Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Aku (Ibnu Katsir) berkata: Telah sahih dalam hadits: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.”
Dan sungguh, dalam diri Iblis terdapat kesombongan, kekufuran, dan sikap membangkang yang menyebabkan ia diusir dan dijauhkan dari rahmat Allah serta dari tempat yang suci.
Sebagian ahli bahasa berkata: "Wa kāna min al-kāfirīn" maksudnya adalah "lalu ia menjadi termasuk orang-orang kafir disebabkan penolakannya", sebagaimana dalam firman-Nya: “Maka dia termasuk orang-orang yang tenggelam.” (Hud: 43), dan firman-Nya: “Maka kalian berdua termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 35)
Sebagaimana penyair berkata:
"Di tanah tandus luas, tunggangan-tunggangan bagaikan burung qatha', dahulu mereka adalah anak-anak burung yang masih kecil"
yakni, “dahulu mereka telah menjadi” seperti itu.
Ibnu Furak berkata: penggunaan "kāna" di sini dengan makna "shāra" (menjadi) adalah kesalahan, dan ini dibantah oleh pendapat yang kuat.
Mayoritas ahli tafsir menafsirkan bahwa makna ayat tersebut adalah: "Dan dia termasuk orang-orang kafir dalam ilmu Allah sejak awal."
Dan pendapat ini dipilih oleh Al-Qurthubi.
Di sini Al-Qurthubi juga menyebutkan sebuah masalah:
Para ulama kami berkata: Barang siapa yang tampak di tangannya suatu karamah atau kejadian luar biasa, padahal ia bukan seorang nabi, maka hal itu tidak menunjukkan bahwa ia adalah wali Allah, berbeda dengan pendapat sebagian kaum sufi dan Rafidhah.
Lafal lengkapnya:
Jika kita telah sepakat bahwa kita tidak bisa memastikan bahwa orang yang mengalami kejadian luar biasa itu akan wafat dalam keadaan beriman, dan ia sendiri pun tidak bisa memastikan hal itu atas dirinya sendiri, maka jelaslah bahwa hal tersebut tidak menjadi bukti bahwa dia adalah wali Allah.
Aku (Ibnu Katsir) berkata: Sebagian orang berdalil bahwa kejadian luar biasa bisa terjadi di tangan orang yang bukan wali, bahkan bisa di tangan orang yang fasik atau kafir.
Di antaranya adalah kisah tentang Ibnu Shayyad yang berkata bahwa ia adalah "dukh" (asap), ketika Rasulullah ﷺ menyembunyikan ayat: “Maka tunggulah hari ketika langit akan mendatangkan asap yang nyata.”
Dan bahwa ia pernah mengisi jalan dengan kekuatannya saat marah, hingga dipukul oleh ‘Abdullah bin ‘Umar.
Demikian pula hadits-hadits tentang Dajjal yang menunjukkan bahwa akan terjadi berbagai kejadian luar biasa di tangannya, seperti memerintahkan langit agar menurunkan hujan lalu hujan turun, memerintahkan bumi agar menumbuhkan tumbuhan lalu bumi menumbuhkannya, dan harta karun bumi mengikuti dia seperti lebah, serta dia membunuh seorang pemuda kemudian menghidupkannya kembali, dan hal-hal mengerikan lainnya.
Yunus bin ‘Abd al-A‘la Ash-Shadafi berkata: Aku berkata kepada Asy-Syafi‘i: “Al-Laits bin Sa‘d berkata: Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di udara, maka janganlah tertipu oleh dia sampai kalian mengukur amalannya dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.”
Maka Asy-Syafi‘i berkata: Al-Laits kurang lengkap ucapannya—semoga Allah merahmatinya—bahkan seharusnya dikatakan: Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di udara, maka jangan kalian tertipu olehnya sampai kalian mengukur amalannya dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.”
Ar-Razi dan yang lainnya menyebutkan dua pendapat ulama:
Apakah perintah sujud kepada Adam hanya ditujukan kepada para malaikat bumi saja atau kepada semua malaikat langit dan bumi.
Sebagian ulama memilih pendapat pertama, sebagian lainnya memilih pendapat kedua.
Namun makna lahiriah dari ayat menunjukkan keumuman perintah: “Maka bersujudlah para malaikat semuanya bersama-sama, kecuali Iblis.”
Ini menunjukkan empat sisi penguat bagi makna umum (mencakup seluruh malaikat).
Dan Allah-lah yang lebih mengetahui.
Surah Al-Baqarah (2) ayat 35–36
Dan Kami berfirman: “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga, dan makanlah darinya dengan bebas sesuai keinginan kalian. Namun janganlah kalian mendekati pohon ini, agar kalian tidak menjadi orang-orang yang zalim.” (ayat 35)
Lalu setan membuat mereka tergelincir darinya, dan mengeluarkan mereka dari keadaan yang sebelumnya mereka alami. Dan Kami berfirman: “Turunlah kalian, sebagian dari kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian di bumi ada tempat menetap dan kesenangan hingga waktu yang ditentukan.” (ayat 36)