البقرة ٨
[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 8 (1) : wa min an Nas man yaquulu aamannaa biLlahi wa bil yaumil akhir
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
بسم الله الرحمن الرحيم
Al Baqarah ayat 8 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
وهؤلاء هم الصنف الثالث من النّاس, وهم المنافقون, وصف الله حالهم في ثلاث عشرة آية.
Ini adalah orang-orang dalam kategori ketiga, yakni orang-orang munafik. Allah Ta’ala memaparkan keadaan mereka dalam tiga belas ayat
ذكر سبحانه فِي أَوَّلِ هَذِهِ السُّورَةِ الْمُؤْمِنِينَ الْخُلَّصَ، ثُمَّ ذَكَرَ بَعْدَهُمُ الْكَفَرَةَ الْخُلَّصَ، ثُمَّ ذَكَرَ ثَالِثًا الْمُنَافِقِينَ، وَهُمُ الَّذِينَ لَمْ يَكُونُوا مِنْ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، بَلْ صَارُوا فِرْقَةً ثَالِثَةً لِأَنَّهُمْ وَافَقُوا فِي الظَّاهِرِ الطَّائِفَةَ الْأُولَى وَفِي الْبَاطِنِ الطَّائِفَةَ الثَّانِيَةَ، وَمَعَ ذَلِكَ فَهُمْ أَهْلُ الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ من النار.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan pada awal Surah ini tentang orang-orang yang beriman sepenuhnya. Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan setelahnya tentang orang-orang yang kafir sepenuhnya, kemudian Allah Ta’ala sebutkan yang ketiga yakni golongan orang-orang munafiq. Mereka adalah orang-orang yang tidak masuk ke dua golongan sebelumnya, tetapi masuk ke golongan yang ketiga, karena secara nampak luar mereka masuk ke dalam golongan yang pertama (golongan orang-orang beriman), tetapi secara batin mereka masuk ke dalam golongan yang kedua (golongan orang-orang kafir). Karena itulah mereka menjadi penghuni neraka yang paling dasar. Na’dzubillahi min dzalika 1
وَمِنَ : الواو عاطفة.
wa min(a) (Dan dari) : wawu adalah huruf athaf
النَّاسِ : وكلمة النّاس تعني بني آدم, ولمعرفة كيف اشتقت كلمة النّاس ارجع إلى الآية ٢١ من نفس السورة.
An Naas (Manusia) : kata an Naas yaitu Bani Adam, untuk mengetahui asal kata An Naas in sya Allah akan dibahas pada ayat 21 mendatang
مَن : اسم موصول تستعمل للعقلاء, وتشمل المفرد والمثنى والجمع.
Man (yang dia) : Ism maushul yang digunakan untuk sesuatu yang berakal, baik dalam bentuk tunggal, mutsanna (dua) maupun jamak (tiga atau lebih)
مَن يَقُولُ : يقول: مضارع يدل على التجدد والاستمرار
Man yaquulu (yang dia mengatakan) : yaquulu dalam bentuk mudhari (present tense) menunjukkan pembaharuan dan terus-menerus. (Dia terus mengaku beriman padahal sebenarnya tidak)
آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ : أي: من الذين قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ ۛ (المائدة : ٤١) أو يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِم مَّا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ (الفتح : ١١)
aamanna biLlahi wa bil yaumil akhir (kami beriman kepada Allah dan hari Akhir) – yakni orang yang “mereka mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman” (Al Maaidah ayat 41) atau “mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya” (Al Fath ayat 11)
آمَنَّا أي: صدقنا بالله رباً وباليوم الآخر, ويتظاهر بالإيمان ويبطن الكفر.
aamanna (kami beriman) yakni mengakui / membenarkan Allah Ta’ala sebagai Robb dan membenarkan keberadaan Hari Akhir. Akan tetapi dia pura-pura beriman dan menyembunyikan kekafirannya.
فالإيمان بالله تعالى يعنى اليقين بأن الله رب كل شىء ومليكه وخالقه؛ وأنه الإله الحق الذي يستحق وحده العبادة.
Iman kepada Allah Ta’ala yakni mengakui / membenarkan bahwa Allah adalah Robb segala sesuatu, Penguasa dan Pencipta segala sesuatu. Dan bahwa Dia adalah Ilah satu-satunya Yang Berhak Diibadahi
الإيمان الذي يتضمن توحيد الربوبية والإلوهية وتوحيد الصفات والأسماء.
Iman adalah mengumpulkan Tauhid ar Rububiyah, Uluhiyah dan Tauhid as Shifat wa al Asmaa
والإيمان باليوم الآخر: أي يوم القيامة, وسمي بذلك؛ لأنه لا يوم بعده. وله أسماء أخرى كثيرة: يوم الدين, يوم الحساب… ويعني الآخرة, أو الدار الآخرة والجنة والنار.
Iman kepada Hari Akhir : yaitu Hari Kiamat. Dinamakan sedemikian, dikarenakan dia adalah hari yang datang kemudian. Nama lainnya ada banyak semisal : Yaumuddiin, Yaumul Hisab … Yakni Akhirat, atau Kampung Akhirat, Surga dan Neraka
وإذا قارنا هذه الآيات :
Jika kita bandingkan ayat-ayat berikut ini
١ – آية التوبة رقم (٩٩): وَمِنَ الْأَعْرَابِ مَن يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ – فهذه جاءت في سياق المؤمن
Yang Pertama, Ayat ke-99 Surah at Taubah “Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir” – maka ayat ini datang dalam konteks orang-orang yang beriman (mu’min)
٢ – وآية البقرة رقم (٢٦٤): كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ – جاءت في سياق الكافر.
Yang kedua, ayat ke-264 Surah Al Baqarah “seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir” – ayat ini datang dalam konteks orang-orang kafir
٣ – وآية البقرة رقم (٨): مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ- جاءت في سياق المنافق؛ وبزيادة الباء (وباليوم الآخر) التي تفيد في توكيد نفي تهم النفاق عن نفسه
Yang ketiga, ayat ke-8 Surah Al Baqarah ini “Mereka yang mengatakan kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir” – datang dalam konteks orang-orang munafik. Tambahan huruf ba pada wa bil yaumil akhir memberikan faidah penegasan penyangkalan mereka akan sifat munafik yang ada diri mereka
نرى أن الكافر المعلن كفره أو شركه, كما في الآية (٢٦٤) من سورة البقرة, فرغم كونه كافراً ملحداً, لكنه أصدق من المنافق الذي يدَّعي الإيمان, كما في الآية(٨) من سورة البقرة.
Kita melihat bahwa orang kafir yang secara terang-terangan menyatakan kekufurannya atau syiriknya, seperti yang disebutkan dalam ayat 264 dari Surah Al-Baqarah, meskipun dia kafir dan tidak beriman, namun dia lebih “jujur” daripada orang munafik yang berpura-pura beriman, seperti yang disebutkan dalam ayat 8 dari Surah Al-Baqarah.
Leave a Reply