Makna Firman Allah Ta’ala : “Allah Ta’ala yang Meninggikan Langit Tanpa Tiang …”



Makna Firman Allah Ta’ala : “Allah Ta’ala yang Meninggikan Langit Tanpa Tiang …”

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Bismilahirrahmanirrahiim

Artikel Makna Firman Allah Ta’ala : “Allah Ta’ala yang Meninggikan Langit Tanpa Tiang …” ini bagian dari Kategori Tadabbur al Quran

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:

فإن الآية التي أشار إليها السائل الكريم هي قول الله تبارك وتعالى :

Ayat yang ditanyakan adalah Firman Allah Ta’ala:

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمّىً يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآياتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ [الرعد : ٢].

“Allah-lah yang telah meninggikan langit tanpa tiang-tiang yang kamu lihat; kemudian Dia bertahta di atas Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Dia mengatur segala urusan dan menerangkan ayat-ayat-Nya dengan jelas, agar kamu yakin akan pertemuan dengan Rabb-mu.” (Surah Ar Ra’d ayat 2)

وجاء مثلها في سورة لقمان فقال الله تعالى :

Serupa dengan ayat tersebut, dalam Surah Luqman Allah Ta’ala berfirman :

 خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا [لقمان: ١٠].

“Dia menciptakan langit tanpa tiang-tiang yang kamu lihat.” (Surah Luqman ayat 10)

ومعنى الآية -والله أعلم- أن الله سبحانه وتعالى يخبر عن كمال قدرته وعظيم شأنه، بأنه سبحانه وتعالى رفع السماوات فوق الأرض بدون أعمدة تحملها، كما يراها الناس واضحة للعيان.

Adapun makna ayatnya – dan Allah lebih mengetahui maknanya – adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan tentang kesempurnaan kekuatan-Nya dan keagungan kedudukan-Nya, bahwa Dia Subhanahu wa Ta’ala telah meninggikan langit di atas bumi tanpa tiang-tiang yang menyanggahnya, sebagaimana yang dilihat manusia secara jelas dengan mata telanjang.

ويقول سيد قطب رحمه الله في الظلال :

Menurut Sayyid Quthb rahimahullahu Ta’ala dalam bukunya “Fii Zhilaalil Quran” :

والسماوات أيا كان مدلولها، وأيا كان ما يدركه الناس من لفظها في شتى العصور، معروضة للأنظار هائلة ولا شك، حين يخلو الناس إلى تأملها لحظة، وهي هكذا لا تستند إلى شيء مرفوعة بغير عمد، مكشوفة ترونها.

As Samawaat, apa pun maknanya dan apa pun yang dipahami orang tentang kata itu di berbagai zaman, tidak diragukan adalah suatu hal yang luar biasa, ketika orang meluangkan waktu untuk merenungkannya sejenak. Dan dia – as samawaat (langit) itu, tidak bersandar pada apa pun, terangkat tanpa tiang, hal tersebut terlihat jelas.

والسماء في لغة العرب معناها: العلو والارتفاع، فكل ما علاك فهو سماء

Secara bahasa As Samaa’ berarti ketinggian dan kemegahan. Apa pun yang di atas Anda maka itu adalah langit.

قال ابن منظور في اللسان : 

Ibnu Manzhur dalam kitab  “Lisān al-‘Arab” mengatakan :

السموّ: الارتفاع والعلو، تقول: سموْت وسميت مثل علوْت وعليْت.

As Sumuww berarti ketinggian dan kemegahan. Anda mengatakan: “Sumūtu” dan “Sumayytu” seperti “‘Alawwtu” dan “‘Alaytu.”

وعلى هذا؛ فالسماء تشمل كل ما فوقنا مما نشاهده وما غاب عنا من الكواكب والنجوم والمجرات…. 

Berdasarkan hal ini, as samaa (langit) mencakup semua yang ada di atas kita, baik yang kita lihat maupun yang tersembunyi dari kita, seperti bintang, planet, dan galaksi.

والسماوات جمع سماء، وهي جسم محسوس، ولها أبواب كما جاء في القرآن الكريم :

As Samawaat adalah bentuk jamak dari As Samaa’, dan itu adalah benda yang dapat di-indera-i, dan memiliki pintu-pintu seperti yang disebutkan dalam Al Quran :

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآياتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ [الأعراف:٤٠].

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan sombong terhadapnya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.” (Surah Al A’raf ayat 40)

وقال الله تعالى : 

Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقاً [الملك: ٣].

“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.” (ٍSurah Al Mulk ayat 3)

والسماوات، ومن فيها وما فيها من غيب الله المكنون الذي لا نعلم عنه إلا ما جاء به الوحي في كتاب الله أو على لسان رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهذه السماوات أمسكها الله تعالى بقدرته، وبغير عمد يراها الناس….

Langit, beserta apa yang ada di dalamnya dan apa yang tersembunyi di dalamnya adalah bagian dari rahasia Allah yang tidak kita ketahui kecuali apa-apa yang disampaikan oleh wahyu dalam Kitab Allah atau oleh atas lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Langit-langit ini dipegang oleh Allah Ta’ala dengan kekuatan-Nya, dan tanpa tiang yang terlihat oleh manusia.

قال ابن عطية في تفسيره: للسماوات عمد غير مرئية، قاله مجاهد وقتادة.

Ibnu ‘Atiyyah dalam tafsirnya mengatakan: “Langit memiliki tiang yang tidak terlihat”. Pendapat tersebut adalah menurut Mujahid dan Qotadah

قال بعض العلماء المعاصرين: وهذه الآية الكريمة من آيات الإعجاز في القرآن الكريم، وجاء مثلها في سورة الحج، وهو قول الله تبارك وتعالى :

Beberapa ulama kontemporer mengatakan : “Ayat mulia ini termasuk ayat-ayat keajaiban dalam Al-Qur’an. Ada ayat serupa dalam Surah Al-Hajj, yaitu firman Allah Ta’ala :

ِ وَيُمْسِكُ السَّمَاءَ أَنْ تَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِ [الحج : ٦٥].

“Dan Dia menahan langit agar tidak runtuh ke bumi melainkan dengan izin-Nya.” (Surah Al Hajj ayat 65)

ومثلها في سورة فاطر قوله تعالى :

Dan dalam Surah Faatir, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً [فاطر:٤١].

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi agar tidak runtuh; dan seandainya kedua itu runtuh, tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Dia. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Surah Faathir ayat 41)

ولعل الأعمدة التي تمسك السماء وهي لا ترى هي الجاذبية التي تجعل لكل شيء مداراً ثابتاً بقدرة الخالق سبحانه.. 

Mungkin tiang-tiang yang menahan langit tanpa terlihat adalah gravitasi yang membuat segala sesuatu memiliki orbit yang stabil dengan kekuatan Allah Ta’ala

وتلك الجاذبية جعلها الله سبحانه حائلة دون أن ينهارالكون وتصطدم الشمس بالقمر وتتناثر الكواكب، وقد أشار إلى هذا المعنى بعض العلماء المعاصرين.

Dan Allah Ta’ala menjadikan gravitasi itu sebagai penghalang agar alam semesta tidak runtuh, matahari tidak bertabrakan dengan bulan, dan planet-planet tidak berserakan. Beberapa ulama kontemporer ada yang berpendapat seperti ini.

والحاصل أن هذه الآية وما أشبهها تشير إلى بعض مظاهر قدرة الله تعالى في هذا الكون

Kesimpulannya, ayat ini dan ayat-ayat serupa menunjukkan beberapa perwujudan kekuatan Allah Ta’ala di alam semesta ini.

ذلك أن الجاذبية لم تكتشف إلا بعد نزول القرآن بمئات السنين، وهي كذلك دليل قاطع وبرهان واضح على أن هذا القرآن منزل من عند الله -سبحانه وتعالى- وأنه معجزة الإسلام الخالدة يتجلى صدقه وإعجازه في الكون والنفس والآفاق.

Kita ketahui pula bahwa pengetahuan tentang gravitasi tidak diketahui hingga berabad-abad setelah turunnya Al Quran. Ini juga merupakan bukti kuat dan bukti nyata bahwa Al Quran ini diturunkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala  dan bahwa itu adalah mu’jizat Islam yang abadi yang kebenaran dimana mu’jizat tersebut terbukti pada alam semesta, jiwa manusia, dan cakrawala.

والله أعلم.



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.