فضح السحرة وأعوانهم لتحذير الناس منهم
Membongkar Tukang Sihir dan Para Pendukungnya untuk Memperingatkan Manusia dari Mereka
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Membongkar Tukang Sihir dan Para Pendukungnya untuk Memperingatkan Manusia dari Mereka ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
هل يجوز فضح من يأتي السحرة؟ فمثلا: لو تم تصوير أحد يدفن السحر، أو يحمله، ونشر الفيديو، أو الحديث مع الغير في ذلك، بغرض دفع الضرر، والنهي عن المنكر. فهل هذا جائز؟
Apakah boleh membongkar orang yang mendatangi tukang sihir? Misalnya jika seseorang difoto sedang mengubur sihir atau membawanya, lalu video itu disebarkan, atau membicarakannya kepada orang lain dengan tujuan mencegah bahaya dan melarang kemungkaran. Apakah hal itu diperbolehkan?
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:
فننبه أولا على أن اتهام الناس بعمل السحر وإتيان السحرة لا يجوز دون بينة، فقد قال تعالى:
Pertama-tama kami mengingatkan bahwa menuduh seseorang melakukan sihir atau mendatangi tukang sihir tidak diperbolehkan tanpa bukti yang jelas. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Surah Al Ahzab ayat 58)
فإن ثبت ذلك ببينة، أو بإقرار الشخص على نفسه، فالواجب -أولا- هو نصح ذلك الشخص، ليتوب مما اقترف، وتذكيره بخطورة تعاطي السحر، لينزجر عن ذلك، فإن اتعظ، وانتهى، وزالت المفسدة بالنصح من غير فضيحة؛ فذلك المطلوب، وهو الأولى، وإلا جاز فضحه، والتشهير به، ليحذره الناس، ويتقوا شره.
Jika hal tersebut terbukti dengan bukti nyata atau pengakuan dari orang yang bersangkutan, maka kewajiban pertama adalah menasihatinya agar bertaubat dari perbuatannya dan mengingatkannya akan bahaya besar dari sihir agar ia berhenti. Jika ia mau menerima nasihat dan berhenti, serta kerusakan dapat dihilangkan dengan nasihat tanpa menimbulkan aib, maka itu yang diharapkan dan lebih utama. Namun jika ia tetap tidak berhenti, maka boleh dibongkar dan diumumkan agar manusia berhati-hati terhadapnya dan menghindari keburukannya.
وقد بينا حالات الستر متى يستحب، ومتى يجب، ومتى لا يستحب، تفصيلا في الفتوى الأخرى هنا فلتنظر.
Kami telah menjelaskan secara rinci kondisi-kondisi menutupi aib: kapan disunnahkan, kapan diwajibkan, dan kapan tidak disunnahkan, dalam fatwa lain disini. Silakan merujuk ke sana.
والله أعلم.
Wallahu a’lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply