للمظلوم مع ظالمه ثلاث خيارات
Bagi Orang yang Dizhalimi, Ada Tiga Pilihan dalam Menghadapi Pelaku Zhalim
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Bagi Orang yang Dizhalimi, Ada Tiga Pilihan dalam Menghadapi Pelaku Zhalim ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
يقول ربنا عز وجل في القرآن
Allah Ta’ala berfirman dalam Al Quran :
(وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما )
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu ialah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Surah Al Furqan ayat 63).
كيف نوفق بين هذا القول وبين حفظ كرامتنا وصون أنفسنا عن الإهانة ؛ فإني تعرض لي أناس لم يجدي معهم إحساني ولاعفوى وهم مصرون على أحقادهم وعلى تفسير الأمور والمواقف حسب ما تمليه عليهم أنفسهم الشريرة مهما توضح لهم وتحسن إليهم لايجدى معهم نفعا.
Bagaimana cara menyesuaikan ayat ini dengan menjaga kehormatan diri dan melindungi diri dari penghinaan? Karena saya sering menghadapi orang-orang yang tidak bermanfaat bagi mereka kebaikan ataupun maaf saya. Mereka tetap keras dengan kebencian mereka dan menafsirkan segala sesuatu sesuai hawa nafsu buruk mereka, meskipun sudah dijelaskan dan diperlakukan baik, tetap saja tidak ada manfaatnya.
أما الحل الذى أفكر فيه هو معاقبة أولئك الدين جبلت أنفسهم على الشر وعلى أذى الناس وإيقافهم عند حدهم حتى لا يظنوا أن صمت المؤمن ضعف ومذلة إنما هو صمت في الله؛ أظن أن معاقبتهم ومواجهتهم بأخطائهم حل رادع لهم لأنهم لا يفقهون معنى إحسانك إليهم ويتوبوا إنما يزيدهم هذا تماديا ظنا منهم أنك شخص ضعيف؛ ولأني أومن بأن المؤمن يجب أن يكون فعالا وإيجابيا دوما فإني أرى من الإيجابية أن يؤخذ على يد الظالم حتى لا يتمادى وإني أرى من الأولى هجر أولئك الحاقدين وردعهم فما رأيكم.
Solusi yang terpikir oleh saya adalah menghukum orang-orang yang memang tabiatnya jahat dan suka menyakiti orang lain, menghentikan mereka agar tidak mengira bahwa diamnya seorang mukmin adalah kelemahan dan kehinaan. Padahal diam itu adalah karena Allah. Saya kira menghadapi dan menegur mereka atas kesalahan mereka bisa menjadi pelajaran agar tidak melampaui batas, karena mereka tidak memahami arti kebaikan kita, bahkan justru semakin meremehkan, menyangka kita lemah. Karena saya meyakini seorang mukmin harus selalu aktif dan positif, maka menurut saya bagian dari sikap positif adalah menahan tangan orang zhalim agar tidak terus berbuat. Saya juga berpendapat lebih baik menjauhi mereka yang penuh kebencian dan mencegah mereka. Bagaimana pendapat Anda?
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:
فإن من وقع عليه الأذى والإهانة من الناس يشرع له ثلاثة أمور:
Barang siapa mendapat gangguan atau penghinaan dari manusia, maka syariat memberikan tiga pilihan.
الأول: أن يعفو ويصفح، لينال أجر المتقين الصابرين ومعية الله وعونه، كما قال تعالى:
Pertama: memaafkan dan berlapang dada agar mendapatkan pahala orang-orang bertakwa yang sabar serta pertolongan Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (آل عمران: ١٣٣-١٣٤)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Surah Ali Imran ayat 133–134)
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ (الشورى: ٤٠)
“Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya ada pada Allah.” (Surah Asy Syura ayat 40)
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ (النور: ٢٢)
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu?” (Surah An Nur ayat 22)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (الشورى: ٤٣)
“Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Surah Asy Syura ayat 43)
وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّابِرِينَ (النحل: ١٢٦)
“Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (Surah An Nahl ayat 126)
وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا (المزمل: ١٠)
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (Surah Al Muzzammil ayat 10)
وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (التغابن: ١٤)
“Jika kamu memaafkan, melupakan, dan mengampuni, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah At Taghabun ayat 14)
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا ۚ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (فصلت: ٣٤-٣٥)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Dan tidaklah dapat mencapai (sifat itu) melainkan orang-orang yang sabar; dan tidaklah dapat mencapainya melainkan orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Surah Fushshilat ayat 34–35)
وفي صحيح مسلم أن رجلا جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: إن لي قرابة أصلهم ويقطعوني، وأحسن إليهم ويسيؤون إلي، وأحلم عنهم ويجهلون علي، فقال:
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata: “Sesungguhnya aku mempunyai kerabat yang aku sambung silaturahmi kepada mereka, tetapi mereka memutuskan hubungan denganku; aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk kepadaku; aku bersabar terhadap mereka, tetapi mereka berlaku jahil terhadapku.” Nabi ﷺ bersabda :
لئن كنت كما قلت فكأنما تسفهم المل، ولا يزال معك من الله ظهير عليهم ما دمت على ذلك.
“Jika engkau benar seperti yang engkau katakan, maka seakan-akan engkau menjejalkan debu panas ke mulut mereka. Dan senantiasa engkau bersama pertolongan Allah terhadap mereka selama engkau dalam keadaan demikian.” (Hadits Riwayat Imam Muslim)
وفي صحيح مسلم أيضا عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
Dalam Shahih Muslim juga disebutkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda :
ما نقصت صدقة من مال، وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا، وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله.
“Sedekah tidak mengurangi harta, Allah tidak menambah seorang hamba dengan sifat pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”
وفي سنن الترمذي، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
Dalam Sunan at-Tirmidzi disebutkan, Nabi ﷺ bersabda :
المسلم إذا كان مخالطا للناس ويصبر على أذاهم، خير من المسلم الذي لا يخالط الناس، ولا يصبر على أذاهم. وصححه الألباني.
“Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka.” Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani.
وفي سنن ابن ماجه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan, Nabi ﷺ bersabda:
من كظم غيظه وهو يقدر على أن ينتصر دعاه الله تبارك وتعالى على رؤوس الخلائق حتى يخيره في حور العين أيتهن شاء. وحسنه الألباني.
“Barang siapa menahan amarahnya padahal ia mampu melampiaskannya, Allah Tabaraka wa Ta’ala akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk sehingga Dia memberinya pilihan di antara bidadari mana saja yang ia kehendaki.” Hadits ini dinilai hasan oleh Al-Albani.
ومن هذا الباب الإعراض المستفاد من قوله تعالى:
Termasuk dalam bab ini adalah berpaling, sebagaimana yang dipahami dari Firman Allah :
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (الفرقان: ٦٣)
“Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Surah Al Furqan ayat 63)
. وقوله تعالى:
dan Firman Allah :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (الأعراف: ١٩٩).
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” (Surah Al A’raf ayat 199)
والخيار الثاني: الإمساك عن العفو والصفح ليلقى المذنب ربه بما اقترف من الإثم. لكن كما قال بعض السلف ـ ما يفيدك أن يعذب الله أحدا لأجلك؟ مع ما يفوتك من أجر العفو، لو عفوت.
Pilihan kedua: menahan diri dari memberi maaf dan ampunan, sehingga si pelaku dosa akan berjumpa dengan Rabbnya dengan dosa yang ia perbuat. Akan tetapi sebagaimana ucapan sebagian salaf: “Apa gunanya bagimu jika Allah mengazab seseorang karena dirimu? Padahal engkau akan kehilangan pahala besar dari sifat pemaaf jika engkau memaafkan.”
أما الخيار الثالث: فهو المقاصة، ومقابلة السيئة بمثلها دون تجاوز، لقوله تعالى:
Adapun pilihan ketiga: adalah qishash, yaitu membalas keburukan dengan kadar yang setimpal tanpa melampaui batas, sebagaimana Firman Allah:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ (الشورى: ٤٠)
“Dan balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya ada pada Allah.” (Surah Asy Syura ayat 40)
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا * إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا (النساء: ١٤٨-١٤٩)
“Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizhalimi. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Jika kamu menampakkan suatu kebaikan atau menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (Surah An Nisa ayat 148–149)
وَلَمَنِ انتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ * إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِى الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (الشورى: ٤١-٤٣)
“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka. Sesungguhnya dosa itu hanyalah atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Akan tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Surah Asy Syura ayat 41–43)
ولا شك أن المقام الأول هو أعلى المقامات، وأفضل الخيارات، لما جاء فيه من الأجر والثواب، ومما يؤكد ذلك أن الآيات التي أفادت إباحة المقابلة بالمثل قرنت بالدعوة والترغيب في العفو، والعفو معناه تحمل الإساءة والصبر على آثارها، رجاء ثواب الله وحسن العاقبة لديه. ثم ليعلم أن الأخذ على يد الظالم وأطره على الحق واجب من واجبات الجماعة المسلمة يقوم به ولي أمرهم أو جماعتهم الآمرة بالمعروف والناهية عن المنكر.
Tidak diragukan bahwa pilihan pertama adalah yang paling tinggi kedudukannya dan paling utama, karena banyaknya pahala dan balasan. Hal ini semakin ditegaskan dengan ayat-ayat yang membolehkan membalas keburukan setimpal, namun senantiasa digandengkan dengan anjuran untuk memaafkan. Dan memaafkan artinya menahan diri dari membalas serta bersabar atas akibat keburukan tersebut dengan harapan pahala dan balasan baik dari Allah. Adapun mencegah orang zhalim dan memaksanya kepada kebenaran adalah kewajiban jamaah kaum muslimin, yang dilaksanakan oleh penguasa mereka atau oleh jamaah amar makruf nahi mungkar.
والله أعلم.
Wallahu a’lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply