al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (6)



الجملة الاعتراضية في القرآن

al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran (Bagian Keenam)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel al Jumlah al I’tiradhiyah di Al Quran ini masuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran

ويُؤتى بها بقصد التنبيه، نحو قوله تعالى :

Kalimat interposisi sering digunakan untuk memberikan peringatan kepada pembaca atau pendengar. Contohnya adalah Firman Allah:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (آل عمران : ١٣٥)،

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka—dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?—dan mereka tidak melanjutkan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Surah Ali Imran ayat 135)

فجملة

Maka kalimat

وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ

dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?

معترضة، القصد منها تنبيه القارئ على أن مغفرة الذنوب بيد الله وحده. قال أبو حيان: “هذه الجملة الاعتراضية فيها ترفيق للنفس، وداعية إلى رجاء الله وسعة عفوه، واختصاصه بغفران الذنب”.

adalah kalimat interposisi yang bertujuan untuk mengingatkan pembaca bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Abu Hayyan menjelaskan bahwa kalimat ini mengandung kelembutan terhadap jiwa dan mendorong seseorang untuk berharap kepada Allah, memohon ampunan-Nya, serta mengingat bahwa hanya Dia yang memiliki hak prerogatif untuk mengampuni dosa.

ويُؤتى بها بقصد التحدي والتعجيز، وذلك نحو قوله تعالى :

Kalimat interposisi juga digunakan untuk menantang dan membuktikan ketidakmampuan lawan bicara. Contohnya adalah Firman Allah:

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ * فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا وَلَن تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (البقرة : ٢٣ – ٢٤)،

“Dan jika kamu meragukan (al Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisalnya, dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya—dan pasti kamu tidak akan mampu—maka takutlah kamu kepada neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Surah Al Baqarah ayat 23 – 24)

فجملة

Maka kalimat

وَلَن تَفْعَلُوا

dan pasti kamu tidak akan mampu

معترضة بين الشرط وجوابه، فائدتها: بيان وتأكيد عجزهم عن الإتيان بمثل سورة من القرآن، وأن ذلك غير متاح لهم، ولو تظافرت هممهم عليه.

adalah kalimat interposisi yang berada di antara syarat dan jawabannya. Tujuannya adalah untuk menegaskan ketidakmampuan manusia dalam menandingi al Quran, meskipun mereka berusaha sekuat tenaga.

قال أبو حيان : “لما قال: {فإن لم تفعلوا}، 

Abu Hayyan menjelaskan bahwa kalimat ini, setelah frasa

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا

“jika kamu tidak dapat membuatnya”,

وكان معناه نفي في المستقبل مخرجاً ذلك مخرج الممكن، أخبر أن ذلك لا يقع، وهو إخبار صدق، فكان في ذلك تأكيد أنهم لا يعارضونه”.

berfungsi untuk menghapus kemungkinan terjadinya tantangan tersebut. Kalimat ini menegaskan bahwa ketidakmampuan mereka adalah suatu kepastian, dan hal ini menunjukkan keagungan mukjizat Al Quran yang tidak dapat ditandingi.

نخلص مما تقدم، أن الجملة الاعتراضية في القرآن -كشأنها في لغة العرب عموماً- تقوم بغرض بياني مهم؛ وبالتالي فهي ليست وسيلة لتحسين الكلام فحسب، بل إنها من مقتضيات النظم القرآني، ولو أسقطت من سياقها، لسقط معها جزء أصيل من المعنى، فهي بجانب كونها جزءاً من المعنى الأصلي، إلا أنها تحمل معاني فرعية أخرى، تلتحم جميعاً في تكوين معنى كلي.

Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa kalimat interposisi (al Jumlah al I’tirahdhiyah) dalam al Quran—sebagaimana dalam bahasa Arab pada umumnya—memiliki tujuan retoris yang sangat penting. Oleh karena itu, kalimat ini bukan sekadar sarana untuk memperindah gaya bahasa, tetapi merupakan bagian integral dari struktur al Quran. Jika kalimat interposisi dihilangkan dari konteksnya, maka bagian penting dari makna asli juga akan hilang bersamanya. Selain menjadi bagian dari makna utama, kalimat ini juga menyampaikan makna-makna tambahan yang saling terkait, yang bersama-sama membentuk kesatuan makna yang utuh.

Alhamdulillah, selesai rangkaian artikel 6 (Enam) Seri

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.