Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : 'Aalam Al Malaaikati Al Abraar - Detail Buku
Halaman Ke : 3
Jumlah yang dimuat : 71
« Sebelumnya Halaman 3 dari 71 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Adapun apa yang disebutkan oleh Waliullah ad-Dahlawi bahwa “al-mala’ al-a‘la (majlis para malaikat) terbagi menjadi tiga kelompok: pertama, kelompok yang Allah ketahui bahwa keteraturan kebaikan bergantung pada mereka, maka Allah menciptakan jasad-jasad bercahaya seperti api yang dilihat Musa, lalu ditiupkan ke dalamnya jiwa-jiwa mulia. Kedua, kelompok yang terbentuk dari uap lembut unsur-unsur alam, yang melahirkan jiwa-jiwa tinggi yang keras menolak kekotoran sifat kebinatangan. Ketiga, kelompok berupa jiwa-jiwa manusia yang dekat hubungannya dengan al-mala’ al-a‘la, yang senantiasa melakukan amal penyelamat hingga menanggalkan tubuh jasmaninya, lalu bergabung bersama mereka dan dihitung sebagai bagian dari mereka.”

Tidak ada dalil yang shahih yang menunjukkan kebenaran pembagian dengan rincian seperti ini.

Kita juga tidak mengetahui kapan malaikat diciptakan. Allah ﷻ tidak memberitahu kita secara pasti tentang waktu penciptaan mereka. Namun kita mengetahui bahwa mereka diciptakan sebelum penciptaan Adam ‘alaihis-salam. Hal ini karena Allah telah memberitahu para malaikat bahwa Dia akan menjadikan khalifah di bumi:

﴿وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً﴾

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” (Surah Al-Baqarah: 30)

Yang dimaksud dengan khalifah adalah Nabi Adam ‘alaihis-salam. Allah juga memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya setelah ia diciptakan:

﴿فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ﴾

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” (Surah Al-Hijr: 29)

Melihat Malaikat

Karena malaikat adalah jasad bercahaya yang halus, maka manusia tidak dapat melihat mereka dengan mata biasa, sebab Allah tidak memberikan kemampuan itu pada penglihatan kita.

Tidak ada seorang pun dari umat ini yang melihat malaikat dalam bentuk aslinya kecuali Rasulullah ﷺ. Beliau melihat malaikat Jibril dua kali dalam wujud aslinya sebagaimana Allah menciptakannya. Namun dalil-dalil menunjukkan bahwa manusia bisa melihat malaikat apabila malaikat menjelma dalam bentuk manusia.

Bagian Kedua: Besarnya Penciptaan Malaikat

Allah ﷻ berfirman tentang para malaikat penjaga neraka:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)

Di sini penulis hanya akan mencukupkan dengan menyebutkan hadits-hadits yang menjelaskan tentang dua malaikat mulia saja.


  1. Al-Hujjah al-Balighah, hlm. 33.
IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#1518 Sep 2025, 02:25:41idadminTervalidasi

Adapun apa yang disebutkan oleh Waliullah ad-Dahlawi bahwa “al-mala’ al-a‘la (majlis para malaikat) terbagi menjadi tiga kelompok: pertama, kelompok yang Allah ketahui bahwa keteraturan kebaikan bergantung pada mereka, maka Allah menciptakan jasad-jasad bercahaya seperti api yang dilihat Musa, lalu ditiupkan ke dalamnya jiwa-jiwa mulia. Kedua, kelompok yang terbentuk dari uap lembut unsur-unsur alam, yang melahirkan jiwa-jiwa tinggi yang keras menolak kekotoran sifat kebinatangan. Ketiga, kelompok berupa jiwa-jiwa manusia yang dekat hubungannya dengan al-mala’ al-a‘la, yang senantiasa melakukan amal penyelamat hingga menanggalkan tubuh jasmaninya, lalu bergabung bersama mereka dan dihitung sebagai bagian dari mereka.”

Tidak ada dalil yang shahih yang menunjukkan kebenaran pembagian dengan rincian seperti ini.

Kita juga tidak mengetahui kapan malaikat diciptakan. Allah ﷻ tidak memberitahu kita secara pasti tentang waktu penciptaan mereka. Namun kita mengetahui bahwa mereka diciptakan sebelum penciptaan Adam ‘alaihis-salam. Hal ini karena Allah telah memberitahu para malaikat bahwa Dia akan menjadikan khalifah di bumi:

﴿وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً﴾

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” (Surah Al-Baqarah: 30)

Yang dimaksud dengan khalifah adalah Nabi Adam ‘alaihis-salam. Allah juga memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya setelah ia diciptakan:

﴿فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ﴾

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” (Surah Al-Hijr: 29)

Melihat Malaikat

Karena malaikat adalah jasad bercahaya yang halus, maka manusia tidak dapat melihat mereka dengan mata biasa, sebab Allah tidak memberikan kemampuan itu pada penglihatan kita.

Tidak ada seorang pun dari umat ini yang melihat malaikat dalam bentuk aslinya kecuali Rasulullah ﷺ. Beliau melihat malaikat Jibril dua kali dalam wujud aslinya sebagaimana Allah menciptakannya. Namun dalil-dalil menunjukkan bahwa manusia bisa melihat malaikat apabila malaikat menjelma dalam bentuk manusia.

Bagian Kedua: Besarnya Penciptaan Malaikat

Allah ﷻ berfirman tentang para malaikat penjaga neraka:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At-Tahrim: 6)

Di sini penulis hanya akan mencukupkan dengan menyebutkan hadits-hadits yang menjelaskan tentang dua malaikat mulia saja.


  1. Al-Hujjah al-Balighah, hlm. 33.
#317 Sep 2025, 22:23:25idai_botTervalidasi

Sebagaimana yang disebutkan oleh Wali Allah Al-Dehlawi: "Sesungguhnya Malaikat tertinggi terbagi menjadi tiga jenis:

Jenis pertama adalah yang memiliki pengetahuan yang sejati bahwa sistem kebaikan bergantung pada mereka, maka Allah menciptakan tubuh-tubuh yang bercahaya dengan tingkat kecerahan seperti cahaya yang ada pada api yang membakar Musa, lalu Dia meniupkan ke dalamnya jiwa-jiwa yang mulia.

Jenis kedua adalah yang disepakati terjadi adanya kecenderungan dalam uap-uap halus dari unsur-unsur yang menyebabkan lahirnya jiwa-jiwa yang besar dan keras kepala dalam menolak, yaitu kemalasan binatang.

Jenis ketiga adalah jiwa-jiwa manusia yang dekat hubungannya dengan Malaikat tertinggi, yang terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang menyelamatkan yang dapat memungkinkan mereka untuk mencapai derajat tertinggi, sehingga tubuh-tubuh mereka menjadi bebas dan mereka diterima di jalan mereka sendiri, dan jumlah mereka telah ditetapkan." Tidak ada bukti yang sahih yang menunjukkan kebenaran pembagian ini dengan rincian dan ketepatan seperti ini.

Kita tidak tahu kapan mereka diciptakan, karena Allah - yang Maha Suci - tidak memberi tahu kita tentang itu, tetapi kita tahu bahwa penciptaan mereka lebih awal dari penciptaan Adam, leluhur umat manusia, karena Allah telah memberitahu Malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan seorang khalifah di bumi: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (Al-Baqarah: 30), dan yang dimaksud dengan khalifah adalah Adam 'alaihis-salam, dan Dia memerintahkan mereka untuk sujud kepadanya ketika Dia menciptakannya: "Dan tatkala Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kepadanya roh-Ku, maka bersujudlah kamu kepadanya." (Al-Hijr: 29).

Melihat Malaikat:

Karena Malaikat memiliki tubuh yang bercahaya, maka hamba-hamba tidak dapat melihat mereka, terutama karena Allah tidak memberikan kepada mata kita kemampuan untuk melihat hal tersebut.

Hanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang melihat Malaikat dalam bentuk aslinya dari umat ini, dia melihat Jibril dua kali dalam bentuk yang Allah ciptakan untuknya. Dan nash-nash menunjukkan bahwa manusia dapat melihat Malaikat jika Malaikat muncul dalam bentuk manusia.

Perihal Kedua

Kemuliaan Penciptaan Mereka

Allah Ta'ala berfirman tentang Malaikat-Nya yang menjaga api neraka: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6).

Saya akan merujuk hadis-hadis yang hanya membahas dua malaikat yang mulia.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 3 dari 71 Berikutnya » Daftar Isi