Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 122
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 122 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Yakni: “Dan tidak akan keluar dari kami perbuatan seperti itu. Mengapa tidak Engkau cukupkan kami saja?” Maka Allah Ta‘ala menjawab pertanyaan mereka: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” Maksudnya: Aku mengetahui maslahat besar yang akan muncul dari penciptaan jenis makhluk ini, yang lebih besar dari kerusakan yang kalian sebutkan. Sesungguhnya Aku akan menjadikan di antara mereka para nabi, mengutus para rasul, serta akan muncul dari mereka orang-orang shiddiq, para syuhada, orang-orang saleh, ahli ibadah, orang-orang zuhud, para wali, orang-orang baik, orang-orang yang dekat kepada Allah, para ulama yang mengamalkan ilmunya, orang-orang khusyuk, dan pecinta Allah Ta‘ala yang mengikuti para rasul-Nya—shalawat dan salam Allah atas mereka.

Telah sahih dalam hadits bahwa para malaikat, ketika naik menghadap kepada Tuhan mereka membawa amal-amal hamba-Nya, Allah bertanya kepada mereka—padahal Dia lebih mengetahui: “Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab: “Kami mendatangi mereka saat mereka sedang salat, dan kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang salat.” Hal ini karena para malaikat bergantian menjaga manusia dan mereka berkumpul pada waktu salat Subuh dan salat Ashar. Sebagian malaikat tinggal, sebagian yang lain naik membawa amal, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Diangkat kepada-Nya amal malam sebelum siang, dan amal siang sebelum malam.” Maka perkataan mereka, “Kami mendatangi mereka sedang salat dan meninggalkan mereka juga sedang salat,” merupakan penafsiran dari firman-Nya: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”

Ada pula yang menafsirkan bahwa maksud firman-Nya tersebut sebagai jawaban atas ucapan mereka: “Kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu.” Maka Allah menjawab: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui,” yakni tentang keberadaan Iblis di antara kalian, padahal ia tidak seperti yang kalian gambarkan tentang diri kalian.

Dikatakan juga bahwa dalam ucapan mereka: “Apakah Engkau hendak menjadikan di sana makhluk yang merusak dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” terkandung harapan agar mereka ditempatkan di bumi sebagai pengganti Bani Adam. Maka Allah Ta‘ala menjawab mereka: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui,” yakni bahwa keberadaan kalian di langit lebih baik dan lebih layak bagi kalian.

Hal ini dikemukakan oleh ar-Razi bersama beberapa jawaban lainnya—dan Allah lebih mengetahui.


Penjelasan para ahli tafsir secara lebih luas:

Ibnu Jarir berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Qasim bin al-Hasan, berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Husain, berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Hajjaj, dari Jarir bin Hazim dan Mubarak, dari al-Hasan dan Abu Bakar dari al-Hasan dan Qatadah, mereka berkata: Allah berkata kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi,” yakni: Allah benar-benar akan melakukannya. Dan maknanya adalah: Allah memberitahukan hal itu kepada mereka.

As-Suddi berkata: Allah meminta pendapat para malaikat tentang penciptaan Adam. Riwayat ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan dinukil dari Qatadah dengan makna serupa. Namun, jika ungkapan “meminta pendapat” tidak kembali pada makna “memberi kabar,” maka ini mengandung kelonggaran dalam ungkapan. Sedangkan ucapan al-Hasan dan Qatadah dalam riwayat Ibnu Jarir lebih tepat—dan Allah lebih mengetahui.

Tentang firman-Nya “di bumi,” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan: Telah menceritakan kepada kami ayahku, berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah, berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammad, berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Atha bin as-Saib, dari ‘Abdurrahman bin Sabit bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Bumi itu dibentangkan dari Makkah, dan yang pertama kali tawaf di Baitullah adalah para malaikat. Maka Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku menjadikan di bumi seorang khalifah,’ maksudnya: Makkah.” Hadits ini mursal, sanadnya lemah, dan dalam teksnya ada penyisipan, yaitu klaim bahwa yang dimaksud dengan “bumi” di sini adalah Makkah—dan Allah lebih mengetahui. Yang tampak adalah bahwa maksud dari “bumi” di sini bersifat umum, bukan hanya Makkah.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 122 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi