Batasan Boleh Tidaknya Berdoa atas Orang Zhalim



ضوابط جواز الدعاء على الظالم

Batasan Boleh Tidaknya Berdoa atas Orang Zhalim

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Batasan Boleh Tidaknya Berdoa atas Orang Zhalim ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

لي صديق سبب لي الكثير من المشاكل, يفعل الكثير من الأشياء السخيفة لأهله على سبيل المزاح، يهرب من البيت ويخبرهم بأنني من حرضه على ذلك, ويتصل بوالده في عمله ليخبره أن جدته في حالة مرضية خطيرة ثم يخبره بأنه يمزح، وعندما يسألونه من أين أتيت بهذه الأفعال؟ يتهمني ظلما وزورا بأنني من حرضه, فقررت قطع صلتي به وأخبرت والدته بأنني عازم على هذا الأمر, فلم أعد أرد على هاتفه,

Saya mempunyai seorang teman yang telah menyebabkan banyak masalah bagi saya. Dia melakukan banyak hal konyol kepada keluarganya sebagai gurauan: dia kabur dari rumah lalu memberi tahu mereka bahwa saya yang telah menghasutnya; dia menelpon ayahnya di tempat kerja memberitahu bahwa neneknya sedang dalam kondisi sakit parah lalu kemudian berkata itu hanya bercanda. Ketika mereka menanyakan dari mana asal perbuatan itu, dia menuduh saya secara zhalim dan palsu bahwa saya yang menghasutnya. Maka saya memutuskan hubungan dengannya dan memberitahu ibunya bahwa saya sungguh-sungguh akan melakukan itu; saya tidak lagi menjawab teleponnya.

فما كان منه إلا أن أفشى أسرار ائتمنته عليها لوالدتي التي كانت علاقتي بها سيئة، فازدادت سوءا, كنت في حالة غضب شديدة فطلبت من بعض الأصدقاء أن يخبروه أنني سأضربه, وبعدها قلت لهم إنني لن أقدم على هذا الفعل وأنني سأقاطعه إلى أن تقوم الساعة دفعا للمضرة 

Namun dia membocorkan rahasia yang saya percayakan kepadanya kepada ibu saya —sedangkan hubungan saya dengan ibu sudah buruk— sehingga keadaan menjadi lebih buruk. Saya sangat marah sehingga meminta beberapa teman untuk memberitahunya bahwa saya akan memukulnya; setelah itu saya berkata kepada mereka bahwa saya tidak akan melakukan perbuatan itu dan bahwa saya akan memutuskannya sampai hari kiamat demi menolak bahaya.

فتوسط بعض الأصدقاء للصلح فقلت لهم إنني أتقبل اعتذاره ولكن لا يسألني أكثر من السلام، لأن صداقتنا لن تعود, فأرسل لي رسالة يخبرني بأنه لم يطلب صلحا، وسبني, واتهمني بأنني لا أصادقه إلا من أجل منصب والده ليتوسط لي لأحصل على وظيفة، ويشهد الله أن صداقتنا لم تقم لهذا السبب وأنه هو من قدمني لأهل بيته ولم أقم بالسعي إليهم مطلقا،

Beberapa teman menengahi perdamaian; saya berkata bahwa saya menerima permintaannya untuk meminta maaf tetapi jangan lebih dari sekadar salam, karena persahabatan kami tidak akan kembali. Dia kemudian mengirim pesan mengatakan bahwa dia tidak pernah meminta damai, memaki saya, menuduh bahwa saya berteman dengannya hanya karena jabatan ayahnya agar ayahnya menengahi supaya saya mendapat pekerjaan —padahal demi Allah persahabatan kami bukan karena itu— dan bahwa dialah yang memperkenalkan saya kepada keluarganya, bukan saya yang berusaha mendatangi mereka.

فهل يجوز لي الدعاء عليه بأن ينتقم لي منه في دراسته وأهله وصحته وماله, نظرا لشعوري بظلم عظيم؟ وهل لي أن أدعو عليه بزوال منصب والده؟ وما جزائي عند ربي إن عفوت عنه؟.

Apakah boleh saya mendoakan agar ia mendapat pembalasan terhadapnya dalam studinya, keluarganya, kesehatannya, dan hartanya, mengingat perasaan saya bahwa saya sangat dizhalimi? Dan apakah boleh saya mendoakan agar jabatan ayahnya hilang? Dan apakah balasan saya di sisi Rabb jika saya memaafkannya?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan sahabat-sahabat beliau; amma ba’du:

فلا شك أن العفو عن الظالم من أفضل المقامات، وانظر بخصوص فضل العفو الفتويين هنا :

Tidak diragukan bahwa memaafkan orang yang zhalim termasuk kedudukan yang paling mulia. Lihat mengenai keutamaan memaafkan pada fatwa lain disini :

 

فإن اخترت أن تدعو على من ظلمك فلك ذلك، على ألا تتعدي، فلا تزد في الدعاء عليه على قدر مظلمته لك، قال القرافي في الفروق: وحيث قلنا بجواز الدعاء على الظالم، فلا تدعو عليه بمؤلمة من أنكاد الدنيا لم تقتضها جنايته عليك، بأن يجني عليك جناية فتدعو عليه بأعظم منها فتكون جانياً عليه بالمقدار الزائد، والله تعالى يقول:

Jika engkau memilih untuk mendoakan orang yang menzhalimimu, maka hal itu diperbolehkan bagimu, dengan syarat tidak melampaui batas; janganlah engkau mendoakan sesuatu yang lebih menyakitkan daripada kadar kezhaliman yang dikenakan kepadamu. Al-Qarafi berkata dalam al-Furuq: ketika kita mengatakan bolehnya mendoakan orang zhalim, janganlah engkau mendoakan sesuatu yang menimbulkan derita duniawi yang tidak selaras dengan dosanya terhadapmu; janganlah engkau mendoakan sesuatu yang lebih besar sehingga engkau menjadi pelaku kezhaliman karena kelebihan tersebut. Allah Ta’ala berfirman:

فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى (البقرة: ١٩٤)

“Maka barang siapa menyerangmu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya kepadamu.” (Surah Al Baqarah ayat 194)

ولا تدعو عليه بملابسة معصية من معاصي الله تعالى، ولا بالكفر صريحاً أو ضمناً. انتهى.

Dan janganlah kamu mendoakan dengan sesuatu yang berupa maksiat kepada Allah atau berupa kekufuran secara terang-terangan maupun terselubung. (Selesai kutipan).

وقال الإمام أحمد: الدعاء قصاص.

Imam Ahmad berkata: “Doa itu adalah qisas (pembalasan setimpal).”

وعلى ذلك، فلا نرى جواز الدعاء عليه بما ذكرت في سؤالك من الانتقام منه في صحته ودراسته، لأنه لم يسئ إليك فيما يتعلق بصحتك ولا بدراستك، فهو داخل ـ والله أعلم ـ في التعدي، وكذلك لا يجوز لك الدعاء على أهله ولا الدعاء على والده بزوال منصبه، حيث لم يسئ إليك أهله ولا والده، ولا تزر وازرة وزر أخرى، وإنما يجوز لك أن تدعو عليه فقط بما يناسب مظلمته لك إن كنت لابد فاعلا، كأن تدعو عليه بمن يفعل به مثل ما فعل بك، ففي الفروع لابن مفلح الحنبلي: لو افترى عليه الكذب لم يكن له أن يفتري عليه الكذب، لكن له أن يدعو الله عليه بمن يفتري عليه الكذب نظير ما افتراه وإن كان هذا الافتراء محرما, لأن الله إذا عاقبه بمن يفعل به ذلك لم يقبح منه ولا ظلم فيه, لأنه اعتدى بمثله, وأما من العبد فقبيح ليس له فعله. اهـ.

Berdasarkan itu, kami tidak melihat bolehnya mendoakan hal-hal yang engkau sebutkan dalam pertanyaanmu, seperti mendoakan pembalasan mengenai kesehatannya atau pendidikannya, karena ia tidak menzhalimi kamu dalam hal kesehatan atau pendidikan; hal itu termasuk melampaui batas. Demikian pula tidak boleh mendoakan keluarganya atau mendoakan agar ayahnya kehilangan jabatannya, karena keluarganya atau ayahnya tidak berbuat zhalim kepadamu; tidaklah seseorang memikul dosa orang lain. Yang diperbolehkan hanyalah mendoakan sesuatu yang sesuai dengan kadar kezhalimannya terhadapmu jika kamu benar-benar hendak berdoa —misalnya mendoakan agar menimpa padanya perbuatan yang serupa dengan apa yang ia lakukan kepadamu. Dalam al-Furu‘ karya Ibn Muflih al-Hanbali disebutkan: jika seseorang memfitnah dengan kebohongan maka tidaklah baginya untuk memfitnahnya; tetapi dia boleh mendoakan kepada Allah agar Dia menimpakan kepadanya orang yang memfitnahnya sebagaimana ia memfitnah —meskipun fitnah itu haram— karena apabila Allah menghukumnya dengan sesuatu yang serupa maka itu tidaklah tercela atau zhalim dari sisi Allah, sebab itu pembalasan setimpal; sedangkan bagi hamba jika ia sendiri berbuat demikian maka itu tercela. (Hingga di sini kutipan.)

وإن عفوت عنه فهو أفضل ـ كما سبق ـ كما نوصيك بتحسين علاقتك بأمك، وانظر الفتويين هنا :

Jika engkau memaafkannya maka itu lebih utama —sebagaimana telah disebutkan— dan kami juga menasihatkan agar engkau memperbaiki hubunganmu dengan ibumu. Lihat fatwa lain disini :

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.