Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 5
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 5 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Setan-setan dari kalangan jin memainkan peran besar dalam merusak dan menodai fitrah. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari ‘Iyadh bin Himar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah suatu hari, dan di antara isi khutbahnya adalah:

ألا إن ربي أمرني أن أعلمكم ما جهلتم مما علمني يومي هذا: كلّ مال نحلته عبادي حلالٌ، وإني خلقت عبادي حنفاء كلهم، وإنهم أتتهم الشياطين، فاجتالتهم عن دينهم، وحرمت عليهم ما أحللت لهم، وأمرتهم أن يشركوا بي ما لم أنزل به سلطاناً

“Ketahuilah, sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui dari apa yang Dia ajarkan kepadaku pada hariku ini: setiap harta yang Aku anugerahkan kepada hamba-hamba-Ku adalah halal. Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif seluruhnya, lalu datanglah setan-setan kepada mereka, maka mereka menyesatkan mereka dari agama mereka, mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan bagi mereka, dan memerintahkan mereka untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang Aku tidak pernah menurunkan keterangan tentangnya.”(2)

Musibah Menyucikan Inti Fitrah

Sering kali selubung yang menutupi fitrah tersingkap ketika seseorang tertimpa musibah berat, sehingga sirnalah kegelapan yang sebelumnya menutupi hati. Saat seseorang mengalami penderitaan mendalam atau berada dalam keadaan terdesak tanpa ada manusia yang dapat menolongnya, dan sebab-sebab keselamatan tidak lagi ada, fitrahnya kembali hidup. Betapa banyak ateis yang mengenal Rabb-nya dan kembali kepada-Nya ketika terkepung musibah, dan betapa banyak musyrik yang mengikhlaskan agamanya kepada Allah saat tertimpa bahaya.

حتى إذا كنتم في الفلك وجرين بهم بريح طيبة وفرحوا بها جاءتها ريح عاصفٌ وجاءهم الموج من كل مكان وظنوا أنهم أحيط بهم دعوا الله مخلصين له الدين لئن أنجيتنا من هذه لنكوننَّ من الشاكرين

“Hingga apabila kamu berada di dalam kapal, dan kapal itu berlayar membawa mereka dengan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai dan gelombang menimpa mereka dari segala penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), lalu mereka berdoa kepada Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya: ‘Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.’” (Surah Yunus: 22)

Kita telah mendengar bagaimana penumpang sebuah pesawat kembali kepada Rabb mereka ketika pesawat tersebut mengalami kerusakan. Pesawat itu berguncang, miring, dan terombang-ambing di udara, sementara pilot pun tidak berdaya, apalagi para penumpangnya. Dalam situasi itu, ateisme pun sirna, lisan-lisan dipenuhi doa, hati-hati kembali merendah dengan jujur kepada Rabbnya. Tidak ada lagi ruang bagi syirik maupun ateisme dalam keadaan genting yang menakutkan seperti itu.

Kaum Musyrikin yang Dihadapi Rasul Mengakui Keberadaan Pencipta

Orang-orang Arab yang dihadapi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengakui adanya Allah, dan bahwa Dialah satu-satunya Pencipta alam semesta. Mereka juga mengakui bahwa Dialah satu-satunya Pemberi rezeki, yang memberi manfaat dan menimpakan mudarat. Akan tetapi, mereka tetap menyekutukan-Nya dengan yang lain dan tidak mengikhlaskan agama mereka hanya untuk Allah.


Catatan Kaki

  1. Nahalatuhu: artinya Aku anugerahkan atau Aku berikan.
  2. Shahih Muslim, 4/2197, no. 2865.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 5 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi