ثمرات العـفـو عن الظالم لا تقارن بالانتصاف منه
Buah Memaafkan Orang Zhalim Tidak Bisa Dibandingkan dengan Membalasnya
Alih Bahasa oleh : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Buah Memaafkan Orang Zhalim Tidak Bisa Dibandingkan dengan Membalasnya ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
ماهو حكم الشريعة في خصام المسلم الذي يتسبب في ضرر لمسلم آخر ..هل يجوز الامتناع عن مصالحته ؟
Apa hukum syariat terkait perselisihan seorang muslim yang menyebabkan mudharat bagi muslim lainnya? Apakah boleh menolak untuk berdamai dengannya?
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya, amma ba’du:
فإن الله سبحانه وتعالى حرم أذية المسلم وإلحاق الضرر به في نفسه وعرضه وماله؛ بل حرم الظلم عموماً تحريماً غليظاً،
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan menyakiti seorang muslim dan menimpakan mudharat padanya baik pada dirinya, kehormatannya, maupun hartanya. Bahkan Allah mengharamkan kezhaliman secara umum dengan pengharaman yang keras.
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ {الشورى:٤٢}
“Sesungguhnya yang menjadi alasan (siksaan) hanyalah terhadap orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (Surah Asy-Syura ayat 42)
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُبِيناً {الأحزاب:٥٨}
“Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Surah Al-Ahzab ayat 58)
ويقول سبحانه وتعالى في الحديث القدسي: يا عبادي إني حرمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرماً فلا تظالموا…. أخرجه مسلم وغيره.
Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku, dan Aku jadikan kezhaliman itu haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (Hadits Riwayat Imam Muslim dan lainnya)
اتقوا الظلم فإن الظلم ظلمات يوم القيامة
“Takutlah kalian terhadap kezhaliman, karena kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (Hadits Riwayat Imam Muslim)
وإذا كان الله تعالى حرم الظلم ابتداء.. فإن حكمته ورحمته سبحانه وتعالى اقتضت أن يحث المظلوم على الصبر والصفح عمن ظلمه ودفع السيئة بالحسنة، مع أنه مكنه -بمقتضى عدله بين خلقه- من أن ينتصر لنفسه ويدفع الظلم عنه.
Dan jika Allah telah mengharamkan kezhaliman sejak awal, maka hikmah dan rahmat-Nya menghendaki agar orang yang dizhalimi didorong untuk bersabar, memaafkan orang yang menzhaliminya, dan membalas keburukan dengan kebaikan, meskipun Allah memberi hak kepadanya — berdasarkan keadilan-Nya di antara makhluk-Nya — untuk membela dirinya dan menolak kezhaliman darinya.
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ * وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُوْلَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ * إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ {الشورى:٤٠-٤٣}
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barangsiapa memaafkan dan memperbaiki maka pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Dan sesungguhnya orang yang membela dirinya setelah terzhalimi, tidak ada dosa atas mereka. Sesungguhnya dosa itu hanya bagi orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itulah yang mendapat azab yang pedih. Akan tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang mulia.” (Surah Asy-Syura ayat 40–43)
فأثبت الله للمظلوم حقه في الانتصار لنفسه ودفع الظلم عنه عدلاً منه سبحانه وتعالى، وحثه في أول الآيات وآخرها على العفو والصفح والمصالحة رحمة منه وحكمة، لما في ذلك من لمِّ الشمل وسد باب الفرقة والتنازع الذي قد يؤدي إلى ماهو أشنع وأفظع، ولما فيه من قطع دابر الشيطان وما يريده من إيقاع العداوات والبغضاء بين الناس.
Maka Allah menetapkan bagi orang yang dizhalimi haknya untuk membela diri dan menolak kezhaliman darinya sebagai bentuk keadilan dari-Nya, sekaligus mendorongnya di awal dan akhir ayat untuk memaafkan, berlapang dada, dan berdamai sebagai bentuk rahmat dan hikmah, karena dalam hal itu terdapat penyatuan kembali, menutup pintu perpecahan dan pertengkaran yang bisa berujung pada hal-hal yang lebih buruk, serta memutus jalan setan yang ingin menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia.
وقد وعد الله تعالى المظلوم بنتائج طيبة جراء عفوه وصفحه ومنها ما تقدم، ومنها أنه بعفوه وصفحه قد يصير الظالم ولياً رحيماً مسالماً، وأن الله سبحانه وتعالى يرفع قدر المظلوم ويعزه، على خلاف ما تتصوره العامة من الناس حيث يظنون العفو مذلة، والصفح مسكنة.
Allah juga menjanjikan hasil yang baik bagi orang yang dizhalimi karena sikap maaf dan berlapang dadanya, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Di antaranya adalah bahwa dengan memaafkan dan berlapang dada, bisa jadi orang yang zhalim berubah menjadi teman yang penuh kasih sayang dan damai. Allah pun mengangkat derajat orang yang dizhalimi dan memuliakannya, berbeda dengan anggapan sebagian orang awam yang mengira bahwa memaafkan adalah kehinaan dan berlapang dada adalah kelemahan.
وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَادَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ {فصلت:٣٤-٣٥}
“Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Balaslah dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang ada permusuhan antara kamu dan dia seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Surah Fushshilat ayat 34–35)
وفي المسند والسنن أن النبي صلى الله عليه وسلم يقول:
Dalam Musnad dan Sunan disebutkan bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ثلاث أقسم عليهن، وأحدثكم حديثاً فاحفظوه، فأما الثلاث التي أقسم عليهن فإنه: ما نقص مالَ عبد صدقةٌ، ولا ظلم عبد بمظلمة فيصبر عليها إلا زاده الله بها عزا، ولا يفتح عبد باب مسألة إلا فتح الله له باب فقر…. وقد أخرج مسلم في صحيحه مثله.
“Ada tiga hal yang aku bersumpah atasnya, dan aku akan sampaikan sebuah hadits, maka peliharalah. Tiga hal yang aku bersumpah atasnya: Tidaklah harta seorang hamba berkurang karena sedekah, tidaklah seorang hamba dizhalimi kemudian ia bersabar atasnya melainkan Allah menambah kemuliaan baginya, dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kefakiran baginya.” Dan Imam Muslim meriwayatkan hadits yang semisalnya dalam Shahih-nya.
هذا ولتعلم -أيها الأخ السائل- بما بيناه لك أن الخصام والسباب والمقاطعة والامتناع عن المصالحة ليس هو السبيل السوي للانتصاف من الظالم وردعه، ورد الحق للمظلوم، وإنما السبيل السوي في التعامل مع الظلم إما بالعفو عنه والصفح إذا لم تترتب على ذلك مفسدة أعظم، وإما برفع ظلمه ودفع شره من غير تعد ولا عدوان، سواء كان ذلك من المظلوم نفسه في الحالات التي له فيها أن يأخذ حقه لنفسه، أو من غيره من سلطان أو جماعة المسلمين، وهم مطالبون شرعاً برفع الظلم عن المظلوم ونصره.
Maka ketahuilah — wahai saudara penanya — sebagaimana yang telah kami jelaskan, bahwa perselisihan, saling mencaci, memutus hubungan, dan menolak untuk berdamai bukanlah jalan yang benar untuk mendapatkan keadilan dari orang yang zhalim dan mencegahnya, serta bukan pula cara mengembalikan hak bagi yang dizhalimi. Jalan yang benar dalam menghadapi kezhaliman adalah dengan memaafkan dan berlapang dada jika tidak menimbulkan mudharat yang lebih besar, atau dengan menolak kezhaliman dan mencegah keburukannya tanpa melampaui batas dan tanpa berbuat zhalim, baik dilakukan oleh orang yang dizhalimi itu sendiri dalam keadaan di mana ia berhak mengambil kembali haknya, atau dilakukan oleh penguasa atau jamaah kaum muslimin, karena mereka wajib secara syar’i menolong orang yang dizhalimi dan membela haknya.
والله أعلم.
Wallahu a’lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply