Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Ketiga, sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Ditampakkan kepadaku umat-umat, lalu tampak seorang nabi bersama seorang laki-laki, nabi yang bersama dua orang laki-laki, nabi yang bersama sejumlah kecil pengikut, dan ada pula nabi yang tidak memiliki seorang pun pengikut.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hal ini menunjukkan bahwa para nabi pun diperintahkan untuk menyampaikan risalah, hanya saja mereka berbeda-beda dalam kadar banyaknya orang yang menerima dan merespons dakwah mereka.
Definisi yang lebih kuat adalah bahwa “rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syariat baru, sedangkan nabi adalah orang yang diutus untuk menegakkan syariat yang dibawa rasul sebelumnya.”
Kaum Bani Israil diurus oleh para nabi; setiap kali seorang nabi wafat, digantikan oleh nabi lainnya, sebagaimana telah tetap dalam hadits shahih. Seluruh nabi Bani Israil diutus dengan syariat Musa, yaitu Taurat. Mereka diperintahkan menyampaikan wahyu Allah kepada kaumnya. Sebagaimana firman Allah ﷻ:
﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلَإِ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِن كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا ... ﴾
“Tidakkah engkau memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil setelah (wafat) Musa, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka: ‘Angkatlah seorang raja bagi kami agar kami berperang di jalan Allah.’ Nabi itu menjawab: ‘Mungkinkah jika diwajibkan atas kamu berperang, kamu tidak akan berperang?’...” (Surah Al-Baqarah: 246)
Dari ayat ini jelas bahwa nabi pun menerima wahyu yang mewajibkan suatu perkara kepada kaumnya, yang berarti kewajiban untuk menyampaikannya. Perhatikan pula keadaan Dawud, Sulaiman, Zakaria, dan Yahya عليهم السلام, semuanya adalah nabi yang mengurus urusan Bani Israil, memutuskan hukum di antara mereka, dan menyampaikan kebenaran. Allah lebih mengetahui kebenaran yang tepat.
Iman kepada para rasul adalah pokok dari pokok-pokok iman. Allah ﷻ berfirman:
﴿قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ﴾
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub, dan anak cucunya, serta apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya.” (Surah Ali ‘Imran: 84)