Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Kemudian itu ada pula satu riwayat dari Na'im bin Abdullah al Mujmar. Dia berkata: “Aku telah sembahyang di belakang Abu Hurairah. Aku dengar dia membaca Bismillahir- Rahmanir-Rahim, setelah itu dibacanya pula Ummul- @uran. Setelah selesai sembahyang diapun mengucapkan salam lalu berkata kepada kami: Ae Slb bu A BEKI “Sesungguhnya akulah yang lebih mirip sembahyangnya dengan sembah. yang Rasulullah 5.2.w." Hadis ini dirawikan oleh an-Nasa'i dan oleh Ibnu Khuzaimah dalam shahih. nya. Lalu disambungnya: “Adapun jahar Bismillahir.Rahmanir Rahim itu maka sesungguhnya telah sabit dan sah dari Nabi s.a.w." Hadis ini dirawikan pula oleh Ibnu Hibbaan dan al-Hakim atas syarat Bukhari dan Muslim. Dan berkata al-Baihagi: “Shahih isnadnya". Dan meriwayatkan pula ad-.Daruguthni dengan sanadnya, daripada Abu Hurairah, daripada Nabi s.a.w. 10. “Adalah beliau apabila membaca sedang dia mengimami manusia, di- bukanya dengan Bismillahir-Rahmanir-Rahim." Ad-Daruguthni mengatakan isnad Hadis ini semuanya boleh dipercaya. Dan Hadis semacam inipun ada diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi senantiasa memulai sembahyangnya dengan menjaharkan Bismillah. Tentang ini ada riwayat dari ad-Daruguthni, dan ada juga riwayat dari al.Hakim. Tetapi apabila kita selidiki agak lebih mendalam, sebagai yang dilakukan oleh Imam asy-Syaukani di dalam NailulAuthaar, tiap-tiap Hadis yang jadi pegangan buat menjahar itu ada saja Nagd (kritik) terhadap perawinya, se- hingga yang betul-betul bersih dari kritik tidak ada. Sampai Termidzi pernah mengatakan: “Isnadnya tidaklah sampai demikian tinggi nilainya.” Tetapi Nailul-Authaar pun ada mengemukakan sebuah Hadis lagi: ?1455:121153;531::&0(_;;(;135 Je AEA a AA a aa AG