluar bersama kotoran dalam keadaan tidak tercerna, berupa materi hitam pekat.
وقد أكدت جميع الأبحاث العلمية في هذا المجال، أن الأضرار الناجمة عن شرب الدم أو طبخه كبيرة للغاية بسبب ما يحويه الدم من الجراثيم، فضلاً عن أن الدم -على عكس ما يُتصور- هو عنصر فقير جداً من الناحية الغذائية، وأن القدر البروتيني الذي يحويه الدم يأتي مختلطًا بعناصر شديدة السُّمِّية، وغاية في الضرر، الأمر الذي يجعل الإقدام على تناوله مجازفة كبرى، وإلقاء للنفس في التهلكة، بل هو فوق ذلك، يحتوي على عناصر سامة يأتي في مقدمتها غاز ثاني أكسيد الكربون، وهو غاز قاتل خانق، وهذا ما يفسر تحريم المختنق من الحيوان أيضاً، وذلك أن “المختنقة” إنما تموت عن طريقة تراكم هذا الغاز في دمائها ما يؤدي إلى نَفَاقها.
Semua penelitian ilmiah dalam bidang ini menegaskan bahwa bahaya yang timbul dari meminum darah atau memasaknya sangatlah besar karena kandungan kuman yang terdapat di dalamnya. Selain itu, darah—bertolak belakang dengan apa yang dibayangkan—sangat miskin dari sisi nilai gizi. Kandungan proteinnya pun bercampur dengan zat-zat yang sangat beracun dan amat berbahaya. Hal ini menjadikan tindakan mengonsumsinya sebuah perjudian besar yang menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan. Lebih dari itu, darah juga mengandung unsur-unsur beracun, yang paling menonjol adalah gas karbon dioksida, gas yang mematikan dan mencekik. Inilah yang juga menjelaskan pengharaman hewan yang mati tercekik, karena hewan yang “tercekik” itu sebenarnya mati akibat penumpukan gas ini dalam darahnya, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.
ولا شك، فإن تكرار شرب الدماء لمن اعتاد عليها، وهي مشبعة بهذا الغاز القاتل، مؤدٍّ إلى أضرار صحية بالغة الخطورة قد تودي بحياة الإنسان.
Tidak diragukan lagi, mengulangi kebiasaan meminum darah—yang jenuh dengan gas mematikan ini—akan menyebabkan bahaya kesehatan yang sangat serius bahkan bisa membinasakan nyawa manusia.
وما أتينا عليه من العواقب الوخيمة المترتبة على تعاطي الدماء كافٍ -فيما نحسب- لتحريمها وتشريع القوانين المانعة لتعاطيها.
Segala akibat buruk yang telah disebutkan terkait konsumsi darah sudah cukup sebagai alasan pengharamannya dan penetapan aturan yang melarangnya.
بقي أن نقول لك: إن الإسلام قد عفى عن قليل الدماء لعدم إمكانية التحرز منه، وعدم تحقق الضرر فيه، ولذلك جاء النص القرآني بتحريم الدم الموصوف بالمسفوح:
Tersisa satu hal yang perlu kami sampaikan kepadamu: Sesungguhnya Islam memberikan keringanan terhadap sedikit darah, karena sulit untuk benar-benar menghindarinya, dan juga karena tidak ada bahaya yang nyata di dalamnya. Oleh sebab itu, teks Al Quran datang dengan pengharaman khusus terhadap darah yang disifati sebagai “yang mengalir”.
{أو دما مسفوحا} (الأنعام:١٤٥)،
“…atau darah yang mengalir…” (Surah al An‘am ayat 145)
وهذا يدل على أن الدم الذي يبقى عالقًا في اللحم غير داخل في التحريم، يقول الطبري في ذلك: “وفي اشتراطه جل ثناؤه في الدم عند إعلامه عباده تحريمه إياه المسفوح منه دون غيره الدليل الواضح على أنه إن لم يكن مسفوحاً فهو حلال غير نجس”.
Ini menunjukkan bahwa darah yang tersisa dan menempel pada daging tidak termasuk dalam larangan. Ath Thabari berkata: “Pada persyaratan Allah—ketika mengabarkan kepada hamba-Nya pengharaman darah—dengan menyifati ‘yang mengalir’ tanpa selainnya, terdapat dalil yang jelas bahwa jika tidak mengalir maka halal dan tidak najis.”
فسبحان الذي علَّم النبي صلى الله عليه وسلم ما لم يعلم، وامتن عليه بذلك بقوله:
Maha Suci Allah yang telah mengajarkan kepada Nabi ﷺ apa yang beliau tidak ketahui, dan Allah berfirman :
{وعلمك ما لم تكن تعلم وكان فضل الله عليك عظيما} (النساء:١١٣).
“Dan Dia mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui, dan karunia Allah atasmu amat besar.” (Surah an Nisa ayat 113).
وسبحان الذي أكرم العالم بهذا الدين القويم، والصراط المستقيم، والمنهج المبين:
Maha Suci Allah yang telah memuliakan dunia dengan agama yang lurus, jalan yang benar, dan manhaj yang jelas :
{قد جاءكم رسولنا يبين لكم كثيرا مما كنتم تخفون من الكتاب ويعفو عن كثير قد جاءكم من الله نور وكتاب مبين } (المائدة:١٥).
“Sungguh telah datang kepada kalian Rasul Kami yang menjelaskan banyak dari apa yang kalian sembunyikan dari Kitab, dan dia memaafkan banyak (kesalahan). Sungguh telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan Kitab yang jelas.” (Surah al Maidah ayat 15).
Allahu Ta’ala A’lam
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply