Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Ibnul Qayyim(1) رحمه الله تعالى menceritakan tentang keajaiban ciptaan Allah pada lebah, dengan menjelaskan bagaimana Allah memberikan petunjuk kepada lebah dalam urusan kehidupannya: “Urusan lebah dalam mendapatkan petunjuknya adalah hal yang sangat menakjubkan. Ia memiliki seorang pemimpin dan pengatur yang disebut *ya’shub*, yang tubuhnya lebih besar daripada seluruh lebah, serta memiliki warna dan bentuk yang lebih indah.”
“Lebah betina bertelur pada musim semi(2), dan sebagian besar anak-anaknya adalah betina. Jika ada jantan di antara mereka, maka lebah tidak membiarkannya tetap bersama mereka, melainkan akan mengusirnya atau membunuhnya, kecuali sebagian kecil saja. Hal itu karena lebah jantan tidak bekerja dan tidak mencari makan.”
“Lebah terbagi dalam kelompok-kelompok: sebagian mengiringi sang pemimpin tanpa meninggalkannya; sebagian membuat dan menyiapkan lilin, yaitu sisa dari madu yang memiliki rasa manis seperti buah tin. Lebah memberikan perhatian besar pada lilin ini, bahkan lebih dari perhatiannya kepada madu. Mereka membersihkan lilin, memurnikannya, dan menjaganya dari kotoran atau najis yang menempel. Sebagian lain bertugas membangun rumah-rumah (sarang), sebagian lagi membawa air dengan tubuhnya, sebagian membersihkan sarang dari kotoran, bangkai, dan najis. Jika ada seekor lebah yang malas dan tidak berguna, mereka akan memotong dan membunuhnya agar tidak merusak pekerjaan lebah lainnya dan tidak menularkan sifat malas itu kepada yang lain.”
“Hal pertama yang dibangun dalam sarang adalah tempat pemimpin dan rumahnya. Dibangunkan untuknya rumah berbentuk segi empat menyerupai ranjang atau singgasana. Di sekelilingnya selalu ada sekelompok lebah seperti para pengawal dan pelayan khusus yang tidak meninggalkannya. Lebah menyediakan sesuatu seperti wadah di hadapannya, lalu dituangkan madu paling jernih ke dalamnya hingga penuh. Itulah makanan pemimpin dan pengawalnya.”
“Kemudian lebah mulai membangun rumah-rumah lain dengan garis yang sama rata seakan-akan seperti jalan-jalan dan perkampungan. Mereka membangun rumah-rumahnya dalam bentuk segi enam sama sisi, seakan-akan mereka membaca buku *Euclid*, sehingga mereka mengetahui bentuk yang paling tepat untuk sarang mereka. Sebab tujuan dari pembangunan rumah adalah kekuatan dan kapasitas. Bentuk segi enam, dibanding bentuk lainnya, jika digabungkan satu sama lain, akan menjadi bulat seperti gilingan, tidak menyisakan celah sedikit pun, dan saling menguatkan sehingga menjadi satu lapisan yang kokoh, bahkan tidak bisa ditembus oleh ujung jarum.”