Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Agama Jawa - Detail Buku
Halaman Ke : 8
Jumlah yang dimuat : 577
« Sebelumnya Halaman 8 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

dunia, dan “etos”, yang membayangkan cita-cita, nilai-nilai, dan cara hidup. Karena itulah agama bukan saja bisa menentukan corak perasaan dan motivasi, tetapi bahkan juga memberi bimbingan bagi terwujudnya kesesuaian antara realitas dengan cara hidup. Maka dapatlah dipahami betapa pentingnya kedudukan ritual. Bukankah ritual tidak sekadar mengingatkan akan makna keyakinan dari keyakinan religius, tetapi juga sesungguhnya jembatan antara diri dengan sesuatu yang “di sana” yang diyakini mempunyai kekuatan tersembunyi. Jika memang begitu halnya, apakah realitas keagamaan yang sesungguhnya berada di balik pernyataan rutin bahwa “90 persen orang Jawa itu Islam”? Maka ia pun lebih dulu melihat adanya tiga lingkungan sosial, yang sekaligus memantulkan tempat dan gaya hidup yang tampak berbeda-beda, yaitu wilayah pedesaan, pasar, dan kantor pemerintahan. Ia tidak hanya melihat adanya tiga corak tekanan utama dalam gaya dan tata kehidupan—petani, pedagang, dan pegawai— tetapi juga sistem perilaku sosial dan bahkan individu yang berbeda- beda. Ia melihat dan mencatat sistem simbol, yang diwujudkan dalam pola perilaku yang memancarkan keragaman dari nuansa keagamaan. Bertolak dari tinjauan awal ini ia pun menela'ah dan mendalami semua hal yang dilihat dan diamatinya selengkap dan seteliti mungkin. Dalam proses peni idak jarang dan bahkan teramat biasa Geertz “mempersilakan” atau “membujuk” peserta dari peristiwa kebudayaan yang diamatinya—informan-nya —untuk berkisah dan menerangkan tentang maksud dan makna hakiki dari semua hal itu. Apakah makna simbolik di belakang peristiwa yang memantulkan nuansa keagamaan yang disaksikannya itu? Apakah pula sesungguhnya yang dianggap benar dan sah dan apa pula corak “kebenaran” yang harus dipahami? Maka tinggallah Geertz menguraikan semuanya selengkap mungkin segala hal yang dilakukan dan dikerjakan masyarakat dan para aktor sosial yang dipelajarinya itu. Setelah ia melihat, bahkan berkali-kali, dan merekam dalam catatannya segala sesuatu mengenai apa yang disebut masyarakat “slametan”, ia pun bertanya tentang maksud dari kesemua rentetan kejadian dari peristiwa itu. Seorang tokoh masyarakat pun menerangkan padanya, “Kalau Anda mengadakan slametan”, katanya, “tidak ada orang yang merasa lain dari orang lain. Jadi mereka tidak mau bercerai- berai. Lagipula slametan melindungi Anda dari roh-roh, jadi roh ini tidak akan mengejutkan Anda.” Dengan keterangan ini maka Geertz pun


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 8 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi