Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Sesudah meninggal, ia biasanya dimakamkan di dekat pusat desa dan makamnya lalu menjadi punden. Ia sendiri terus memperhatikan kesejahteraan desanya (namun kadang-kadang makam khusus untuk danyang pendiri ini tidak ada). Orang-orang tertentu mungkin masih menganggap diri mereka sebagai keturunannya dan ia dianggap masih menentukan secara magi siapa yang akan jadi kepala desa, dengan cara mengawasi gerak-gerik sejenis makhluk halus politik yang khusus yang disebut pulung (kebanyakan orang mengatakan bahwa dialah yang menjadi pulung itu): Ia mengatakan bahwa ada semacam “barang spiritual” yang disebut pulung. Barang yang bisa dilihat dan berbentuk bulan itu, turun kepada calon yang terpilih untuk kepala desa. Hanya para kepala desa dan raja yang memiliki pulung (pulung raja lebih besar), yang menunjukkan bahwa kedudukan lurah ledih penting daripada bupati atau wedono (masing-masing kepala kabupaten dan kewedanaan). Ketika seorang lurah meninggal atau meletakkan jabatan. pulung-nya meninggalkan dia dan mencari lurah baru. (Kadang-kadang pulung itu pergi jauh ke luar kota untuk sementara dan terlihat ketika lurah yang bersangkutan masih memangku jabatan serta jika ada secuatu yang istimewa terjadi atau ketika desa itu berada dalam bahaya). Para calon seringkali duduk di lapangan desa dan pulung melayang-layang di atas mereka untuk memilih orang yang paling murni. Calon lurah kadang mengadakan #lametan di makam danyang untuk menarik pulung itu. Terdapat satu pulung untuk sctiap desa. Ia tinggal bersama lurah sampai lurah itu meninggal atau tak mampu lagi berbuat kemuliaan. Dalam kasus teraMhir, pulung itu meninggalkannya dan desanya akan tertimpa penyakit, kelaparan atau kacau balau: orang tak lagi ta'at kepada kepala 'desa. Tak lama kemudian, ia terpaksa meletakkan jabatan dan orang yang menerima pulung lalu akan menjadi lurah. Saya hertanya kepadanya. apa yang terjadi dengan pulung yang dulu tinggal pa la mengatakan buhwa menurut dugaannya, pulung itu telah pergi ke Jakarta dan Bung Karnolah sekarang yang memiliki pulung raja itu. Dacrah yang berada di bawah kekuasaan danyang disa disebut kumara. Kumara (atau kemara) berarti suara yang tiba-tiba muncul dari ketiadaan, seperti kalau seorang dukun termasyhur meninggal, dua minggu sesudahnya, orang akan mendengar suaranya secara tiba-tiba, tanpa ketahuan sumbernya. Dengan demikian, kumara meliputi seluruh ruang di atas desa, di mana orang bisa mendengar suara manusia yang berbicara dari permukaan tanah. Sebagai tambahan, keempat pojok