Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Allah Ta‘ala berfirman sebagai kabar tentang kemuliaan yang diberikan-Nya kepada Adam, bahwa Dia memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya, maka mereka pun sujud kecuali Iblis.
Allah juga membolehkan Adam tinggal di surga dan menikmati darinya sesuka hatinya, serta makan darinya apa yang ia inginkan secara lapang dan nikmat, yakni dengan penuh kenyamanan, keluasan, dan kelezatan.
Al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawaih meriwayatkan dari jalur Muhammad bin ‘Isa ad-Damghani, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Salamah bin al-Fadhl, dari Mikail, dari Laits, dari Ibrahim at-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Dzar, ia berkata:
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Adam seorang nabi?”
Beliau menjawab: “Ya, seorang nabi sekaligus rasul, Allah berbicara langsung dengannya secara nyata (langsung).”
Dan Allah berfirman kepadanya: “Tinggallah engkau dan istrimu di surga.”
Terdapat perbedaan pendapat mengenai surga tempat Adam tinggal: apakah ia berada di langit atau di bumi? Mayoritas ulama berpendapat bahwa surga tersebut berada di langit.
Al-Qurthubi meriwayatkan bahwa golongan Mu‘tazilah dan Qadariyyah berpendapat bahwa surga tersebut berada di bumi.
Penjelasan lebih rinci akan datang di surat Al-A‘raf insya Allah Ta‘ala.
Susunan ayat menunjukkan bahwa Hawa diciptakan sebelum Adam masuk ke surga.
Hal ini ditegaskan oleh Muhammad bin Ishaq, yang berkata:
“Ketika Allah selesai menegur Iblis, Dia menghadap kepada Adam—yang telah Dia ajarkan semua nama-nama—lalu berfirman: ‘Wahai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama itu,’ hingga firman-Nya: ‘Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.’
Kemudian Adam tertidur—sebagaimana sampai kepada kami dari kalangan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan para ulama dari kalangan sahabat dan tabi'in, seperti Ibnu ‘Abbas dan lainnya—lalu Allah mengambil salah satu tulang rusuknya dari sisi kiri, dan mengganti tempatnya dengan daging.
Adam tetap dalam keadaan tidur dan belum terbangun, hingga Allah menciptakan darinya istrinya, Hawa, dan membentuknya sebagai wanita agar ia merasa tenang dengannya.
Ketika kantuk itu telah diangkat dari Adam dan ia terbangun dari tidurnya, ia melihat Hawa di sampingnya.
Lalu, menurut sebagian riwayat, ia berkata—dan Allah lebih mengetahui kebenarannya:
‘Inilah dagingku, darahku, dan istriku.’ Maka ia pun merasa tenteram dengannya.
Ketika Allah telah menikahkannya dan memberinya ketenangan dari dirinya sendiri, Allah berkata kepadanya secara langsung:
‘Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga, dan makanlah darinya dengan lapang sesuai keinginan kalian berdua. Dan janganlah kalian mendekati pohon ini, agar kalian tidak termasuk orang-orang yang zalim.’”
Ada pula yang berpendapat bahwa penciptaan Hawa terjadi setelah Adam masuk surga.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh As-Suddi dalam riwayatnya dari Abu Malik dan dari Abu Shalih, dari Ibnu ‘Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas‘ud, serta dari beberapa sahabat Nabi:
“Iblis dikeluarkan dari surga, dan Adam dimasukkan ke dalamnya. Maka ia berjalan-jalan di dalamnya sendirian, tanpa pasangan yang menemaninya.
Lalu ia tertidur, dan ketika terbangun, ia melihat seorang wanita sedang duduk di dekat kepalanya. Wanita itu telah diciptakan oleh Allah dari salah satu rusuknya.
Ia bertanya kepadanya: ‘Siapa kamu?’
Wanita itu menjawab: ‘Aku seorang wanita.’
Ia bertanya lagi: ‘Mengapa kamu diciptakan?’
Wanita itu menjawab: ‘Agar kamu merasa tenteram denganku.’
Kemudian para malaikat berkata kepadanya—untuk menguji sejauh mana ilmunya:
‘Apa nama wanita ini, wahai Adam?’
Ia menjawab: ‘Hawa.’
Mereka bertanya lagi: ‘Mengapa ia dinamakan Hawa?’
Ia menjawab: ‘Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.’
Kemudian Allah berfirman: ‘Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga, dan makanlah darinya dengan lapang sesuai keinginan kalian berdua.’
Adapun firman-Nya: “Dan janganlah kalian mendekati pohon ini,”
Maka ini merupakan ujian dari Allah Ta‘ala dan bentuk cobaan bagi Adam.