[TAFSIR] Jangan Mengambil Yahudi dan Nashrani sebagai Wali



[TAFSIR] Al Maidah ayat 51 : Jangan Mengambil Yahudi dan Nashrani sebagai Wali

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel [TAFSIR] Jangan Mengambil Yahudi dan Nashrani sebagai Wali adalah Bagian dari Kategori Aqidah

 لفظ الآيةا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ {المائدة: ٥١}.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Surah Al Maidah ayat 51)

وأما معناها: فقال القاسمي في محاسن التأويل: يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصارى أَوْلِياءَ ـ أي: لا يتخذ أحد منكم أحدا منهم وليّا،

Adapun maknanya, menurut Al Qasimi dalam kitab “Mahaasinut Ta’wil”, ayat ini bermaksud : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali (pemimpin atau pelindung).”

بمعنى: لا تصافوهم ولا تعاشروهم مصافاة الأحباب ومعاشرتهم،

Maksudnya, tidak boleh seorang pun di antara kamu menjadikan mereka sebagai wali, dalam artian menjalin persahabatan dan keakraban dengan mereka sebagaimana persahabatan dan keakraban antar orang yang saling mengasihi.

قال المهايميّ: إذا كان تودد أهل الكتاب لرسول الله صلى الله عليه وسلم لقصد افتتانه عن بعض ما أنزل الله مع غاية كماله، فكيف حال من يتودد إليهم من المؤمنين؟

Al Muhaymi berkata: Jika para Ahlul kitab berpura-pura berbaik hati kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dengan tujuan menghalangi beliau dari sebagian apa yang diturunkan Allah Ta’ala dengan sempurna, bagaimana bisa orang-orang beriman berbaik hati kepada mereka ?

بَعْضُهُمْ أَوْلِياءُ بَعْضٍ ـ إيماء إلى علة النهي،

“Sebagian mereka merupakan wali terhadap sebagian yang lain” – merupakan alasan larangan tersebut

 أي: فإنهم متفقون على خلافكم، يوالي بعضهم بعضا لاتحادهم في الدين، وإجماعهم على مضادتكم، فما لمن دينه خلاف دينهم ولموالاتهم ؟!

Mereka (kaum kafir) sepakat untuk menentang kalian. Mereka saling mendukung karena kesamaan agama dan kesepakatan mereka untuk menentang kalian. Lalu, apa gunanya mereka mendukung orang yang agamanya berbeda dengan agama mereka ?

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ـ

Dan barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai pelindung, maka sesungguhnya dia termasuk dari mereka.

أي : من جملتهم، وحكمه حكمهم وإن زعم أنه مخالف لهم في الدين، فهو بدلالة الحال منهم لدلالتها على كمال الموافقة… :

Maksudnya : dia termasuk bagian dari mereka dan berhukum dengan hal yang sama dengan hukum mereka, meskipun dia mengaku berbeda agama dengan mereka. Hal ini berdasarkan dalil keadaan mereka yang menunjukkan sempurnanya kecocokan mereka.

إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ـ

Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim

يعني: الذين ظلموا أنفسهم بموالاة الكفرة. اهـ.

Artinya, mereka berbuat zhalim terhadap diri mereka sendiri dengan mendukung orang-orang kafir.

وقال ابن عطية في المحرر الوجيز: نهى الله تعالى المؤمنين بهذه الآية عن اتخاذ اليهود والنصارى أولياء في النصرة والخلطة المؤدية إلى الامتزاج والمعاضدة، وحكم هذه الآية باق، وكل من أكثر مخالطة هذين الصنفين فله حظه من هذا المقت الذي تضمنه قوله تعالى: فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ـ 

Ibn ‘Atiyyah dalam Kitab Al Muhrrar Al-Wajiz menjelaskan bahwa Allah Ta’ala dalam ayat ini melarang kaum mu’minin untuk menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pelindung dalam hal pertolongan dan persahabatan yang mengarah pada campur baur dan saling membantu. Hukum ayat ini terus berlaku hingga kini. Barangsiapa yang sering bergaul dengan dua golongan ini, maka dia akan mendapatkan bagian dari kebencian yang terkandung dalam firman Allah Ta’ala :

فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

maka sungguh dia termasuk bagian dari mereka

وأما معاملة اليهودي والنصراني من غير مخالطة ولا ملابسة، فلا تدخل في النهي، وقد عامل رسول الله صلى الله عليه وسلم يهوديا ورهنه درعه. اهـ.

Sedangkan bermuamalah dengan orang Yahudi dan Nasrani tanpa bergaul dan bercampur baur, tidak termasuk dalam larangan ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bermuamalah dengan seorang Yahudi dan menggadaikan baju besinya kepada orang tersebut.

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Kompilasi dari IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.