Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : 'Aalam Al Malaaikati Al Abraar - Detail Buku
Halaman Ke : 19
Jumlah yang dimuat : 71
« Sebelumnya Halaman 19 dari 71 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

5. Kemaksuman Malaikat

As-Suyuthi menukil dari Qadhi ‘Iyadh bahwa kaum Muslimin sepakat bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang beriman dan mulia. Para ulama juga bersepakat bahwa malaikat yang diutus membawa wahyu (para rasul dari kalangan malaikat) memiliki kedudukan sama dengan para nabi dalam hal kemaksuman (terjaga dari kesalahan) dalam menyampaikan risalah, sebagaimana nabi terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan wahyu kepada umat.

Para ulama berbeda pendapat tentang malaikat selain yang diutus. Sebagian ulama berpendapat bahwa seluruh malaikat ma‘shum (terjaga) dari maksiat. Dalil mereka antara lain firman Allah ﷻ:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya, serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)

﴿وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ - وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ - وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ﴾

“Dan tidak ada seorang pun di antara kami (para malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf, dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih.” (Surah Ash-Shaffat: 164–166)

﴿وَمَن عِندَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ﴾

“Dan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya tidak menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya dan tidak merasa letih.” (Surah Al-Anbiya: 19)

Juga firman Allah: “(Di tangan mereka) Kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan, disucikan, di tangan malaikat-malaikat yang mulia lagi berbakti.” (Surah ‘Abasa: 13–16). Serta firman-Nya: “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (Surah Al-Waqi‘ah: 79). Semua ayat ini menunjukkan bahwa malaikat seluruhnya terjaga dari dosa.

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa kemaksuman itu khusus bagi malaikat yang diutus (rasul) dan malaikat yang dekat dengan Allah. Mereka berdalil dengan kisah Harut dan Marut, serta kisah Iblis. Namun, pendapat yang benar adalah bahwa semua malaikat ma‘shum, terjaga dari dosa, dan tidak mungkin melakukan hal yang menjatuhkan kedudukan mereka.

Jawaban terhadap kisah Harut dan Marut: tidak ada riwayat shahih atau bahkan lemah sekalipun dari Rasulullah ﷺ tentang kisah yang menodai kemuliaan keduanya. Adapun kisah Iblis, mayoritas ulama berpendapat bahwa Iblis bukan termasuk malaikat, tetapi dari bangsa jin, sebagaimana Adam adalah bapak manusia.

Dalil-dalil Kemaksuman Malaikat

As-Safawi al-Armuwi (dinukil oleh As-Suyuthi) menjelaskan bahwa malaikat itu ma‘shum dengan beberapa dalil:

  1. Firman Allah ﷻ: “Mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka” (Surah At-Tahrim: 6) dan “Mereka selalu mengerjakan perintah-Nya” (Surah Al-Anbiya: 27). Ayat ini mencakup pelaksanaan perintah dan meninggalkan larangan, karena larangan berarti perintah untuk meninggalkan. Ayat ini juga datang dalam konteks pujian, yang hanya layak jika mencakup keduanya.

  2. Firman Allah ﷻ: “Mereka bertasbih malam dan siang tanpa henti.” (Surah Al-Anbiya: 20). Ini menunjukkan kesungguhan sempurna mereka dalam beribadah, yang menuntut kemaksuman dari maksiat.

  3. Allah ﷻ menyebut para malaikat sebagai utusan-Nya: “Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan.” (Surah Fathir: 1). Para utusan Allah tentu terjaga dari kesalahan, sebagaimana firman Allah: “Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya.” (Surah Al-An‘am: 124). Ayat ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan para rasul, termasuk malaikat.


  1. As-Suyuthi, Al-Haba’ik fi Akhbar al-Mala’ik, hlm. 252.
  2. As-Suyuthi, Al-Haba’ik fi Akhbar al-Mala’ik, hlm. 253.
IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#5018 Sep 2025, 05:55:25idadminTervalidasi

5. Kemaksuman Malaikat

As-Suyuthi menukil dari Qadhi ‘Iyadh bahwa kaum Muslimin sepakat bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang beriman dan mulia. Para ulama juga bersepakat bahwa malaikat yang diutus membawa wahyu (para rasul dari kalangan malaikat) memiliki kedudukan sama dengan para nabi dalam hal kemaksuman (terjaga dari kesalahan) dalam menyampaikan risalah, sebagaimana nabi terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan wahyu kepada umat.

Para ulama berbeda pendapat tentang malaikat selain yang diutus. Sebagian ulama berpendapat bahwa seluruh malaikat ma‘shum (terjaga) dari maksiat. Dalil mereka antara lain firman Allah ﷻ:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya, serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)

﴿وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ - وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ - وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ﴾

“Dan tidak ada seorang pun di antara kami (para malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf, dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih.” (Surah Ash-Shaffat: 164–166)

﴿وَمَن عِندَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ﴾

“Dan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya tidak menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya dan tidak merasa letih.” (Surah Al-Anbiya: 19)

Juga firman Allah: “(Di tangan mereka) Kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan, disucikan, di tangan malaikat-malaikat yang mulia lagi berbakti.” (Surah ‘Abasa: 13–16). Serta firman-Nya: “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (Surah Al-Waqi‘ah: 79). Semua ayat ini menunjukkan bahwa malaikat seluruhnya terjaga dari dosa.

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa kemaksuman itu khusus bagi malaikat yang diutus (rasul) dan malaikat yang dekat dengan Allah. Mereka berdalil dengan kisah Harut dan Marut, serta kisah Iblis. Namun, pendapat yang benar adalah bahwa semua malaikat ma‘shum, terjaga dari dosa, dan tidak mungkin melakukan hal yang menjatuhkan kedudukan mereka.

Jawaban terhadap kisah Harut dan Marut: tidak ada riwayat shahih atau bahkan lemah sekalipun dari Rasulullah ﷺ tentang kisah yang menodai kemuliaan keduanya. Adapun kisah Iblis, mayoritas ulama berpendapat bahwa Iblis bukan termasuk malaikat, tetapi dari bangsa jin, sebagaimana Adam adalah bapak manusia.

Dalil-dalil Kemaksuman Malaikat

As-Safawi al-Armuwi (dinukil oleh As-Suyuthi) menjelaskan bahwa malaikat itu ma‘shum dengan beberapa dalil:

  1. Firman Allah ﷻ: “Mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka” (Surah At-Tahrim: 6) dan “Mereka selalu mengerjakan perintah-Nya” (Surah Al-Anbiya: 27). Ayat ini mencakup pelaksanaan perintah dan meninggalkan larangan, karena larangan berarti perintah untuk meninggalkan. Ayat ini juga datang dalam konteks pujian, yang hanya layak jika mencakup keduanya.

  2. Firman Allah ﷻ: “Mereka bertasbih malam dan siang tanpa henti.” (Surah Al-Anbiya: 20). Ini menunjukkan kesungguhan sempurna mereka dalam beribadah, yang menuntut kemaksuman dari maksiat.

  3. Allah ﷻ menyebut para malaikat sebagai utusan-Nya: “Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan.” (Surah Fathir: 1). Para utusan Allah tentu terjaga dari kesalahan, sebagaimana firman Allah: “Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya.” (Surah Al-An‘am: 124). Ayat ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan para rasul, termasuk malaikat.


  1. As-Suyuthi, Al-Haba’ik fi Akhbar al-Mala’ik, hlm. 252.
  2. As-Suyuthi, Al-Haba’ik fi Akhbar al-Mala’ik, hlm. 253.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 19 dari 71 Berikutnya » Daftar Isi