Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 75
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 75 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Murah dan Maha Sayang kepada hambaNya maka UtusanNya, Muhammad s.a.w. telah menyampaikan seru­an ini kepada manusia. Yang lebih dahulu mempengaruhi jiwa ialah bahwa Allah itu Pemurah dan Penyayang, bukan Pembenci dan Pendendam, bukan haus kepada darah pengurbanan. Dan contoh yang diberikan Nabi itu pulalah yang kita ikuti, yaitu memulai segala pekerjaan dengan nama Allah, yang empunya beberapa sifat Yang Mulia, di antaranya ialah Rahman dan Rahim. Maka di dalam bacaan itu tersimpullah suatu pengharapan atau doa moga-moga apa saja yang kita kerjakan mendapat kurnia Rahman dan Rahim dari Tuhan. DimudahkanNya kepada yang baik, dijauhkan kiranya dari yang buruk. Maka tersebutlah di dalam sebuah Hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah yang berbunyi:

كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِاسْمِ اللهِ فَهُوَ أَقْطَعُ (رواه أبو داود من حديث أبي هريرة)

“Tiap-tiap pekerjaan yang penting, kalau tidak dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah, maka pekerjaan itu akan percuma jadinya.”

Berbagai-bagai sebutan Hadis tentang ini; ada yang mengatakan bahwa pekerjaan itu akan ajdzam, artinya akan ditimpa sakit kusta atau lepra. Ada juga Hadis mengatakan aqtha, artinya akan terputus, patah di tengah, atau gagal. Dan ada juga menyebut abtar, artinya mandul, tidak membawa hasil yang diharapkan. Semuanya itu dapat disimpulkan jadi percuma, sebab tidak diberi berkat oleh Allah.

Maka marilah kita teladan contoh Allah, bahwa Surat-suratNya atau ayat-ayat yang diturunkanNya kepada kita, dimulainya dengan menyebut namaNya dan menonjolkan sifatNya, yaitu Rahman dan Rahim.

“Segala puji-pujian untuk Allah.” (pangkal ayat 2).

Hamdan, artinya pujian, sanjungan. Di pangkalnya sekarang diletakkan Al atau Alif-lam, sehingga menjadilah bacaannya Al-hamdu. Al mencakup segala jenis. Dengan sebutan Alhamdu, berartilah bahwa segala macam puji, kalaukan apa juapun macam puji, baik puji besar ataupun puji kecil, atau ucapan terimakasih karena jasa seseorang, kepada siapapun kita memberikan puji, namun pada hakikatnya, tidaklah seorang juga yang berhak menerima puji itu, melainkan Allah: LILLAHI, hanya semata-mata untuk Allah.

Jadi dapatlah dlebih-tegaskan lagi ALHAMDULILLAH; segala puji-pujian hanya untuk Allah. Tidak ada yang lain yang berhak mendapat pujian itu. Meskipun misalnya ada seseorang berjasa baik kepada kita, meskipun kita memujinya, namun hakikat puji hanya kepada Allah. Sebab orang itu tidak akan dapat berbuat apa-apa kalau tidak karena Tuhan Yang Maha Murah dan Penyayang tadi. Kita puji seorang insinyur atau arsitek karena dia mendapat 

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#7324 Sep 2025, 10:30:32idadminTervalidasi

Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Murah dan Maha Sayang kepada hambaNya maka UtusanNya, Muhammad s.a.w. telah menyampaikan seru­an ini kepada manusia. Yang lebih dahulu mempengaruhi jiwa ialah bahwa Allah itu Pemurah dan Penyayang, bukan Pembenci dan Pendendam, bukan haus kepada darah pengurbanan. Dan contoh yang diberikan Nabi itu pulalah yang kita ikuti, yaitu memulai segala pekerjaan dengan nama Allah, yang empunya beberapa sifat Yang Mulia, di antaranya ialah Rahman dan Rahim. Maka di dalam bacaan itu tersimpullah suatu pengharapan atau doa moga-moga apa saja yang kita kerjakan mendapat kurnia Rahman dan Rahim dari Tuhan. DimudahkanNya kepada yang baik, dijauhkan kiranya dari yang buruk. Maka tersebutlah di dalam sebuah Hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah yang berbunyi:

كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِاسْمِ اللهِ فَهُوَ أَقْطَعُ (رواه أبو داود من حديث أبي هريرة)

“Tiap-tiap pekerjaan yang penting, kalau tidak dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah, maka pekerjaan itu akan percuma jadinya.”

Berbagai-bagai sebutan Hadis tentang ini; ada yang mengatakan bahwa pekerjaan itu akan ajdzam, artinya akan ditimpa sakit kusta atau lepra. Ada juga Hadis mengatakan aqtha, artinya akan terputus, patah di tengah, atau gagal. Dan ada juga menyebut abtar, artinya mandul, tidak membawa hasil yang diharapkan. Semuanya itu dapat disimpulkan jadi percuma, sebab tidak diberi berkat oleh Allah.

Maka marilah kita teladan contoh Allah, bahwa Surat-suratNya atau ayat-ayat yang diturunkanNya kepada kita, dimulainya dengan menyebut namaNya dan menonjolkan sifatNya, yaitu Rahman dan Rahim.

“Segala puji-pujian untuk Allah.” (pangkal ayat 2).

Hamdan, artinya pujian, sanjungan. Di pangkalnya sekarang diletakkan Al atau Alif-lam, sehingga menjadilah bacaannya Al-hamdu. Al mencakup segala jenis. Dengan sebutan Alhamdu, berartilah bahwa segala macam puji, kalaukan apa juapun macam puji, baik puji besar ataupun puji kecil, atau ucapan terimakasih karena jasa seseorang, kepada siapapun kita memberikan puji, namun pada hakikatnya, tidaklah seorang juga yang berhak menerima puji itu, melainkan Allah: LILLAHI, hanya semata-mata untuk Allah.

Jadi dapatlah dlebih-tegaskan lagi ALHAMDULILLAH; segala puji-pujian hanya untuk Allah. Tidak ada yang lain yang berhak mendapat pujian itu. Meskipun misalnya ada seseorang berjasa baik kepada kita, meskipun kita memujinya, namun hakikat puji hanya kepada Allah. Sebab orang itu tidak akan dapat berbuat apa-apa kalau tidak karena Tuhan Yang Maha Murah dan Penyayang tadi. Kita puji seorang insinyur atau arsitek karena dia mendapat 


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 75 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi