Wajah I’rab Awal ayat 100 Surah al An’aam



Wajah I’rab Awal ayat 100 Surah al An’aam

Catatan Belajar oleh : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada setidaknya 5 wajah I’rab untuk ayat 100 surah al An’aam ini, saya sebutkan 3 (tiga) saja

1. syurokaa : maf’ul tsaaniy – al jiina : maf’ul awwal. Ini wajah I’rab yang paling jelas. lillahi muta’alaq kepada syurokaa. Salah satu ulama nahwu yang berpendapat seperti ini adalah an Nuhas.

Jadi jika kita terjemahkan :

Mereka menjadikan jin (sebagai) para sekutu bagi Allah

Wajah I’rab pertama inilah yang menjadi dasar terjemahan Bahasa Indonesia versi Kementerian Agama. Dan sebagaimana yang kita lihat terjemahnya menjadi gamblang walau tanpa tafsir tambahan, yakni menjadikan “jin” sebagai objek/konteks pembahasan para sekutu Allah di ayat ini.

Sama seperti struktur normal ketika Allah Ta’ala berfirman

وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا

“Allah Ta’ala menjadikan kalian orang-orang merdeka”

Atau

وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَّمْدُودًا

“Dan Aku (Allah) menjadikan baginya harta yang banyak”

2. syurokaa : maf’ul awwal – al jiina : Badal dari syurokaa. Ulama yang berpendapat seperti ini salah satunya adalah Al Faraa’

Jadi jika kita terjemahkan

Mereka menjadikan bagi Allah para sekutu, (yakni dari golongan) jin

Dengan wajah I’rab kedua ini, para sekutu lebih spesifik merujuk kepada jin dibandingkan wajah I’rab yang pertama tadi. Sementara sekutu-sekutu lain tidak disebutkan.

Dengan tafsiran yang hampir sama dengan I’rab kedua ini juga, Al Kisa-i misalnya membolehkan membaca al Jinna dengan rofa’ menjadi al Jinnu, sebagaimana bacaan Yazid ibn Abu Quthaib, Abu Haywah, Abu Mutawakil, Abu Imran dan Al Juhdi. Seakan-akan diterjemahkan menjadi

“Mereka menjadikan bagi Allah para sekutu”

Siapa ?

“Hum Al Jinnu”

Atas tafsiran yang hampir sama dengan I’rab kedua ini juga, Ibnu Mas’ud membaca dengan jarr menjadi jinni, seakan kalimatnya menjadi

“syuroka-a” (min) “al jinni”

para sekutu dari golongan jin

3. syurokaa : maf’ul awwal – al jinna : maf’ul tsaaniy

Jika kita terjemahkan

Mereka menjadikan para sekutu bagi Allah, (mereka juga menjadikan) jin (sebagai sekutu Allah)

Beda wajah ketiga dengan wajah pertama dan kedua secara makna adalah pada wajah ketiga ini menyebutkan bahwa karakter orang-orang musyrik adalah senantiasa menjadikan apapun sebagai para sekutu Allah, termasuk golongan jin.

Syurokaa-a dalam ayat ini adalah dalam bentuk nakiroh menunjukkan keumuman maknanya,

Karena itulah di beberapa tafsir, kita temukan mufasir membahas pengelompokan kaum musyrik berdasarkan jenis sekutu-sekutu mereka. Misalnya di Tafsir al Munir dari Syaikh Wahbah Zuhailiy, beliau membagi menjadi 3 (tiga)

1. Kelompok penyembah berhala
2. Kelompok penyembah bintang
3. Kelompok yang menganggap ada dua tuhan (Majusi)

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Sementara wajah ke-4 dan ke-5 sudah melibatkan mufrodat yang mahdzuf, tidak perlu kita bahas terlebih dahulu.

Catatan : Qiroaat yang saya sertakan dalam bahasan masuk dalam ranah qiroat syadzah

Maraji’ :

  • at Tanzil fii I’rab aayati at Tanzil
  • Mu’jam Qiroaat
  • Tafsir Bahrul Muhith
  • Tafsir Fathul Qadir
  • Tafsir al Munir


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.