[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 7 (4) : wa ‘alaa absharihim ghisyawatun wa lahum ‘adzabun ‘azhim



xr:d:DAFiDKqc2UM:17,j:46630644069,t:23050713

البقرة  ٧

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 7 (4) : wa ‘alaa absharihim ghisyawatun wa lahum ‘adzabun ‘azhim

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 7 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ : تمنع وصول الضوء؛ أي: نور الإيمان, والنظر في آيات الله تعالى, وما أنزل, نظرة تبصرء واتعاظ.

wa ‘ala absharihim ghisyawatun (dan atas penglihatan mereka ada tirai) : terhalang dari sampainya cahaya, yakni cahaya Iman. terhalang dari penglihatan pada ayat-ayat Allah Ta’ala, pada apa yang Dia turunkan, terhalang dari pandangan yang berwawasan (melihat dengan pengetahuan)

وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ : ولهم: اللام لام الاستحقاق, والاختصاص العذاب العظيم, هو أشد أنواع العذاب على الإطلاق, مقارنة بكل أنواع العذاب, فهو يشمل الأليم والمبين والشديد, والمقيم.

wa lahum ‘adzaabun ‘azhim (dan bagi mereka azab yang besar). wa lahum : Huruf lam disini adalah lam al Istihqaaq (lam yang menunjukkan kelayakan/berhak), dan al ikhtishash (pengkhususan) – yakni mereka layak mendapatkan adzab yang besar, yaitu jenis adzab yang paling keras yang pernah ada. Dibandingkan semua jenis adzab, adzab yang dimaksud di ayat ini adalah adzab yang menyakitkan, jelas, keras dan terus-menerus.

وتكرار كلمة على ثلاث مرات: عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ –  وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ – وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ – يفيد التوكيد, وكذلك لفصل واستقلال كل أداة عن الأخرى, فالختم قد يحدث لواحدة منها, أو أكثر, وهنا الختم أصاب الكل؛ القلب, والسمع, والأبصار.

Terulangnya kata ‘ala sebanyak tiga kali : ‘ala qulubihim – wa ‘ala sam’ihim – wa ‘ala absharihim – memberikan faidah penegasan. Demikian pula pemisahan dan independensi setiap bentuk dari bentuk lainnya, menunjukkan bahwa penyegelan / pengunci matian bisa terjadi pada salah satu dari ketiga hal itu, terjadi pada keduanya hingga terjadi pada ketiga-tiganya. Ayat ini menunjukkan terkunci mati semuanya.

وَاعْلَمْ أَنَّ الْوَقْفَ التَّامَّ عَلَى قَوْلِهِ تَعَالَى: خَتَمَ اللَّهُ عَلى قُلُوبِهِمْ وَعَلى سَمْعِهِمْ وَقَوْلُهُ: وَعَلى أَبْصارِهِمْ غِشاوَةٌ جُمْلَةٌ تَامَّةٌ فَإِنَّ الطَّبْعَ يَكُونُ عَلَى الْقَلْبِ وَعَلَى السَّمْعِ وَالْغِشَاوَةَ وَهِيَ الْغِطَاءُ تَكُونُ عَلَى الْبَصَرِ

Perlu diketahui bahwa Waqf Taam (sempurna) pada Firman Allah Ta’ala : KhatamaLlahu ‘ala qulubihim wa ‘ala sam’ihim – dan wa ‘ala absharihim ghisyawah – menunjukkan bahwa keduanya adalah jumlah (kalimat) sempurna, yang menunjukkan penguncian mati terjadi pada hati dan telinga, dan penghalang/tirai diberikan pada penglihatan. 1

Bentuk Mufrod (Tunggal) dan Jamak

وَإِنَّمَا وَحَّدَ السَّمْعَ مَعَ جَمْعِ الْقُلُوبِ وَالْأَبْصَارِ، لِأَنَّهُ مَصْدَرٌ يَقَعُ عَلَى الْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ

as Sam’u (Pendengaran) datang dalam bentuk tunggal, sementara al Qulub dan al Abshar ada dalam bentuk jamak, karena bentuk mashdar as Sam’u dapat menunjukkan benda dalam jumlah yang sedikit maupun banyak. 2

Syaikh Wahbah az Zuhaili rahimahullahu Ta’ala menuliskan dalam Tafsir al Munir :

وإنما وحّد {سَمْعِهِمْ} ولم يجمعه ك‍ {قُلُوبِهِمْ} و {أَبْصارِهِمْ} إما لأن السمع مصدر، والمصدر: اسم جنس يقع على القليل والكثير، أو على تقدير مضاف بلفظ‍ الجمع، أي مواضع سمعهم، أو اكتفاء باللفظ‍ المفرد لما أضافه إلى الجمع، وهو يفيد العموم، والمراد به الجمع.

Bentuk sam’ihim ditulis dalam bentuk mufrod (tunggal) tidak dalam bentuk jama’ seperti qulubhim dan absharihim, karena as Sam’u adalah bentuk mashdar. Mashdar adalah Ism Jinsi yang dapat digunakan untuk benda dalam jumlah sedikit maupun banyak, atau bisa pula karena mentaqdirkannya mudhaf dengan lafazh jama’ yakni مواضع سمعهم (tempat-tempat pendengaran mereka [mawadhi’ adalah bentuk jamak]) – atau bisa pula sudah cukup dengan lafazh tunggal untuk apa yang di-idhofahkan ke bentuk jama’. Hal ini memberikan faidah keumuman, bahwa yang dimaksud dengannya adalah bentuk jamak’

ولأنّ أسماعهم تسمع نفس الآيات, والأنباء, وما يخبرهم به رسول الله كَل فالذي يسمعونه؛ هو نفس الكلام؛ والذي يختلف هو أبصارهم, وقلوبهم, فكل فرد يرى, ويبصرء ويفكر, بطريقته الخاصة. ولمعرفة سبب تقديم السمع على البصر, ولمزيد من البيان, راجع سورة هود آية ‎٢٠ وسورة الملك (تبارك) آية ٢٣

Juga karena pendengaran mereka mendengar ayat-ayat dan berita-berita yang sama dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, maka apa yang mereka dengar adalah sama. Yang berbeda adalah apa yang ada di penglihatan mereka dan hati mereka. Setiap individu melihat, memandang, memikirkan dengan cara yang berbeda. Untuk mengetahui sebab didahulukannya penyebutan as Sam’u (pendengaran) atas al Bashar (penglihatan), serta untuk tambahan penjelasannya, in sya Allah pada saat pembahasan Surah Huud ayat 20 dan Surah al Mulk sayat 23. 3

Al Baqarah ayat 7 : Qiroat dan I’rab

قرأ الجمهور (غِشَاوَةٌ) بكسر الغين ورفع التاء

Jumhur membaca dengan Ghisyawatun dengan mengkasrahkan ghain dan merofa’kan Ta

وَقَدْ قُرِئَ «غِشَاوَةً» بِالنَّصْبِ. قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: يَحْتَمِلُ أَنَّهُ نَصَبَهَا بِإِضْمَارِ فِعْلٍ تَقْدِيرُهُ: وَجَعَلَ عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةً،

Ada pula yang membaca ghisyawatan dengan nashab 4 . Ibnu Jarir mengatakan : Yang demikian karena dianggap nashab dengan fi’il yang tidak nampak, taqdirnya :

وَجَعَلَ عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةً

فعل + فاعل جَعَلَ
شبه الجملة في محل نصب مفعول به عَلَى أَبْصَارِهِمْ
مفعول به منصوب غِشَاوَةً

وَ يَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ نَصْبُهَا عَلَى الْإِتْبَاعِ عَلَى مَحَلِّ وَعَلَى سَمْعِهِمْ

Dapat juga nashab disebabkan mengikuti status kalimat wa ‘ala sam’ihim, (jumlah ‘ala sam’ihim ada dalam posisi (fii mahali) nashab maf’ul bih – pent.)

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Catatan Kaki

  1. Lihat Tafsir al Quranul Azhim dari Imam Ibnu Katsir
  2. Tafsir Fathul Qadir
  3. Lihat Tafsir Al Quran ats Tsariy al Jaami’ fii al I’jaz al Bayaniy wa al Lughawiy wa al ‘Ilmiy
  4. Al Mufadhal ad Dhabiy, Ibnu Nabhan ‘an ‘Aashim dan itu merupakan Riwayat Abu Bakr membaca dengan Ghisyawatan – yakni dengan mengkasrahkan ghain dan menashabkan ta, tanda nashabnya adalah fathah


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.