Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Allah Subhanahu wa Ta‘ala Maha Esa dalam Dzat-Nya. Dia tidak memiliki yang serupa dan tidak ada tandingan bagi-Nya. Mahasuci Allah dari memiliki istri maupun anak. Allah berfirman:
﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾
“Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (Surah Al-Ikhlas: 1–4)
Allah Subhanahu wa Ta‘ala juga disifati dengan seluruh sifat kesempurnaan, dan tidak ada satu pun makhluk yang menyerupai-Nya dalam sifat-sifat itu. Sebagaimana firman-Nya:
﴿لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ﴾
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy-Syura: 11)
Hanya Allah semata yang berkuasa mencipta, menghidupkan, mematikan, dan mengatur seluruh langit dan bumi. Seseorang tidak dianggap beriman hingga ia mengetahui dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah-lah yang Maha Esa dalam semua hal tersebut.
Tauhid yang hanya bersifat pengetahuan semata tidaklah cukup untuk menjadikan seseorang beriman. Harus ada tauhid dalam pengamalan, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Ilah yang disembah, dengan memurnikan seluruh ibadah hanya kepada-Nya semata.
Sebab, Dialah satu-satunya Pencipta, Pemberi rezeki, Penganugerahan nikmat, yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, yang disifati dengan kesempurnaan dan disucikan dari segala kekurangan. Maka hanya Dia yang berhak disembah. Selain Allah hanyalah makhluk yang diciptakan, yang tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri, tidak bisa menolak mudarat atau mendatangkan manfaat. Bagaimana mungkin sesuatu yang lemah itu disembah selain Allah?