Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Sebagian ulama mengklaim bahwa bangsa Arab tidak mengenal kata ar Rahman, hingga Allah membantah klaim tersebut dengan firman-Nya:
"Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar Rahman. Dengan nama apa saja kamu menyeru, maka bagi-Nya nama-nama yang terbaik (al Asma' al Husna)." (QS. al Isra’: 110)
Karena itu, orang-orang kafir Quraisy ketika perjanjian Hudaibiyah — saat Rasulullah ﷺ berkata kepada 'Ali:
"Tuliskan: Bismillahir Rahmanir Rahim,"
mereka berkata:
"Kami tidak mengenal 'ar Rahman' dan tidak pula 'ar Rahim'."
Riwayat ini dikeluarkan oleh al Bukhari.
Dalam sebagian riwayat lain disebutkan:
"Kami tidak mengenal 'ar Rahman' kecuali 'Rahman al Yamamah'."
(maksudnya: gelar palsu yang diklaim Musailamah al Kadzdzab).
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Sujudlah kepada ar Rahman,' mereka berkata: 'Siapakah ar Rahman itu? Apakah kami akan sujud kepada apa yang kamu perintahkan kepada kami?'
Dan hal itu menambah mereka semakin menjauh." (QS. al Furqan: 60)
Tampak jelas bahwa pengingkaran mereka ini sebenarnya hanyalah bentuk penolakan, keingkaran, kesombongan, dan pembangkangan dalam kekafiran mereka.
Padahal, dalam syair-syair jahiliyyah mereka telah dikenal penyebutan Allah dengan nama ar Rahman.
Ibnu Jarir berkata:
Diriwayatkan syair dari seorang penyair bodoh zaman jahiliyyah:
أَلَا ضَرَبَتْ تِلْكَ الْفَتَاةُ هَجِينَهَا
أَلَا قَضَبَ الرَّحْمَنُ رَبِّي يَمِينَهَا
(Artinya: Sungguh seharusnya gadis itu memukul hambanya; semoga ar Rahman, Rabb-ku, memotong tangannya.)
Dan Salamah bin Jandal at Tuhawi berkata:
عَجِلْتُمْ عَلَيْنَا إِذْ عَجَلْنَا عَلَيْكُمُ
وَمَا يَشَأِ الرَّحْمَنُ يَعْقِدْ وَيُطْلِقِ
(Artinya: Kalian tergesa-gesa terhadap kami, sebagaimana kami tergesa-gesa terhadap kalian. Dan apa yang dikehendaki ar Rahman, maka Dia ikat dan Dia lepas.)
Ibnu Jarir berkata:
Diriwayatkan kepada kami oleh Abu Kuraib ‘Utsman bin Sa’id, dari Bisyr bin ‘Imarah, dari Abu Rawaq, dari adh Dhahhak, dari Ibnu ‘Abbas:
Bahwa ar Rahman dan ar Rahim berasal dari kata rahmah (kasih sayang), dan ia adalah lafaz dari bahasa Arab.
Dan keduanya bermakna:
Ar Rahman dan ar Rahim adalah sifat lemah lembut dan penuh kasih terhadap siapa yang Dia kehendaki untuk Dia rahmati;
dan keras terhadap siapa yang Dia kehendaki untuk Dia siksa.
Begitulah juga semua nama-nama Allah Ta’ala lainnya.
Ibnu Jarir berkata juga:
Diriwayatkan kepada kami oleh Muhammad bin Basyar, dari Hammad bin Mas'adah, dari ‘Auf, dari al Hasan:
Bahwa ar Rahman adalah nama yang terlarang (tidak boleh disandang oleh makhluk).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan:
Diriwayatkan kepada kami oleh Abu Sa’id Yahya bin Sa’id al Qattan, dari Zaid bin Hubab, ia berkata:
Telah mengabarkan kepadaku Abu al Ashhab, dari al Hasan:
Bahwa ar Rahman adalah nama yang tidak mampu diklaim oleh manusia untuk dirinya.
Hanya Allah Tabaraka wa Ta'ala yang menamakannya bagi diri-Nya.
Disebutkan juga dalam hadits Ummu Salamah:
Bahwa Rasulullah ﷺ dahulu membaca ayat-ayat Al Qur'an dengan memotong bacaan huruf per huruf, yaitu:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
(berhenti sebentar)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
Sebagian qari’ membaca seperti itu, mereka adalah sekelompok kecil.
Sedangkan mayoritas ulama qira’ah membaca dengan menghubungkannya — memadukan bacaan bismillah langsung dengan alhamdulillah — sehingga terjadi pertemuan dua huruf mati (tasydid), yang menyebabkan mim di ar Rahim dikasrahkan.
Al Kisai dari kalangan ahli qira'ah Kufah meriwayatkan dari sebagian bangsa Arab:
Mereka membaca dengan membukakan mim dan menghubungkan dengan hamzah sehingga berkata:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
yakni mereka memindahkan harakat hamzah ke mim setelah mim disukunkan.
Sebagaimana dibaca dalam firman Allah:
الم اللَّهُ لا إله إلا هو
Ibnu ‘Athiyyah berkata:
Namun bacaan semacam itu tidak diriwayatkan dari siapapun — sejauh pengetahuan beliau.