al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (4)



الجملة الاعتراضية في القرآن

al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (Bagian Keempat)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran ini masuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran

ويُؤتى بها بقصد التأكيد، ومنه قوله تعالى :

Kalimat interposisi sering digunakan untuk memberikan penegasan, seperti dalam firman Allah:

لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (الفتح : ٢٧)،

“Kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki, dengan aman.” (Surah Al Fath ayat 27)

فجملة

Maka kalimat

إِن شَاءَ اللَّهُ

jika Allah menghendaki

جيء بها -كما قال ابن كثير- لتحقيق الخبر وتوكيده، وليس هذا من الاستثناء في شيء.

adalah kalimat interposisi. Menurut Ibnu Katsir, tujuan penyisipan kalimat ini adalah untuk menegaskan kebenaran janji tersebut. Kalimat ini bukanlah pengecualian (istitsna’), melainkan sebuah ungkapan untuk mempertegas bahwa peristiwa tersebut akan terjadi sesuai kehendak Allah.

ونحو هذا قوله تعالى

Contoh lain adalah firman Allah:

وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (الواقعة : ٧٦)،

Sungguh itu adalah sumpah yang besar, jika kamu mengetahui.” (Surah Al Waqi’ah ayat 76)

فجملة

Maka Kalimat

لَّوْ تَعْلَمُونَ

jika kamu mengetahui.

معترضة بين الصفة (القَسَم) والموصوف (عظيم)؛ والغرض منها تعظيم شأن ما أقسم به من مواقع النجوم، وتأكيد إجلاله بالنفوس. قال الآلوسي: وهو تأكيد لذلك التعظيم.

adalah kalimat interposisi yang berada di antara sifat (sumpah) dan yang disifati (besar). Tujuannya adalah untuk memperbesar keagungan apa yang dijadikan sumpah, yaitu posisi bintang-bintang, serta menanamkan rasa penghormatan dan pengagungan di hati pendengarnya. Al-Alusi menjelaskan bahwa kalimat ini menegaskan kebesaran hal tersebut.

ويُؤتى بها بقصد التوبيخ والرد على الخصم، كقوله سبحانه :

Kalimat interposisi juga digunakan untuk menyampaikan celaan atau sanggahan kepada lawan bicara. Contohnya adalah Firman Allah:

وَإِذَا بَدَّلْنَا آيَةً مَّكَانَ آيَةٍ ۙ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوا إِنَّمَا أَنتَ مُفْتَرٍ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (النحل:١٠١)،

“Dan apabila Kami mengganti satu ayat dengan ayat lainnya, padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, ‘Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemalsu.’ Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Surah An Nahl ayat 101)

فجملة

Maka kalimat

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ

padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya,

جملة معترضة بين الشرط وجوابه؛ للمسارعة إلى توبيخ المشركين، وتجهيلهم.

Kalimat “padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya” adalah kalimat interposisi yang terletak di antara syarat dan jawabannya. Kalimat ini berfungsi untuk segera menyampaikan celaan kepada kaum musyrik dan menunjukkan kebodohan mereka.

قال الآلوسي: “والجملة إما معترضة لتوبيخ الكفرة والتنبيه على فساد رأيهم… وإما حالية”. والمقصود منها تعليم المسلمين الرد على المشركين؛ لأنهم لو علموا أن الله هو المنزل للقرآن لارتفع البهتان.

Al Alusi menjelaskan, “Kalimat ini mungkin dianggap sebagai kalimat interposisi untuk mencela orang-orang kafir dan menegaskan kerusakan pendapat mereka… atau sebagai kalimat yang menunjukkan keadaan.” Tujuannya adalah untuk mengajarkan umat Muslim cara membalas argumen orang-orang musyrik. Jika mereka menyadari bahwa Allah-lah yang menurunkan Al Quran, maka tuduhan mereka akan runtuh.

ونحو هذا قوله تعالى

Contoh serupa adalah firman Allah:

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ * وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ * وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ (الواقعة:٨٣ – ٨٥)،

“Maka mengapa ketika nyawa sampai di tenggorokan, dan kamu ketika itu melihat, sedangkan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat?” (Surah Al Waqi’ah ayat 83 – 85)

فقد ذكر المفسرون أن قوله سبحانه : 

Para mufasir menjelaskan bahwa kalimat

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ

sedangkan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu,

جملة معترضة، أفادت أن ثمة حضوراً أقرب من حضورهم عند المحتضر، وأكدت ما سيق له الكلام من توبيخهم على صدور ما يدل على سوء اعتقادهم بربهم.

adalah kalimat interposisi yang menunjukkan bahwa kehadiran Allah lebih dekat kepada orang yang sedang sakaratul maut dibandingkan kehadiran mereka. Kalimat ini menegaskan celaan kepada mereka atas buruknya keyakinan mereka kepada Allah.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.