Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Penyimpangan dari manhaj yang lurus dalam memahami Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah terjadi karena mengabaikan salah satu dari tiga landasan yang telah disebutkan sebelumnya. Kita dapat membagi penyimpangan manusia, baik dahulu maupun sekarang, dalam masalah nama dan sifat Allah ke dalam tiga kelompok:
Penyimpangan kaum musyrikin telah disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Jurayj, dan Mujahid. Kaum musyrikin menyimpangkan nama-nama Allah dari makna yang benar, lalu menamakan berhala-berhala mereka dengan nama-nama itu. Mereka menambah dan mengurangi, lalu menurunkan nama al-Lat dari “Allah”, al-‘Uzza dari “al-‘Aziz”, dan Manat dari “al-Mannan”.
Termasuk dalam bentuk ilhad mereka adalah pendustaan terhadap sebagian nama Allah, seperti pengingkaran mereka terhadap nama ar-Rahman. Allah berfirman:
﴿وهم يكفرون بالرحمن﴾
(الرعد: ٣٠)
“Dan mereka kafir kepada (nama) Ar-Rahman.” (Surah Ar-Ra’d: 30)
﴿وإذا قيل لهم اسجدوا للرحمن قالوا وما الرحمن﴾
(الفرقان: ٦٠)
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Sujudlah kepada Ar-Rahman,’ mereka berkata: ‘Siapakah Ar-Rahman itu?’” (Surah Al-Furqan: 60)
Termasuk pula ke dalam golongan ini adalah mereka yang menyifati Allah dengan sifat-sifat kekurangan. Seperti ucapan busuk orang-orang Yahudi:
﴿إن الله فقير ونحن أغنياء﴾
(آل عمران: ١٨١)
“Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya.” (Surah Ali ‘Imran: 181)
﴿يد الله مغلولة غلت أيديهم ولعنوا بما قالوا﴾
(المائدة: ٦٤)
“Tangan Allah terbelenggu. Tangan merekalah yang dibelenggu dan mereka dilaknat disebabkan ucapan mereka itu.” (Surah Al-Maidah: 64)
Mereka adalah orang-orang yang menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, tetapi mereka tidak menyucikan Allah dari penyerupaan dengan makhluk. Mereka hanya memperhatikan bagian akhir dari ayat:
﴿وهو السميع البصير﴾
(الشورى: ١١)
“Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy-Syura: 11)
Namun mereka melalaikan bagian awal ayat yang menegaskan:
﴿ليس كمثله شيء﴾
(الشورى: ١١)
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (Surah Asy-Syura: 11)
Seandainya mereka memperhatikan bagian awal ayat itu, tentu mereka tahu bahwa Allah tidak menyerupai makhluk. Mereka tidak akan berani melontarkan perkataan yang sangat mengerikan dan membuat hati gentar: bahwa Allah memiliki tangan, penglihatan, dan pendengaran seperti tangan, penglihatan, dan pendengaran kita. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang agung.