al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (5)



الجملة الاعتراضية في القرآن

al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (Bagian Kelima)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran ini masuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran

ويُؤتى بالجملة المعترضة بقصد رفع الإبهام، من ذلك قوله سبحانه:

Kalimat interposisi digunakan untuk menghilangkan potensi ambiguitas dalam pemahaman ayat. Contohnya adalah Firman Allah:

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (المنافقون : ١)،

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwa engkau benar-benar Rasul Allah.’ Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya, dan Allah bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” (Surah Al Munafiqun ayat 1)

فقد ذكر بعض المفسرين أن قوله سبحانه:

Menurut beberapa mufasir, kalimat

وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ

Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya

جملة معترضة، جيء بها -كما قال ابن عاشور- لدفع إيهام من يسمع جملة

adalah kalimat interposisi. Ibnu Asyur menjelaskan bahwa tujuan kalimat ini adalah untuk menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin muncul dari ayat berikutnya:

وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ

dan Allah bersaksi bahwa orang-orang munafik

أنه تكذيب لجملة {إنك لرسول الله}، فإن المسلمين كانوا يومئذ محفوفين بعدد من المنافقين مبثوثين بينهم، شغلهم الشاغل فتنة المسلمين، فكان المقام مقتضياً دفع الإيهام.

Tanpa kalimat interposisi ini, seseorang mungkin salah paham dan mengira bahwa klaim “Engkau benar-benar Rasul Allah” juga dianggap sebagai kebohongan. Pada masa itu, kaum Muslimin hidup berdampingan dengan banyak orang munafik yang selalu berusaha menimbulkan fitnah di tengah umat, sehingga penyisipan kalimat ini penting untuk mengklarifikasi maksud ayat.

ويُؤتى بها بقصد التخصيص، مثاله قوله سبحانه :

Kalimat interposisi juga digunakan untuk memberikan penekanan khusus pada suatu aspek. Contohnya adalah Firman Allah:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان : ١٤)،

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; hanya kepada-Ku tempat kembali.” (Surah Luqman ayat 14)

فجملة

Maka kalimat

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ

bunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,

اعتراض بين قوله :

adalah kalimat interposisi yang disisipkan antara Firman

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya

وقوله :

Dan FirmanNya

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu;

وفائدة هذا الاعتراض: توجيه نظر الأبناء إلى الاهتمام بالأم أكثر من الاهتمام بالأب؛ لضعفها، فذَكَرَ ما تكابده الأم، وتعانيه من المشاق والمتاعب، في حمله وفصاله، هذه المدة المتطاولة؛ إيجاباً للتوصية بالوالدة خصوصاً، وتذكيراً بحقها العظيم مفرداً.

Tujuan penyisipan ini adalah untuk mengarahkan perhatian khusus kepada ibu, yang telah menghadapi banyak kesulitan dan penderitaan selama kehamilan dan menyusui. Dengan demikian, kalimat ini menekankan pentingnya menghormati ibu secara khusus, sekaligus mengingatkan tentang hak besar yang dimilikinya.

ويُؤتى بها بقصد التعظيم، كقوله تعالى :

Kalimat interposisi juga digunakan untuk mengagungkan sesuatu. Contohnya adalah Firman Allah:

وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ ۖ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ (النساء : ١٢٧)،

“Mereka meminta fatwa kepadamu tentang perempuan. Katakanlah, Allah memberikan fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Kitab tentang anak-anak yatim perempuan.” (Surah An Nisa’ ayat 127)

فجملة

Maka kalimat :

وَمَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ

dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Kitab

معترضة؛ الغرض منها تعظيم حال هذه الآية التي تتلى عليهم، وأن العدل والإنصاف في حقوق اليتامى من عظائم الأمور عند الله تعالى التي يجب مراعاتها والمحافظة عليها، والمخل بها ظالم متهاون بما عظمه الله.

adalah kalimat interposisi. Tujuannya adalah untuk mengagungkan pentingnya ayat-ayat yang sedang dibacakan, khususnya terkait keadilan dan perlakuan yang baik terhadap anak-anak yatim perempuan. Al Quran menegaskan bahwa menjaga keadilan dalam hal ini adalah urusan besar di sisi Allah, dan melalaikannya dianggap sebagai kezhaliman yang serius.

ونحو هذه الآية قوله سبحانه :

Contoh lainnya adalah Firman Allah :

وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (الزخرف:٤)،

“Dan sungguh (Al-Qur’an) dalam Ummul Kitab di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (kemuliaannya) dan penuh hikmah.” (Surah Az Zukhruf ayat 4)

فجملة

Maka kalimat

فِي أُمِّ الْكِتَابِ

dalam Ummul Kitab

معترضة، الغرض منها تعظيم القرآن، وبيان أنه نفسه ما جاء في اللوح المحفوظ، قال أبو حيان: “وهذا فيه تشريف للقرآن، وترفيع بكونه”.

adalah kalimat interposisi. Tujuannya adalah untuk mengagungkan Al Quran, dengan menjelaskan bahwa ia adalah firman yang berasal dari Lauh Mahfuzh (kitab induk). Abu Hayyan menjelaskan bahwa ini adalah bentuk penghormatan dan pengangkatan derajat Al Quran sebagai kitab yang mulia dan penuh kebijaksanaan.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.