Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 87
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 87 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

manusia menunjukkan bahwa akal saja tidaklah cukup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Mesti ada tuntunan terhadap akal itu sendiri. Itulah Hidayat Agama. Untuk itulah Rasul-rasul diutus dan Kitab-kitab Wahyu diturunkan. Rasul-rasul dan Kitab-kitab Wahyu itu diutus dan dikirim Allah, Tuhan sarwa sekalian alam, Maha Pencipta dan Maha Pemelihara.

Dengan perantara Rasul itulah Tuhan mengatakan bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi Hari Akhirat. Untuk memperhitungkan perbuatan dalam perjalanan hidup itu, bagaimana pemakaian pancaindera dan bagaimana pemakaian akal, adakah dia membawa maslahat bagi diri sendiri dan bagi sesama manusia dan bagi hubungan dengan Allah.

Itulah yang kita mohonkan kepada Allah, agar kita ditunjuki jalan yang lurus itu.

Menurut pelajaran ilmu ukur ruang, garis lurus ialah jarak yang paling dekat di antara dua titik. Maka di dalam Shirathal Mustaqim yang kita mohonkan ini, dua titik itu ialah: yang pertama titik kita sebagai hamba, yang kedua titik Allah sebagai Tuhan kita.

Kita berjalan menuju Dia dan kita datang dari Dia. Mau atau tidak mau, namun kita adalah dari Dia, menuju Dia, dan bersama Dia. Oleh karena banyaknya rintangan, kerapkali kita lupa akan hal itu. Atau ada mengetahui, tetapi tidak tahu jalan mana yang akan ditempuh. Kadang-kadang disangka sudah jalan lurus itu yang ditempuh, padahal sudah terbelok kepada yang lain. Kita memohon agar Dia sendiri menunjuki kita jalan lurus itu, sehingga sampai dengan cepat kepada yang dituju, jangan membuang­kan waktu pada usaha yang hanya sedikit, merencah-rencah dan terperosok ke jalan lain. Maka yang diminta ialah agar seluruh kepribadian kita, yang mengandung akal, nafsu, syahwat, perasaan, kemauan, terkumpul menjadi satu dalam petunjuk hidayat Tuhan.

Inilah puncaknya permohonan, yang tadi pada ayat sebelumnya telah kita nyatakan, bahwa hanya kepadaNya saja kita memohonkan pertolongan, tidak hendak meminta benda. Kita tidak hendak meminta rumah bagus, kekayaan melimpah, dan lain-lain hal yang remeh. Kita memohonkan pokoknya, yaitu petunjuk. Dan yang lain adalah terserah.

Kalau petunjuk jalan lurus itu tidak diberi, walaupun yang lain hal yang remeh diberikanNya, maka yang lain itu besar kemungkinan akan mencelakakan kita.

Kemudian permohonan petunjuk jalan yang lurus itu kita jelaskan lagi:
“Jalan orang-orang yang telah Engkau curiai nikmat atas mereka.” (pangkal ayat 7).

Kita telah mendengar berita, bahwa terdahulu dari kita, Tuhan Allah telah pernah menganugerahkan nikmatNya kepada orang-orang yang telah menempuh jalan yang lurus itu, sebab itu maka kita mohon kepada Tuhan agar kepada kita ditunjukkan pula jalan itu. Telah ada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang diutus Tuhan, dan telah ada pula orang-orang yang menjadi syahid dan telah ada pula

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#8924 Sep 2025, 10:50:45idadminTervalidasi

manusia menunjukkan bahwa akal saja tidaklah cukup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Mesti ada tuntunan terhadap akal itu sendiri. Itulah Hidayat Agama. Untuk itulah Rasul-rasul diutus dan Kitab-kitab Wahyu diturunkan. Rasul-rasul dan Kitab-kitab Wahyu itu diutus dan dikirim Allah, Tuhan sarwa sekalian alam, Maha Pencipta dan Maha Pemelihara.

Dengan perantara Rasul itulah Tuhan mengatakan bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi Hari Akhirat. Untuk memperhitungkan perbuatan dalam perjalanan hidup itu, bagaimana pemakaian pancaindera dan bagaimana pemakaian akal, adakah dia membawa maslahat bagi diri sendiri dan bagi sesama manusia dan bagi hubungan dengan Allah.

Itulah yang kita mohonkan kepada Allah, agar kita ditunjuki jalan yang lurus itu.

Menurut pelajaran ilmu ukur ruang, garis lurus ialah jarak yang paling dekat di antara dua titik. Maka di dalam Shirathal Mustaqim yang kita mohonkan ini, dua titik itu ialah: yang pertama titik kita sebagai hamba, yang kedua titik Allah sebagai Tuhan kita.

Kita berjalan menuju Dia dan kita datang dari Dia. Mau atau tidak mau, namun kita adalah dari Dia, menuju Dia, dan bersama Dia. Oleh karena banyaknya rintangan, kerapkali kita lupa akan hal itu. Atau ada mengetahui, tetapi tidak tahu jalan mana yang akan ditempuh. Kadang-kadang disangka sudah jalan lurus itu yang ditempuh, padahal sudah terbelok kepada yang lain. Kita memohon agar Dia sendiri menunjuki kita jalan lurus itu, sehingga sampai dengan cepat kepada yang dituju, jangan membuang­kan waktu pada usaha yang hanya sedikit, merencah-rencah dan terperosok ke jalan lain. Maka yang diminta ialah agar seluruh kepribadian kita, yang mengandung akal, nafsu, syahwat, perasaan, kemauan, terkumpul menjadi satu dalam petunjuk hidayat Tuhan.

Inilah puncaknya permohonan, yang tadi pada ayat sebelumnya telah kita nyatakan, bahwa hanya kepadaNya saja kita memohonkan pertolongan, tidak hendak meminta benda. Kita tidak hendak meminta rumah bagus, kekayaan melimpah, dan lain-lain hal yang remeh. Kita memohonkan pokoknya, yaitu petunjuk. Dan yang lain adalah terserah.

Kalau petunjuk jalan lurus itu tidak diberi, walaupun yang lain hal yang remeh diberikanNya, maka yang lain itu besar kemungkinan akan mencelakakan kita.

Kemudian permohonan petunjuk jalan yang lurus itu kita jelaskan lagi:
“Jalan orang-orang yang telah Engkau curiai nikmat atas mereka.” (pangkal ayat 7).

Kita telah mendengar berita, bahwa terdahulu dari kita, Tuhan Allah telah pernah menganugerahkan nikmatNya kepada orang-orang yang telah menempuh jalan yang lurus itu, sebab itu maka kita mohon kepada Tuhan agar kepada kita ditunjukkan pula jalan itu. Telah ada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang diutus Tuhan, dan telah ada pula orang-orang yang menjadi syahid dan telah ada pula


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 87 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi