Apakah Anak Laki-laki Boleh Memandikan Jenazah Ibunya ?



هل يجوز للابن أن يغسل أمه بعد موتها

Apakah Anak Laki-laki Boleh Memandikan Jenazah Ibunya ?

Artikel ini Bagian Dari Artikel dalam Kategori Fiqh Islam

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:

فتغسيل الابن أمه بعد موتها لا يجوز عند وجود من تغسلها من النساء، فإن لم توجد امرأة جاز له تغسيلها من فوق ثوب بحيث لا ينظر إلى جسمها ولا يباشره بيده بحيث يلف على يده خرقة كثيفة أو نحوها.

Memandikan jenazah ibu oleh anak laki-laki tidak diperbolehkan jika ada perempuan lain yang bisa memandikannya. Namun, jika tidak ada perempuan sama sekali, maka diperbolehkan bagi anak laki-laki untuk memandikannya dengan cara menutupi seluruh tubuh jenazah dengan kain. Hal ini dilakukan agar tidak melihat aurat jenazah dan tidak menyentuhnya secara langsung dengan tangan. Anak laki-laki dapat menggunakan kain tebal atau semacamnya untuk membungkus tangannya saat memandikan jenazah.

قال الخرشي في شرحه لمختصر خليل المالكي: فإن لم يوجد من أقاربها النساء أحد فالمرأة الأجنبية ولو كتابية بحضرة مسلم، ثم المحرم من أهلها الرجال يغسلها من فوق ثوب، وصفته -على ما قال بعض- أن يعلق الثوب من السقف بينها وبين الغاسل، ليمنع النظر ويلف خرقة على يديه غليظة ولا يباشرها بيده. انتهى.

Al-Kharashi dalam penjelasannya atas Mukhtasar Khalil Maliki mengatakan: Jika tidak ada wanita dari kerabatnya, maka wanita asing, meskipun dari agama lain, boleh memandikannya di hadapan seorang Muslim. Kemudian, kerabat laki-laki yang menjadi mahramnya boleh memandikannya dengan mengenakan kain, dengan cara yang – menurut sebagian pendapat – kain digantung dari langit-langit di antara mayit dan orang yang memandikannya, untuk mencegah pandangan, dan tangan dibalut dengan kain tebal sehingga dia tidak menyentuhnya langsung.

وقال ابن قدامة الحنبلي في المغني: فإن دعت الضرورة إلى ذلك بأن لا يوجد من يغسل المرأة من النساء، فقال مهنا: سألت أحمد عن الرجل يغسل أخته إذا لم يجد نساء قال: لا. قلت: فكيف يصنع؟ قال: يغسلها وعليها ثيابها، يصب عليها الماء صباً. قلت لأحمد: وكذلك كل ذات محرم تغسل وعليها ثيابها؟ قال: نعم. وقال الحسن ومحمد ومالك: لا بأس بغسل ذات محرم عند الضرورة. انتهى.

Ibn Qudamah al-Hanbali dalam al-Mughni berkata: Jika ada kebutuhan mendesak untuk itu, yaitu tidak ada wanita yang bisa memandikan wanita, maka Muhanna (murid Imam Ahmad) bertanya kepada Imam Ahmad tentang (apakah boleh) seorang laki-laki memandikan saudara perempuannya jika tidak ada wanita lain.

Imam Ahmad mengatakan : Tidak.

Saya (Muhanna) bertanya: Jadi apa yang harus dilakukan ?

Beliau mengatakan : Mandikanlah dengan pakaian yang dikenakannya, dan guyurkan air di atasnya.

Saya (Muhanna) bertanya kembali kepada Imam Ahmad : Apakah semua kerabat yang menjadi mahram memandikan wanita dengan pakaian yang dikenakannya ?

Beliau mengatakan : Ya.

Al-Hasan, Muhammad, dan Malik berkata : Tidak ada masalah dengan memandikan kerabat yang menjadi mahram dalam keadaan darurat.

Selesai.

Allahu Ta’ala ‘A’lam



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.