Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 26
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 26 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Di antara mereka juga adalah Huxley, seorang agnostik sekaligus sahabat Darwin. Ia berkata: “Menurut bukti yang kita miliki, tidak pernah terbukti sama sekali bahwa suatu jenis tumbuhan atau hewan muncul melalui seleksi alam atau seleksi buatan.”

Ada pula Tyndall, yang sama pandangannya dengan Haeckel, ia berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa mereka yang meyakini evolusi sebenarnya tidak tahu bahwa hal itu hanyalah hasil dari premis-premis yang tidak diketahui kebenarannya. Menurut keyakinanku, teori Darwin pasti harus diubah.”

Karena semua itu, apa yang dikatakan Darwin tentang evolusi disebut dengan “Teori Evolusi.” Dan terdapat perbedaan besar di kalangan ilmuwan antara teori dengan fakta atau hukum. Teori menurut istilah mereka adalah sesuatu yang masih mungkin dibenarkan atau disalahkan, sementara fakta atau hukum tidak mungkin mengandung sisi kebatilan.

Mengapa teori ini kemudian menyebar? Sebab tersebarnya teori ini adalah karena ia muncul pada saat Allah menghendaki untuk menyingkap kebatilan agama yang telah dipalsukan dan diubah (Nasrani) melalui tangan sebagian dari penganutnya sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan kala itu memiliki dampak besar dalam menyingkap kepalsuan agama tersebut, hingga meletuslah pertempuran sengit yang menewaskan ribuan ilmuwan alam. Dalam pertempuran sengit itu, masing-masing kubu menggunakan segala cara untuk melawan lawannya. Maka teori ini pun tersebar sebagai senjata yang diangkat para ilmuwan alam terhadap agama mereka, lalu terhadap setiap agama di tanah yang diinjak oleh kaki-kaki penjajah. Mereka meyakini kebenaran teori ini sekaligus membalas dendam terhadap agama batil yang telah menghalangi penelitian dalam bidang ilmu alam, kemudian menjadikannya sarana untuk menghancurkan agama bangsa-bangsa jajahan agar mudah dikuasai.

Demikianlah, pendidikan kolonial memaksakan teori ini setelah menghancurkan agama di dalam kurikulum pelajaran. Teori ini diperkenalkan dalam bentuk “ilmiah” agar dapat meyakinkan para pelajar akan kebenarannya, lalu ditanamkan dalam benak mereka adanya pertentangan antara ilmu (yang telah dipalsukan) dan agama, hingga akhirnya manusia menjadi kufur terhadap agama mereka sendiri.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 26 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi