Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 88
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 88 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

orang-orang yang shalih; semuanya dikurniai bahagia oleh Tuhan karena menempuh jalan itu. Bekasnya kita rasakan dari zaman ke zaman. Oleh sebab itu maka kita mohonkan pulalah agar kepada kita diberikan pula petunjuk supaya kita menempuh jalan itu dengan selamat.

Inilah yang kita mohonkan dengan isti’anah kepada Tuhan, dengan berpedoman kepada al-Quran. Kita mohonkan, tunjukil kiranya kami mana yang benar, karena yang benar hanya satu, tidak berbilang. Metode atas rencana yang benar di dalam menegakkan akhlak, budi bahasa, pergaulan hidup, filsafat, iqtishad (perekonomian), ijtima’ (kemasyarakatan) dan siasat (politik) dan sebagainya. Sebab jalan di atas dunia ini terlalu banyak simpang-siurnya, jangan sampai kita menjadi “Datuk segala Iya”, atau sebagai pauk aru yang mudah dicondongkan angin ke mana dia berkisar. Minta ditunjuki jalan tengah yang lurus yang tidak menghabiskan tenaga dengan percuma: “Arang habis besi binasa”.

Kami memohon, pimpin kiranya kami ke jalan itu, jalan bahagia yang pernah ditempuh oleh manusia-manusia yang Engkau cintai dan mencintai Engkau, yang menegakkan jalan terang di dunia ini.

Sekali-kali bukankah kami meminta “kulit” nikmat. Di luar kelihatan menang, padahal di batin kami kalah. Di luar kelihatan mewah, padahal jiwa kering dan gersang, karena tidak pernah disirami oleh air hujan hidayatMu. Kami tidak memohonkan yang demikian. Yang kami mohonkan ya Tuhanku, ialah nikmat yang kekal abadi, nikmat akan menjadi suluh kami di dalam hidup di dunia ini, dan bekal yang akan kami menghadap Engkau di akhirat, diliputi oleh ridha Engkau.

Apabila Allah telah menganugerahkan nikmat ridhaNya kepada seseorang hamba, tercapailah olehnya puncak kebahagiaan jiwa di dalam hidup yang sekarang ini. Permulaan dari ridha Allah itu ialah bilamana telah tumbuh dalam jiwa keinsafan beragama, menjadi Islam yang berarti menyerah diri dengan sukarela kepada Tuhan, dan iman yang berarti kepercayaan yang penuh. Islam dan Iman menimbulkan ihsan, yaitu bekerja terus memperbaiki dan mempertinggi mutu jiwa. Maka timbullah Nur di dalam jiwa, cahaya yang memberi sinar kepada kehidupan. Dan cahaya itu jualah yang akan menyuluhinya di jalan ke akhirat. Nikmat inilah yang kita mohonkan; tercapai hendaknya oleh kita dipenuhi sebagai Nabi-nabi, Rasul-rasul dan syuhada dan shalihin itu. Karena kalau nikmat itu telah datang, telah tercapai­lah oleh kita kekayaan yang sejati. Dengan kekayaan itu kita tidak merasa takut menghadapi hidup dengan segala tanggungjawabnya. Bahkan merekapun tidak gentar menghadapi maut, sebab maut hanyalah perkisaran sejenak daripada hidup fana kepada hidup yang khuld. Berapa banyaknya orang yang mati, menjadi korban karena menegakkan imannya kepada Tuhan, namun jejak kebenaran yang mereka tinggalkan dipusakai oleh anak-cucu.

“Bukan jalan mereka yang dimurkai atasnya.”
Siapakah yang dimurkai Tuhan? Ialah orang yang telah diberi kepadanya petunjuk, telah diutus kepadanya Rasul-rasul, telah diturunkan kepadanya

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#9024 Sep 2025, 10:52:02idadminTervalidasi

orang-orang yang shalih; semuanya dikurniai bahagia oleh Tuhan karena menempuh jalan itu. Bekasnya kita rasakan dari zaman ke zaman. Oleh sebab itu maka kita mohonkan pulalah agar kepada kita diberikan pula petunjuk supaya kita menempuh jalan itu dengan selamat.

Inilah yang kita mohonkan dengan isti’anah kepada Tuhan, dengan berpedoman kepada al-Quran. Kita mohonkan, tunjukil kiranya kami mana yang benar, karena yang benar hanya satu, tidak berbilang. Metode atas rencana yang benar di dalam menegakkan akhlak, budi bahasa, pergaulan hidup, filsafat, iqtishad (perekonomian), ijtima’ (kemasyarakatan) dan siasat (politik) dan sebagainya. Sebab jalan di atas dunia ini terlalu banyak simpang-siurnya, jangan sampai kita menjadi “Datuk segala Iya”, atau sebagai pauk aru yang mudah dicondongkan angin ke mana dia berkisar. Minta ditunjuki jalan tengah yang lurus yang tidak menghabiskan tenaga dengan percuma: “Arang habis besi binasa”.

Kami memohon, pimpin kiranya kami ke jalan itu, jalan bahagia yang pernah ditempuh oleh manusia-manusia yang Engkau cintai dan mencintai Engkau, yang menegakkan jalan terang di dunia ini.

Sekali-kali bukankah kami meminta “kulit” nikmat. Di luar kelihatan menang, padahal di batin kami kalah. Di luar kelihatan mewah, padahal jiwa kering dan gersang, karena tidak pernah disirami oleh air hujan hidayatMu. Kami tidak memohonkan yang demikian. Yang kami mohonkan ya Tuhanku, ialah nikmat yang kekal abadi, nikmat akan menjadi suluh kami di dalam hidup di dunia ini, dan bekal yang akan kami menghadap Engkau di akhirat, diliputi oleh ridha Engkau.

Apabila Allah telah menganugerahkan nikmat ridhaNya kepada seseorang hamba, tercapailah olehnya puncak kebahagiaan jiwa di dalam hidup yang sekarang ini. Permulaan dari ridha Allah itu ialah bilamana telah tumbuh dalam jiwa keinsafan beragama, menjadi Islam yang berarti menyerah diri dengan sukarela kepada Tuhan, dan iman yang berarti kepercayaan yang penuh. Islam dan Iman menimbulkan ihsan, yaitu bekerja terus memperbaiki dan mempertinggi mutu jiwa. Maka timbullah Nur di dalam jiwa, cahaya yang memberi sinar kepada kehidupan. Dan cahaya itu jualah yang akan menyuluhinya di jalan ke akhirat. Nikmat inilah yang kita mohonkan; tercapai hendaknya oleh kita dipenuhi sebagai Nabi-nabi, Rasul-rasul dan syuhada dan shalihin itu. Karena kalau nikmat itu telah datang, telah tercapai­lah oleh kita kekayaan yang sejati. Dengan kekayaan itu kita tidak merasa takut menghadapi hidup dengan segala tanggungjawabnya. Bahkan merekapun tidak gentar menghadapi maut, sebab maut hanyalah perkisaran sejenak daripada hidup fana kepada hidup yang khuld. Berapa banyaknya orang yang mati, menjadi korban karena menegakkan imannya kepada Tuhan, namun jejak kebenaran yang mereka tinggalkan dipusakai oleh anak-cucu.

“Bukan jalan mereka yang dimurkai atasnya.”
Siapakah yang dimurkai Tuhan? Ialah orang yang telah diberi kepadanya petunjuk, telah diutus kepadanya Rasul-rasul, telah diturunkan kepadanya


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 88 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi