Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 51
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 51 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

فتبارك الذي ألهمها أن تبني بيوتها هذا البناء المحكم الذي يعجز البشر عن صنع مثله، فعلمت أنها محتاجة إلى أن تبني بيوتها من أشكال موصوفة بصفتين: إحداهما: أن لا تكون زواياها ضيقة حتى لا يبقى الموضع الضيق معطلاً. والثانية: أن تكون تلك البيوت مشكلة بأشكال إذا انضم بعضها إلى بعض، وامتلأت العرصة منها فلا يبقى منها ضائعاً، ثم إنها علمت أن الشكل الموصوف بهاتين الصفتين هو المسدس فقط؛ فإن المثلثات والمربعات، وإن أمكن امتلاء العرصة منها إلا أن زواياها ضيقة، وأما سائر الأشكال وإن كانت زواياها واسعة إلا أنها لا تمتلئ العرصة منها، بل يبقى فيما بينها فروج خالية ضائعة، وأما المسدس فهو موصوف بهاتين الصفتين، فهداها - سبحانه - إلى بناء بيوتها على هذا الشكل من غير مسطرة ولا آلة، ولا مثال يحتذى عليه، وأصنع بني آدم لا يقدر على بناء بيت المسدس إلا بالآلات الكبيرة.

فتبارك الذي هداها أن تسلك سبل مراعيها على قوتها وتأتيها ذللاً لا تستعصي عليها، ولا تضل عنها، وأن تجتني أطيب ما في المراعي وألطفه، وأن تعود إلى بيوتها الخالية، فتصب فيها شراباً مختلفاً ألوانه، فيه شفاء للناس، إن في ذلك لآيات لقول يتفكرون.

فإذا فرغت من بناء البيوت خرجت خماصاً تسيح سهلاً وجبلاً، فأكلت من الحلاوات المرتفعة على رؤوس الأزهار وورق الأشجار، فترجع بطاناً.

وجعل - سبحانه - في أفواهها حرارة منضجة تنضج ما جنته، فتعيده حلاوة ونضجاً، ثم تمجه في البيوت، حتى إذا امتلأت ختمتها، وسدت رؤوسها بالشمع المصفى، فإذا امتلأت تلك البيوت عمدت إلى مكان آخر إن صادفته، فاتخذت فيه بيوتاً، وفعلت كما فعلت في البيوت الأولى، فإذا برد الهواء، وأخلف المرعى، وحيل بينها وبين الكسب، لزمت بيوتها، واغتذت بما ادخرته من العسل، وهي في أيام الكسب والسعي تخرج بكرة وتسيح في المراتع، وتستعمل كل فرقة منها بما يخصها من العمل، فإذا أمست رجعت إلى بيوتها.

Bahasa Indonesia Translation

Maha Suci Allah yang telah mengilhamkan kepada lebah untuk membangun rumah-rumahnya dengan bangunan yang kokoh, yang manusia pun tidak sanggup membuat sepertinya. Lebah mengetahui bahwa rumah-rumahnya harus dibangun dengan dua sifat: pertama, sudut-sudutnya tidak boleh sempit agar tidak ada ruang yang terbuang sia-sia; kedua, bentuk rumah itu harus berupa bentuk yang bila disusun rapat tidak meninggalkan celah kosong. Lebah pun mengetahui bahwa bentuk yang memenuhi kedua sifat itu hanyalah segi enam; sebab segitiga dan persegi meskipun bisa memenuhi ruang, tetapi sudut-sudutnya sempit; adapun bentuk-bentuk lainnya, meski sudutnya lebar, tetapi tidak bisa menutupi seluruh ruang, melainkan menyisakan celah-celah kosong. Maka Allah ﷻ memberikan petunjuk kepada lebah untuk membangun rumah-rumahnya dengan bentuk segi enam itu tanpa penggaris, tanpa alat, dan tanpa contoh untuk ditiru; padahal manusia sendiri tidak sanggup membangun rumah segi enam tanpa alat besar.

Maha Suci Allah yang juga memberi petunjuk kepada lebah untuk menempuh jalan-jalan menuju padang rumputnya sesuai kekuatannya, lalu kembali dengan mudah tanpa kesulitan dan tanpa tersesat, serta memilih yang paling baik dan paling lembut dari hasil padang rumput itu.

﴿يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ﴾

“Dari perutnya keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat penyembuh bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang mau berpikir.” (Surah An-Nahl: 69)

Apabila lebah telah selesai membangun rumah-rumahnya, ia keluar dalam keadaan lapar, berkeliling di dataran maupun di pegunungan, lalu memakan sari manis yang terdapat pada mahkota bunga dan daun pepohonan, kemudian ia kembali dalam keadaan kenyang.

Allah ﷻ menjadikan pada mulutnya panas tertentu yang bisa mematangkan apa yang ia hisap, sehingga menjadi manis dan matang, lalu lebah itu memuntahkannya ke dalam rumah-rumahnya. Apabila rumah-rumah itu telah penuh, lebah menutupnya dan menyumbat bagian atasnya dengan lilin yang murni. Jika rumah-rumah itu telah penuh, ia pun mencari tempat lain bila mendapatinya, lalu membangun rumah-rumah di sana dan melakukan sebagaimana yang ia lakukan pada rumah-rumah sebelumnya. Apabila udara menjadi dingin, padang rumput berganti, dan terhalang baginya untuk mencari makanan, lebah itu pun tetap berada di rumah-rumahnya dan hidup dengan apa yang telah ia simpan berupa madu. Pada hari-hari mencari makanan dan berusaha, lebah keluar di pagi hari, beterbangan di padang rumput, dan setiap kelompok dari mereka bekerja sesuai dengan bagian pekerjaannya. Ketika sore hari, mereka kembali ke rumah-rumahnya.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 51 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi