Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Orang-orang kafir dari kalangan musyrikin Arab dan banyak selain mereka sebenarnya meyakini keesaan Allah dalam mencipta dan mengadakan, serta keesaan-Nya dalam memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, dan menguasai. Namun, mereka enggan untuk menyembah-Nya semata, dan enggan mengarahkan ibadah hanya kepada-Nya. Inilah sebuah kontradiksi besar. Sebab, yang Maha Esa dalam penciptaan dan pengadaan adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah, ditaati, dan diagungkan. Al-Quran telah banyak membantah kaum musyrikin dan menjelaskan kontradiksi mereka ini, serta menegaskan bahwa apa yang mereka akui berupa keesaan Allah dalam mencipta dan memberi rezeki itu seharusnya mewajibkan mereka untuk mengesakan-Nya dalam ibadah dan memurnikan agama hanya untuk-Nya.
“La ilaha illallah” adalah kalimah tauhid yang mengandung dan mencakup seluruh iman. Kalimah ini adalah tanda sekaligus pondasi Islam.
Maknanya adalah: tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Salah besar orang yang menafsirkannya dengan “tidak ada yang wujud kecuali Allah,” karena kata ilāh artinya adalah “sesembahan.” Jika maknanya diubah menjadi “tidak ada sesembahan yang wujud kecuali Allah,” maka ini berarti semua sesembahan, baik yang benar maupun yang batil, adalah Allah. Dengan begitu, apa yang disembah orang musyrik berupa matahari, bulan, bintang, dan selainnya akan dianggap sebagai Allah. Ini adalah kebatilan yang sangat nyata.
Makna yang benar dan pasti dari kalimah tauhid adalah sebagaimana disebutkan di awal: bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata.
Banyak dalil yang menunjukkan keutamaan kalimah La ilaha illallah dan besarnya manfaat yang dikandungnya. Sebelumnya telah disebutkan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa barang siapa mengucapkan La ilaha illallah dengan tulus dari hatinya, maka ia akan masuk surga. Dengan kalimah ini, harta dan darah seorang hamba terjaga, dan ia menjadi seorang muslim.
Namun, yang dimaksud dengan kalimah ini bukanlah sekadar ucapan di lisan. Kalimah ini tidak akan bermanfaat di sisi Allah kecuali jika dipenuhi dengan tujuh syarat.