Mendoakan Anak adalah Metode Para Nabi (1)



Mendoakan Anak adalah Metode Para Nabi (Bagian 1 dari 2 Tulisan)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Mendoakan Anak adalah Metode Para Nabi ini adalah bagian dari Kategori Tarbiyatul Aulad

w

روى الذهبي في كتابه العظيم “سير أعلام النبلاء” في ترجمة سليم بن أيوب الرازي (١٣/٢٦٥)، ما حكاه سليم عن نفسه :

Dalam kitabnya yang agung “Siyar A’lam al-Nubala” Imam adz Dzahabi meriwayatkan dalam biografi Sulaim bin Ayyub al Razi (13/265), apa yang diceritakan oleh Sulaim sendiri :

أنه ذهب وهو صغير إلى الملقن (المحفظ) ليحفظه القرآن، فطلب منه أن يقرأ الفاتحة، قال فعجزت لعجمة لساني، فقال لي الملقن: هل لك من أم ؟  قلت: نعم. قال فاسألها أن تدعو لك أن يحفظك الله القرآن ويعلمك العلم.. فرجعت إلى أمي فسألتها ذلك.. فدعت لي.

Pada masa kecilnya, Sulaim pergi menemui guru ngaji (muhaffizh) untuk menghafal Al Qur’an. Guru tersebut meminta dia membaca Al Fatihah, As Sulaim mengatakan : Saya gagal karena kekakuan lidah saya. Kemudian sang guru bertanya kepadanya, “Apakah kamu memiliki ibu ?” Dia menjawab, “Ya.” Lalu sang guru berkata, “Minta ibumu untuk mendoakan agar Allah Ta’ala menjadikan engkau hafal al Quran dan mengajarkanmu ilmu tentangnya.” Kemudian saya kembali kepada ibu saya dan meminta doanya, maka ibuku mendoakanku.

فيسر الله تعالى له أن يدخل بغداد فيتعلم العربية ويحفظ القرآن والحديث، ويتفقه على علماء الشافعية في العراق، حتى برز وصار إماما، ثم رجع إلى بلاده فجلس يعلم الناس..

Maka Allah Ta’ala kemudian memudahkan baginya untuk pergi ke Baghdad, belajar bahasa Arab, menghafal Al Qur’an dan hadits, serta mendapatkan pemahaman ilmu agama dari ulama Syafi’iyah di Irak, hingga dia menjadi seorang Imam. Kemudian dia kembali ke negerinya dan duduk untuk mengajar orang-orang.

— Selesai Kutipan dari Siyar ‘A’lam an Nubala —

الأبناء هم قرة العيون، وبهجة النفوس.. وهم زينة الحياة، ومنة الإله  : المال والبنون زينة الحياة الدنيا (الكهف:٤٦)..

Anak-anak adalah cahaya mata dan kebahagiaan jiwa. Mereka adalah perhiasan kehidupan dan karunia dari Allah : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia) (Surah Al Kahfi ayat 46).

وكلنا يسعى في تربية ولده وصلاحه، ولا تتم لنا سعادة حتى نراهم صالحين مطيعين لربهم نافعين لأنفسهم ودينهم وأوطانهم.

Setiap kita berusaha untuk mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang shalih. Kebahagiaan kita tidak akan lengkap tanpa melihat anak-anaknya menjadi individu yang sholih, taat kepada Allah Ta’ala, bermanfaat bagi diri mereka sendiri, agama, dan bangsa mereka.

وإن من أعظم أسباب صلاح الذرية ـ بعد الأخذ بالأسباب المادية ـ كثرة الدعاء لهم والتضرع إلى الله ليصلحهم.

Salah satu dari faktor terbesar dalam upaya menshalihkan keturunan – setelah melakukan usaha yang mengarah kepada hal tersebut – adalah banyak mendokan mereka dan meminta pertolongan kepada Allah agar Dia menshalihkan dan memperbaiki keadaan mereka.

منهج الأنبياء

Metode Para Nabi

وهذا الدعاء للأبناء هو منهج السادة الأنبياء عليهم صلوات الله وسلامه، وهم أعلم الناس بطرق التربية الصحيحة، وأحرص الناس على أولادهم وما يصلحهم.. وقد كانوا صلوات الله عليهم يدعون الله لأبنائهم بالصلاح قبل ولادتهم وبعدها.

Doa untuk anak-anak adalah metode yang ditempuh oleh Para Nabi, shalawatullah wa salam. Mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui tentang cara-cara mendidik yang benar, dan paling bersemangat dalam urusan anak-anak dan upaya memperbaiki/menshalihkan keadaan anak-anak mereka. Untuk itu Para Nabi meminta kepada Allah kebaikan bagi anak-anak mereka sebelum dan setelah kelahiran anak-anak mereka.

هذا إبراهيم عليه السلام يدعو الله ويقول:

Sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihi salam berdoa kepada Allah Ta’ala dengan doa beliau :

(رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ)(الصافات : ١٠٠).

Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku keturuan yang shalih.” (Surah Ash Shaffaat ayat 100)

وزكريا يدعو بعد أن كبرت سنة وامرأته عاقر:

Juga Nabi Zakaria alaihi salam berdoa setelah beliau tua dan istrinya mandul :

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (آل عمران : ٣٨).

Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Surah Ali Imran ayat 38)

وهو القائل: 

Nabi Zakaria juga berdoa :

فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا . يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (مريم: ٥ – ٦).

“maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (Surah Maryam ayat 5 dan 6).

والوراثة هنا وراثة النبوة والدعوة وليست وراثة المال وحمل الاسم، لأن الأنبياء لا يورثون كما قال صلى الله عليه وسلم: 

Warisan yang dimaksudkan di ayat ini adalah warisan kenabian dan dakwah, bukan warisan harta dan nama, karena Para Nabi tidak mewariskan hal tersebut, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam :

نحنُ معشرَ الأنبياءِ لا نورَثُ ما ترَكناهُ فهو صدقةٌ

“Kami, para nabi, tidak mewariskan apa yang kami tinggalkan; itu adalah sedekah.” 

وهو في البداية والنهاية، وأصله في صحيح مسلم قال: 

Sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab al Bidayah wa Nihayah, yang bersumber dari Shahih Muslim dengan redaksi hadits :

لا نورَثُ ما ترَكناهُ فهو صدقةٌ

“Kami tidak mewariskan apa yang kami tinggalkan; itu adalah sedekah.”

وامرأة عمران رضي الله عنها لما علمت أنها حملت دعت ربها سبحانه وقالت:

Wanita dari keluarga Imran, ketika dia mengetahui bahwa dia hamil, maka dia berdoa kepada Robb-Nya Subhanahu wa Ta’ala, ddengan doa  :

(رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)(آل عمران:  ٣٥)

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Surah Ali Imran ayat 35).

فاستجاب الله دعاءهم، ووهبهم الذرية الطيبة.. فهل توقفوا عن الدعاء لهم؟ لا.

Maka Allah Ta’ala mengabulkan doa mereka, dan memberikan kepada mereka keturunan yang baik. Maka apakah setelah itu mereka berhenti berdoa untuk anak-anak mereka itu ? Tidak.

هذا إبراهيم عليه السلام يدعو لأولاده ويقول :

Nabi Ibrahim alaihis salam tetap berdoa untuk anak-anaknya, dengan doa :

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ (إبراهيم :٣٥) 

” dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Surah Ibrahim: 35),

ودعا لهم أيضا بقوله.

dan beliau juga berdoa untuk mereka dengan doa yang lain :

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (إبراهيم : ٤٠)

Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Robb kami, perkenankanlah doaku. (Surah Ibrahim ayat 40).

ولما وضعهم عند البيت دعا ربه بالدعاء المشهور: 

Dan ketika dia meletakkan mereka di sisinya, dia berdoa kepada Allah dengan doa yang terkenal ini :

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (إبراهيم : ٣٧).

Ya Robb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Surah Ibrahim ayat 37).

فدعا لهم بصلاح الدين، وسعة الرزق، ومحبة الخلق، وأن يكونوا من الشاكرين.

Beliau mendoakan mereka dengan kebaikan agama, kelapangan rezeki, cinta dari orang-orang, dan agar mereka menjadi orang-orang yang bersyukur.

وامرأة عمران لما وضعت وخرج المولود أنثى، لم يمنعها ذلك أن تَهَبَها لخدمة بيت المقدس، وأن تدعوَ ربها ليحفظها ويُنبتَها نباتًا حسنًا، بل دَعَتْ بما هو أكبر من ذلك؛ فقالت:

Wanita dari keluarga Imran, ketika dia melahirkan dan bayi yang dilahirkan adalah seorang perempuan, maka hal tersebut tidak menghentikannya untuk mempersembahkan bayi tersebut untuk melayani rumah Allah, dan beliau berdoa kepada Allah Ta’ala untuk menjaga anak tersebut dan membuatnya tumbuh dengan pertumbuhan yang baik, bahkan beliau berdoa dengan sesuatu yang lebih besar dari itu dengan doanya :

وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (آل عمران : ٣٦).

“Dan sesungguhnya aku (menamakan) dia Maryam dan aku tempatkan dia beserta keturunannya di bawah perlindungan-Mu dari setan yang terkutuk” (Surah Ali Imran ayat 36).

فكانت ثمرة هذه الأدعية ما تعلمون.

Maka kemudian kita bisa melihat hasil dari doa-doa mereka tersebut pada apa yang telah kita ketahui bersama

Bersambung in sya Allah

Allahu Ta’ala ‘A’lam



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.