Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Malaikat diciptakan dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat, sebagaimana firman Allah ﷻ:
﴿لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)
Meninggalkan maksiat dan melaksanakan ketaatan bagi malaikat adalah tabiat bawaan, sehingga mereka tidak membutuhkan usaha keras dalam menjalankannya, karena mereka tidak memiliki hawa nafsu. Inilah yang membuat sebagian ulama berpendapat bahwa malaikat tidak termasuk makhluk yang dibebani taklif (perintah dan larangan), sehingga mereka tidak masuk dalam lingkup janji (pahala) dan ancaman (siksa).
Namun yang benar adalah bahwa malaikat memang tidak dibebani dengan taklif yang sama seperti bani Adam, tetapi mereka tetap diperintah untuk beribadah dan taat. Allah ﷻ berfirman:
﴿يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.” (Surah An-Nahl: 50)
Ayat ini menunjukkan bahwa malaikat diperintah untuk beribadah dan takut kepada Allah, dan rasa takut ini termasuk bentuk ibadah yang agung. Dalam ayat lain Allah ﷻ menyebutkan tentang mereka:
﴿وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ﴾
“Dan mereka merasa takut karena kebesaran-Nya.” (Surah Al-Anbiya: 28)
Sebaik-baiknya penyifatan bagi malaikat adalah bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah. Namun, mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, klaim orang musyrik bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah adalah keyakinan batil yang ditolak oleh Allah. Allah ﷻ menjelaskan hakikat malaikat dalam banyak ayat. Firman-Nya:
﴿وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا - سُبْحَانَهُ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ - لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ - يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ - وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ﴾
“Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Mahasuci Allah! Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa‘at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain dari Allah,’ maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang zalim.” (Surah Al-Anbiya: 26–29)
id) oleh admin pada 18 September 2025 - 05:57:12.Malaikat diciptakan dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat, sebagaimana firman Allah ﷻ:
﴿لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)
Meninggalkan maksiat dan melaksanakan ketaatan bagi malaikat adalah tabiat bawaan, sehingga mereka tidak membutuhkan usaha keras dalam menjalankannya, karena mereka tidak memiliki hawa nafsu. Inilah yang membuat sebagian ulama berpendapat bahwa malaikat tidak termasuk makhluk yang dibebani taklif (perintah dan larangan), sehingga mereka tidak masuk dalam lingkup janji (pahala) dan ancaman (siksa).
Namun yang benar adalah bahwa malaikat memang tidak dibebani dengan taklif yang sama seperti bani Adam, tetapi mereka tetap diperintah untuk beribadah dan taat. Allah ﷻ berfirman:
﴿يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.” (Surah An-Nahl: 50)
Ayat ini menunjukkan bahwa malaikat diperintah untuk beribadah dan takut kepada Allah, dan rasa takut ini termasuk bentuk ibadah yang agung. Dalam ayat lain Allah ﷻ menyebutkan tentang mereka:
﴿وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ﴾
“Dan mereka merasa takut karena kebesaran-Nya.” (Surah Al-Anbiya: 28)
Sebaik-baiknya penyifatan bagi malaikat adalah bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah. Namun, mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, klaim orang musyrik bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah adalah keyakinan batil yang ditolak oleh Allah. Allah ﷻ menjelaskan hakikat malaikat dalam banyak ayat. Firman-Nya:
﴿وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا - سُبْحَانَهُ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ - لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ - يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ - وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ﴾
“Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Mahasuci Allah! Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa‘at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain dari Allah,’ maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang zalim.” (Surah Al-Anbiya: 26–29)
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #53 | 18 Sep 2025, 05:57:12 | id | admin | Tervalidasi | — |
Bab Kedua: Ibadah Para MalaikatPandangan tentang Hakikat MalaikatMalaikat diciptakan dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat, sebagaimana firman Allah ﷻ: ﴿لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾ “Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6) Meninggalkan maksiat dan melaksanakan ketaatan bagi malaikat adalah tabiat bawaan, sehingga mereka tidak membutuhkan usaha keras dalam menjalankannya, karena mereka tidak memiliki hawa nafsu. Inilah yang membuat sebagian ulama berpendapat bahwa malaikat tidak termasuk makhluk yang dibebani taklif (perintah dan larangan), sehingga mereka tidak masuk dalam lingkup janji (pahala) dan ancaman (siksa). Namun yang benar adalah bahwa malaikat memang tidak dibebani dengan taklif yang sama seperti bani Adam, tetapi mereka tetap diperintah untuk beribadah dan taat. Allah ﷻ berfirman: ﴿يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾ “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.” (Surah An-Nahl: 50) Ayat ini menunjukkan bahwa malaikat diperintah untuk beribadah dan takut kepada Allah, dan rasa takut ini termasuk bentuk ibadah yang agung. Dalam ayat lain Allah ﷻ menyebutkan tentang mereka: ﴿وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ﴾ “Dan mereka merasa takut karena kebesaran-Nya.” (Surah Al-Anbiya: 28) Kedudukan MalaikatSebaik-baiknya penyifatan bagi malaikat adalah bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah. Namun, mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, klaim orang musyrik bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah adalah keyakinan batil yang ditolak oleh Allah. Allah ﷻ menjelaskan hakikat malaikat dalam banyak ayat. Firman-Nya: ﴿وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا - سُبْحَانَهُ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ - لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ - يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ - وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ﴾ “Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Mahasuci Allah! Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa‘at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain dari Allah,’ maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang zalim.” (Surah Al-Anbiya: 26–29)
| |||||