Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 17
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 17 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

sekali-kali tidak akan kekal, kalau dia hanya merupakan suatu kejadian yang dapat dilihat mata di suatu masa. Sebab apabila Rasul yang membawa mu’jizat itu telah berpulang ke Rahmatullah, mu’jizat itu tidak akan bertemu lagi. Dan ada pula suatu kejadian yang dipandang mu’jizat di zaman hidup Nabi itu bersangkutan, namun setelah beberapa abad di belakang, keangkeran mu’jizat itu tidak ada lagi karena kemajuan ilmu pengetahuan. Sebab itu maka mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad bukanlah mu’jizat untuk dilihat mata dan pancaindera (hissi), tetapi untuk dilihat hati dan meminta pemikiran (ma’nawi).

Mu’jizat yang hissi telah habis pengaruhnya dengan habis zamannya, Mu’jizat Musa dan Isa hanya dilihat oleh manusia yang sezaman dengan beliau. Orang Yogi yang kuat mengadakan pertapaan sudah bisa berjalan di atas api yang tengah menyala, sehingga mu’jizat Nabi Ibrahim sudah hampir disamai. Kemajuan ilmu kedokteran di zaman sekarang telah memungkinkan sembuhnya penyakit-penyakit hebat sebagai yang telah disembuhkan oleh jamahan tangan Nabi Isa. Sudah ada pula orang yang menaksir bahwa terbelah laut di zaman Musa adalah lantaran pasang yang selalu sangat surut.

Sedangkan mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. sendiri tentang Isra’ dan Mi’raj masih juga menjadi pertikaian faham di antara ulama-ulama Islam sendiri sejak lagi di zaman sahabat, apakah beliau itu Isra’ dan Mi’raj dengan tubuh dan nyawa beliau atau hanya dengan nyawa saja. Aliran yang dua itu tetap ada, yang berarti bahwa bagi golongan berkepercayaan dengan nyawa saja, urusan Isra’ dan Mi’raj dengan sendirinya tidak begitu hebat lagi. Dan tidak pula mereka kafir kalau mereka berpendapat begitu.

Lantaran itu dapatlah kita berkata bahwasanya mu’jizat segala Nabi dan Rasul, dan mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. yang selain dari al-Quran, adalah hal kenyataan yang dapat dilihat mata, yang habis dengan sendirinya setelah lewat zamannya. Tetapi mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. yang bernama al-Quran ini adalah mu’jizat untuk seluruh masa dan bangsa, yang datang setelah akal dan kecerdasan manusia sudah lebih tinggi daripada zaman purbakala yang telah dilaluinya itu. Tegasnya, dahulu mu’jizat untuk dilihat mata, sekarang mu’jizat al-Quran untuk dilihat akal. Akal dari seluruh manusia, turunan demi turunan.

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#1323 Sep 2025, 23:19:49idadminTervalidasi

sekali-kali tidak akan kekal, kalau dia hanya merupakan suatu kejadian yang dapat dilihat mata di suatu masa. Sebab apabila Rasul yang membawa mu’jizat itu telah berpulang ke Rahmatullah, mu’jizat itu tidak akan bertemu lagi. Dan ada pula suatu kejadian yang dipandang mu’jizat di zaman hidup Nabi itu bersangkutan, namun setelah beberapa abad di belakang, keangkeran mu’jizat itu tidak ada lagi karena kemajuan ilmu pengetahuan. Sebab itu maka mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad bukanlah mu’jizat untuk dilihat mata dan pancaindera (hissi), tetapi untuk dilihat hati dan meminta pemikiran (ma’nawi).

Mu’jizat yang hissi telah habis pengaruhnya dengan habis zamannya, Mu’jizat Musa dan Isa hanya dilihat oleh manusia yang sezaman dengan beliau. Orang Yogi yang kuat mengadakan pertapaan sudah bisa berjalan di atas api yang tengah menyala, sehingga mu’jizat Nabi Ibrahim sudah hampir disamai. Kemajuan ilmu kedokteran di zaman sekarang telah memungkinkan sembuhnya penyakit-penyakit hebat sebagai yang telah disembuhkan oleh jamahan tangan Nabi Isa. Sudah ada pula orang yang menaksir bahwa terbelah laut di zaman Musa adalah lantaran pasang yang selalu sangat surut.

Sedangkan mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. sendiri tentang Isra’ dan Mi’raj masih juga menjadi pertikaian faham di antara ulama-ulama Islam sendiri sejak lagi di zaman sahabat, apakah beliau itu Isra’ dan Mi’raj dengan tubuh dan nyawa beliau atau hanya dengan nyawa saja. Aliran yang dua itu tetap ada, yang berarti bahwa bagi golongan berkepercayaan dengan nyawa saja, urusan Isra’ dan Mi’raj dengan sendirinya tidak begitu hebat lagi. Dan tidak pula mereka kafir kalau mereka berpendapat begitu.

Lantaran itu dapatlah kita berkata bahwasanya mu’jizat segala Nabi dan Rasul, dan mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. yang selain dari al-Quran, adalah hal kenyataan yang dapat dilihat mata, yang habis dengan sendirinya setelah lewat zamannya. Tetapi mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. yang bernama al-Quran ini adalah mu’jizat untuk seluruh masa dan bangsa, yang datang setelah akal dan kecerdasan manusia sudah lebih tinggi daripada zaman purbakala yang telah dilaluinya itu. Tegasnya, dahulu mu’jizat untuk dilihat mata, sekarang mu’jizat al-Quran untuk dilihat akal. Akal dari seluruh manusia, turunan demi turunan.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 17 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi