Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 144
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 144 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Al-Qurthubi memiliki sebuah kitab berjudul Ma‘ani Asma’ Allah al-Husna. Ibn Jarir ath-Thabari, Abu Bakr Ibn al-‘Arabi, Ibn Hajar al-‘Asqalani, dan ulama lainnya juga telah menyusunnya. Para ulama sepakat mengenai sejumlah besar nama Allah ﷻ, namun mereka berbeda pendapat pada sebagian kecil nama, sebagian ada yang menganggapnya termasuk nama Allah, sementara sebagian lain menolak hal itu.

Penyebab perbedaan ini adalah karena sebagian ulama beranggapan bahwa setiap sebutan yang disandarkan Al-Quran kepada Allah ﷻ boleh dihitung sebagai nama dan boleh dilekatkan secara langsung kepada-Nya. Maka Abu Bakr Ibn al-‘Arabi, misalnya, memasukkan dalam nama Allah: “Rabi‘u Tsalatsah (yang keempat dari tiga)” dan “Sadisu Khamsah (yang keenam dari lima)” berdasarkan firman Allah:

﴿أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ﴾

“Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Tidak (juga) antara lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya.” (Surah Al-Mujadilah: 7)

Ia juga memasukkan “al-Fa‘il (Yang berbuat)” dan “az-Zari‘ (Yang menanam)” berdasarkan firman-Nya:

﴿كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ﴾

“Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, Kami akan mengulanginya. Itu adalah janji atas Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (Surah Al-Anbiya: 104)

﴿أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ - أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ﴾

“Maka apakah kamu melihat apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya, atau Kami-lah yang menumbuhkannya?” (Surah Al-Waqi‘ah: 63–64)

Namun kebenarannya, sebutan-sebutan ini bukanlah nama Allah ﷻ. Tidak boleh Allah dipanggil dengan “yang keempat dari tiga”, “yang keenam dari lima”, “al-Fa‘il (Yang berbuat)”, atau “az-Zari‘ (Yang menanam)”.

Dalam Al-Quran memang terdapat sejumlah perbuatan yang Allah nisbatkan kepada diri-Nya sebagai bentuk balasan, keadilan, atau pembalikan keadaan. Dalam konteks ayat-ayat itu, penyebutan tersebut mengandung makna pujian dan kesempurnaan. Akan tetapi, tidak boleh diturunkan darinya nama-nama Allah, dan tidak boleh pula dilekatkan kepada-Nya di luar konteks ayat-ayat tersebut. Seperti firman-Nya:

﴿إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ﴾

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.” (Surah An-Nisa: 142)

﴿وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ﴾

“Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya itu.” (Surah Ali ‘Imran: 54)

﴿نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ﴾

“Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka.” (Surah At-Taubah: 67)

﴿وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ - اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ﴾

“Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka berkata: ‘Kami beriman.’ Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.’ Allah (membalas) olok-olok mereka.” (Surah Al-Baqarah: 14–15)


  1. Lihat Talkhish al-Habir, 4/172.
  2. Ma‘arij al-Qabul, 1/77.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 144 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi