Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Dari perbandingan teks-teks hadits yang menyebutkan tentang Asmāullah al-A‘zhām (nama Allah yang agung), tampak bahwa nama itu adalah “Allah”. Karena nama ini merupakan satu-satunya nama yang terdapat pada semua riwayat di mana Rasulullah ﷺ bersabda bahwa nama Allah yang agung disebutkan di dalamnya.
Hal yang semakin menguatkan bahwa “Allah” adalah nama-Nya yang agung, yaitu karena nama ini paling banyak diulang dalam Al-Quran, yaitu sebanyak 2697 kali menurut hitungan dalam *al-Mu‘jam al-Mufahras*. Sementara lafazh “Allahumma” (Ya Allah) disebut lima kali. Adapun nama lain yang juga khusus bagi Allah, yaitu “Ar-Rahmān”, hanya disebut sebanyak lima puluh tujuh kali. Selain itu, keutamaan nama “Allah” juga terlihat dari kandungan maknanya yang agung dan mencakup banyak sekali sifat kesempurnaan.
Para ulama salaf telah sepakat bahwa wajib beriman kepada seluruh asmaul husna, kepada sifat-sifat yang terkandung di dalamnya, dan kepada perbuatan-perbuatan yang lahir darinya. Misalnya, beriman kepada nama Allah “al-Qadīr” berarti wajib beriman bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, beriman kepada kesempurnaan kekuasaan-Nya, serta beriman bahwa dari kekuasaan-Nya itulah seluruh makhluk tercipta.
Dalam hadits terdapat anjuran untuk menghitung (iḥṣā’) asmaul husna, dan disebutkan kabar gembira bahwa orang yang melakukannya akan masuk surga.
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud sabda Nabi ﷺ: “Barang siapa menghitungnya.”
Al-Khaththabi berkata, ungkapan ini bisa memiliki beberapa makna, di antaranya: bahwa seorang muslim menghitung dan menyebut seluruh nama itu hingga lengkap, sehingga tidak hanya berhenti pada sebagian saja, lalu ia berdoa kepada Allah dengan menyebut semua nama tersebut, dan memuji-Nya dengan seluruhnya. Dengan begitu, ia berhak mendapatkan janji pahala yang disebutkan dalam hadits.