Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Ibnul Qayyim berbicara tentang merpati, tentang keajaiban ciptaan Allah padanya, serta petunjuk menakjubkan yang Allah berikan kepadanya. Pembahasan ini panjang dan indah, menunjukkan bahwa merenungkan ciptaan Allah adalah metode yang diambil oleh para ulama sebagai realisasi dari perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim berkata:
“Merpati termasuk hewan yang paling menakjubkan dalam petunjuk yang diberikan Allah. Hingga Imam al-Syafi‘i pernah berkata: ‘Burung yang paling cerdas adalah merpati.’ Merpati pos adalah burung yang mampu membawa pesan dan surat. Nilainya terkadang lebih mahal daripada seorang budak, karena tujuan penting yang dapat dicapainya tidak dapat dilakukan oleh budak maupun hewan lainnya. Sebab ia mampu pergi dan kembali ke tempat asalnya dari jarak hingga seribu farsakh atau kurang, menyampaikan berita, pesan, serta urusan-urusan penting yang terkait dengan kepentingan kerajaan dan pemerintahan.”
Orang-orang yang mengurus merpati sangat memperhatikan keturunannya dengan penuh keseriusan. Mereka memisahkan antara jantan dan betina pada waktu-waktu tertentu untuk menjaga agar tidak terjadi perkawinan sembarangan. Mereka memindahkan jantan dari betina dan sebaliknya, karena khawatir terjadi kerusakan keturunan. Mereka juga memperhatikan kesehatan jalur terbang dan tempat asalnya. Mereka khawatir seekor betina kawin dengan jantan sembarangan sehingga keturunannya menjadi campuran yang buruk. Orang-orang yang merawat merpati ini justru lebih menjaga nasab merpati mereka daripada menjaga kesucian rahim istri mereka sendiri.
Mereka memiliki aturan dan metode khusus yang dijaga dengan sangat serius. Jika mereka melihat seekor merpati yang jatuh, mereka tidak sulit mengenali asal-usul, keturunan, dan negerinya. Mereka sangat menghormati orang yang berpengalaman dan ahli dalam bidang ini, bahkan rela memberikan upah besar kepadanya.
Untuk membawa surat dan pesan, sebagian dari mereka memilih merpati jantan. Mereka berkata: ‘Merpati jantan lebih rindu pada rumahnya karena ada betinanya di sana. Ia lebih kuat tubuhnya, lebih kokoh, dan lebih baik petunjuk jalannya.’ Namun sebagian lain justru memilih betina, karena mereka berkata: ‘Jika merpati jantan bepergian dan terlalu lama meninggalkan rumahnya, ia akan rindu kepada betina. Lalu ketika melihat betina lain di perjalanannya, ia tidak bisa menahan diri, sehingga meninggalkan perjalanannya dan condong kepada hasratnya.’”