Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 62
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 62 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

ويكفي في هداية النمل ما حكاه الله - سبحانه - في القرآن عن النملة التي سمع سليمان كلامها وخطابها لأصحابها بقولها: (يا أيَّها النَّمل ادخلوا مساكنكم لا يحطمنَّكم سليمان وجنوده وهم لا يشعرون) النمل: ١٨ ، فاستفتحت خطابها بالنداء الذي يسمعه من خاطبته، ثم أتت بالاسم المبهم، ثم أتبعته بما يثبته من اسم الجنس إرادة العموم، ثم أمرتهم بأن يدخلوا مساكنهم فيتحصنون من العسكر، ثم أخبرت عن سبب هذا الدخول، وهو خشية أن يصيبهم معرّة الجيش، فيحطمهم سليمان وجنوده، ثم اعتذرت عن نبي الله وجنوده بأنهم لا يشعرون بذلك، وهذا من أعجب الهداية.

وتأمل كيف عظم الله - سبحانه - شأن النمل بقوله: (وحشر لسليمان جنوده من الجنّ والإنس والطَّير فهم يوزعون) النمل: ١٧ ، ثم قال: (حتَّى إذا أتوا على واد النَّمل) النمل: ١٨ ، فأخبر أنهم بأجمعهم مروا على ذلك الوادي، ودل على أن ذلك الوادي معروفٌ بالنمل كوادي السباع ونحوه، ثم أخبر بما دل على شدة فطنة هذه النملة ودقة معرفتها حيث أمرتهم أن يدخلوا مساكنهم المختصة بهم، فقد عرفت هي والنمل أن لكل طائفة منها مسكناً لا يدخل عليهم فيه سواهم، ثم قالت: (لا يحطمنَّكم سليمان وجنوده) النمل: ١٨ ، فجمعت بين اسمه وعينه، وعرفته بهما، وعرفت جنوده وقائدهم، ثم قالت: (وهم لا يشعرون) النمل: ١٨ فكأنها جمعت بين الاعتذار عن مضرة الجيش بكونهم لا يشعرون وبين لومة أمة النمل حيث لم يأخذوا حذرهم، ويدخلوا مساكنهم، ولذلك تبسم نبي الله ضاحكاً من قولها، وإنه لموضع تعجب وتبسم.


(١) عزاه المجد ابن تيمية في المنتقى ص: ٧٥٩ إلى أحمد وأبي داود وابن ماجة بلفظ: نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قتل أربع: ((النملة، والنحلة، والهدهد، والصرد)) .

Bahasa Indonesia Translation

Cukuplah dalam menjelaskan petunjuk Allah kepada semut apa yang dikisahkan Allah ﷻ dalam Al-Quran tentang semut yang didengar perkataannya oleh Nabi Sulaiman ketika ia berbicara kepada kaumnya:

﴿يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ﴾

“Hai semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Surah An-Naml: 18)

Semut itu membuka ucapannya dengan seruan panggilan yang bisa didengar kaumnya. Ia menyebutkan kata ganti yang bersifat umum lalu menegaskannya dengan kata nama jenis untuk menunjukkan makna keseluruhan. Kemudian ia memerintahkan kaumnya untuk masuk ke dalam sarang-sarang mereka agar terlindung dari pasukan. Setelah itu, ia menjelaskan alasan perintah itu, yakni takut tertimpa mudarat akibat pasukan yang lewat, sehingga Sulaiman dan tentaranya menginjak mereka. Selanjutnya ia memberikan alasan bahwa Nabi Allah Sulaiman dan bala tentaranya tidaklah mengetahui hal tersebut. Sungguh, ini termasuk bentuk petunjuk yang sangat menakjubkan.

Perhatikan pula bagaimana Allah ﷻ mengagungkan urusan semut dengan firman-Nya:

﴿وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ﴾

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur berbaris-baris.” (Surah An-Naml: 17)

Kemudian Allah berfirman: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut...” (Surah An-Naml: 18). Allah mengabarkan bahwa seluruh bala tentara itu melewati lembah semut, dan hal itu menunjukkan bahwa lembah itu memang dikenal sebagai tempat semut, sebagaimana ada lembah yang dikenal dengan binatang buas dan sejenisnya. Lalu Allah memberitakan kecerdasan semut yang sangat tajam itu, bagaimana ia memerintahkan kaumnya agar masuk ke rumah-rumah mereka masing-masing, sebab mereka mengetahui bahwa tiap kelompok semut memiliki rumah khusus yang tidak bisa dimasuki kelompok lain. Kemudian ia berkata: “Agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya...” (Surah An-Naml: 18). Ia menyebutkan nama dan identitas Nabi Sulaiman, mengenali pasukan dan pemimpinnya. Lalu ia menambahkan: “Sedangkan mereka tidak menyadari” (Surah An-Naml: 18). Seolah ia menggabungkan antara permintaan maaf bagi pasukan yang tidak sengaja dan teguran bagi kaumnya agar segera berhati-hati masuk ke dalam sarang mereka. Karena itulah Nabi Sulaiman pun tersenyum dan tertawa mendengar perkataan semut itu. Sungguh hal ini adalah tempat keheranan sekaligus bahan renungan.


  1. Dinisbatkan oleh Al-Majd Ibnu Taimiyah dalam Al-Muntaqā, hlm. 759, kepada Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dengan lafaz: Rasulullah ﷺ melarang membunuh empat jenis hewan: “semut, lebah, hud-hud, dan burung ṣurad.”

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 62 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi