Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 157
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 157 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Mereka ini menjadikan sembahan mereka seperti berhala. Karena itu para ulama salaf berkata: "Orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk berarti menyembah berhala." Dengan ucapan mereka ini mereka telah kafir dan keluar dari agama. Di antara mereka adalah Dawud al-Jawaribi dan Hisyam bin al-Hakam ar-Rafidhi. Kedua kelompok ini penyimpangannya saling berlawanan: kaum musyrikin menjadikan makhluk setara dengan Sang Pencipta dan menyamakannya dengan Allah, sementara kaum musyabbihah menjadikan Sang Pencipta setara dengan jasad makhluk, lalu menyerupakan-Nya dengannya. Mahatinggi Allah dan Mahasuci dari kebohongan dan kesesatan mereka.

Ketiga: Penyimpangan kelompok penolak sifat (an-Nufat), mereka terbagi menjadi tiga golongan:

1. Kelompok yang menolak nama-nama Allah beserta makna-makna yang dikandungnya, lalu mereka menyifati Allah dengan ketiadaan murni. Mereka adalah kaum Jahmiyyah. Hakikatnya, penyimpangan mereka adalah bentuk pendustaan kepada Allah sebagaimana pendustaan kaum musyrikin.

2. Kelompok yang menetapkan lafaz nama-nama Allah tanpa sifat kesempurnaan yang dikandungnya. Mereka berkata: "Ar-Rahman, Ar-Rahim tanpa rahmat; Al-Hakim tanpa hikmah; Al-Qadir tanpa kekuasaan; As-Sami’ tanpa pendengaran; dan seterusnya." Mereka adalah kaum Mu’tazilah.

3. Kelompok ketiga adalah yang menetapkan tujuh sifat makna: hidup, ilmu, kekuasaan, kehendak, pendengaran, penglihatan, dan perkataan. Selain itu mereka menolaknya. Mereka adalah kaum Asy’ariyyah.(1)

Orang-orang yang mendustakan nama-nama dan sifat Allah, orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk, serta orang-orang yang menolak nama dan sifat Allah — kesesatan mereka sudah jelas. Mereka adalah para penentang Allah dan Rasul-Nya, pendusta kitab dan sunnah. Urusan mereka sudah nyata dan tidak butuh penjelasan lebih jauh.

Adapun yang perlu diungkap kepalsuan pendapat mereka adalah ahli kalam. Mereka mengaku bahwa dengan menolak sifat, mereka sedang mensucikan Allah dari penyerupaan dengan makhluk. Dengan alasan itu mereka menolak sifat-sifat Allah yang datang dalam kitab dan sunnah, dengan dalih bahwa sifat-sifat tersebut menimbulkan kesan tasybih (penyerupaan). Lalu mereka melakukan takwil terhadap sifat-sifat tersebut agar keluar dari makna sebenarnya.(2)


  1. Abu al-Hasan al-Asy’ari rahimahullah tidak menganut pendapat ini. Akan disebutkan kemudian keyakinan beliau mengenai sifat-sifat Allah Ta’ala.
  2. Beberapa tokoh kontemporer seperti Syaikh Hasan al-Banna, Syaikh Hasan Ayyub, dan selainnya berusaha meremehkan kesalahan kaum yang dikenal sebagai “al-Khalaf”, serta mencoba mendekatkan pandangan salaf dan khalaf. Namun kenyataannya, mazhab khalaf yang mengatakan bahwa makna lahiriah dari sifat tidaklah dimaksudkan, lalu menakwilkannya, adalah mazhab yang jauh dari kebenaran. Tidak ada titik temu antara mazhab salaf dan khalaf. Niat baik sebagian khalaf tidak membuat kebatilan menjadi kebenaran, karena niat baik tidak dapat mengubah hakikat.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 157 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi