Pembahasan Kedua: Beberapa Sifat Allah yang Disebutkan dalam Nushush (Bagian Pertama)

1. Allah Memiliki Dzat

Allah ﷻ memiliki Dzat yang disifati dengan sifat-sifat kesempurnaan dan suci dari segala kekurangan. Barangsiapa membaca ayat-ayat Al-Quran tentang Allah, ia akan mengetahui dengan pasti bahwa Allah memiliki Dzat.

﴿اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ﴾

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur.” (Surah Al-Baqarah: 255)

﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ۝ اللَّهُ الصَّمَدُ ۝ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ۝ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾

“Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” (Surah Al-Ikhlas: 1–4)

Ketika orang-orang kafir hendak membunuh Khubaib, ia bersyair:

“Aku tidak peduli dalam keadaan Muslim aku terbunuh,
di sisi manakah nantinya aku menerima kematianku demi Allah.
Itu semua terjadi pada Dzat Allah, dan jika Dia menghendaki,
Dia akan memberkahi anggota tubuh yang tercabik-cabik.”

Dzat Allah tidak menyerupai dzat makhluk, sebagaimana sifat-sifat-Nya tidak menyerupai sifat makhluk. Allah adalah kesempurnaan yang tiada bandingnya, sedangkan setiap makhluk pasti memiliki kekurangan, sekecil apa pun, setidaknya karena kebutuhannya kepada selain dirinya.

﴿لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ﴾

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy-Syura: 11)

2. Allah Memiliki Diri (Nafs)

Allah ﷻ memiliki Diri (nafs) yang sesuai dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya, tidak menyerupai diri makhluk. Allah telah mengabarkan hal ini dalam kitab-Nya:

﴿وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾

“Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah: ‘Salamun ‘alaikum.’ Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Sesungguhnya barang siapa di antara kamu berbuat kejahatan karena kebodohan, kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki dirinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Al-An‘am: 54)

1. Shahih al-Bukhari, dengan syarah *Fath al-Bari*, 13/381.