ألفاظ (الفقر) في القرآن الكريم
Lafaz “Kemiskinan” dalam Al-Quran (Bagian Kedua)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Lafaz “Kemiskinan” dalam Al-Quran ini termasuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
الفقر
Al-Faqr
قال أهل اللغة حول هذه المادة: الفاء والقاف والراء أصل صحيح، يدل على انفراج في شيء، من عضو أو غيره؛ من ذلك: الفَقَار للظهر، الواحدة فَقَارة، سميت للحُزُوز والفصول التي بينها؛ قالوا: ومنه اشتق الفقير, وكأنه مكسور فَقَار الظهر، من ذلته وفاقته؛ ومن المادة قولهم: فَقَرتهم الفاقِرة: وهي الداهية، كأنها كاسرة لِفَقَار الظهر،
Ahli bahasa menjelaskan bahwa huruf fa’, qaf, dan ra’ adalah akar yang menunjukkan adanya celah atau perpisahan dalam sesuatu, baik anggota tubuh maupun lainnya. Dari akar ini muncul kata al-faqâr untuk ruas tulang belakang, disebut demikian karena adanya celah-celah di antaranya. Dari sini pula diturunkan kata al-faqîr, seakan-akan ia adalah orang yang patah ruas tulang belakangnya karena kehinaan dan kemiskinannya. Dari akar ini juga ungkapan: “Faqartahum al-fâqirah,” yaitu bencana besar yang seakan-akan mematahkan tulang belakang.
قال تعالى:
Allah Ta’ala berfirman :
{تظن أن يفعل بها فاقرة} (القيامة:٢٥)
“Ia mengira akan ditimpa oleh bencana yang mematahkan.” (Surah al Qiyamah ayat 25)
وسد الله مَفَاقِره: أي أغناه، وسدَّ وجوه فقره وحاجته.
Adapun ungkapan “Sadda Allah mafâqirahu” berarti Allah memberinya kecukupan, menutup segala sisi kefakiran dan kebutuhannya.
الإملاق
Al-Imlâq
الإملاق في اللغة: الافتقار، يقال: أملق الرجل فهو مُمْلِق؛ وأصل الإملاق الإنفاق، يقال: أملق ما معه إملاقًا، ومَلَقَه ملقًا: إذا أخرجه من يده، ولم يحبسه، والفقر تابع لذلك، فاستعملوا لفظ السبب في موضع المسَبَّب، حتى صار به أشهر؛ وفي حديث عائشة رضي الله عنها، في وصف أبيها رضي الله عنه: (ويريش مملقها) رواه الطبراني، أي: يغني فقيرها؛ والإملاق: كثرة إنفاق المال وتبذيره، حتى يورث حاجة؛ وفي الحديث أن امرأة سألت ابن عباس رضي الله عنهما، قالت: أأنفق من مالي ما شئتُ؟ فقال: نعم، أملقي من مالك ما شئتِ؛
Al-imlâq dalam bahasa berarti kefakiran. Dikatakan, “Amlaqa ar-rajulu fahuwa mumliqun”, artinya seseorang jatuh miskin. Asal kata al-imlâq adalah pengeluaran atau pembelanjaan harta. Dikatakan, “Amlaqa mâ ma‘ahu imlāqan” atau “malaqahu malaqan”, yaitu apabila ia mengeluarkan apa yang ada di tangannya dan tidak menahannya. Karena kemiskinan mengikuti hal itu, maka lafaz sebab dipakai untuk menyebut akibat hingga menjadi makna yang lebih terkenal. Dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menggambarkan ayahnya, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu disebutkan: “wa yurîsyu mumliqahâ” —yakni beliau mencukupi orang fakirnya (Hadits riwayat ath-Thabrani). Al-imlâq juga berarti terlalu banyak membelanjakan harta dan menghamburkannya hingga menimbulkan kebutuhan. Dalam hadits lain, seorang wanita bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu: “Apakah aku boleh menafkahkan hartaku sesuka hatiku?” Beliau menjawab: “Ya, belanjakanlah (amliqî) dari hartamu sesuka hatimu.”
وقوله تعالى:
Allah Ta’ala berfirman :
{خشية إملاق} (الإسراء:٣١)
“Karena takut miskin.” (Surah al Isra’ ayat 31)
أي: خشية الفقر والحاجة.
Yaitu karena takut miskin dan membutuhkan
ومن معاني الإملاق: الإسراف، يقال أملق الرجل، أي: أسرف في نفسه؛ ومن معانيه الإفساد: يقال: أملق ما عنده الدهرُ، أي: أفسده؛ وقال قتادة: الإملاق: الفاقة؛ وهذا المعنى الأخير هو الذي عليه أئمة اللغة والتفسير،
Di antara makna al-imlâq adalah berlebih-lebihan; dikatakan “amlaqa ar-rajul” artinya ia berlebih-lebihan terhadap dirinya. Makna lainnya adalah kerusakan; dikatakan “amlaqa mâ ‘indahu ad-dahr” artinya masa telah merusaknya. Qatadah berkata: al-imlâq bermakna kefakiran, dan makna inilah yang dipegang oleh para ulama bahasa serta ahli tafsir.
في معنى قوله تعالى:
Sebagaimana dalam Firman Allah Ta’ala:
{من إملاق} (الأنعام:١٥١)
“…karena kemiskinan.” (Surah al An‘am ayat 151)
{خشية إملاق} (الإسراء:٣١)
“Karena takut miskin.” (Surah al Isra’ ayat 31)
على أنه من المفيد -علاوة على ما تقدم- أن نشير إلى أن من المصطلحات القرآنية الوثيقة الصلة بهذه المصطلحات، المصطلحات التالية: المسغبة، المخمصة، المسكنة.
Selain apa yang telah disebutkan di atas, ada baiknya juga kita menunjukkan bahwa terdapat istilah-istilah Qur’ani lain yang memiliki keterkaitan erat dengan istilah-istilah ini, yaitu: al-masghabah, al-makhmashah, dan al-maskânah.
وعلى ضوء ما سبق، يظهر لنا دلالة هذه المصطلحات الأربعة، وأنها تدل بشكل أساس على معنى الحاجة والفقر والفاقة، وإن كان بينها ثمة فروق لغوية. والله ولي التوفيق والتسديد، وهو حسبنا ونعم الوكيل .
Berdasarkan uraian di atas, tampaklah bagi kita makna dari keempat istilah ini, yaitu pada dasarnya menunjukkan makna kebutuhan, kemiskinan, dan kefakiran, meskipun terdapat perbedaan bahasa di antara mereka. Allah-lah Pemilik taufik dan bimbingan, Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 2 (Dua) Seri
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply