Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 52
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 52 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

"Yaitu dalam sumur yang memiliki air (‘hūr’), dan yang benar adalah apa yang telah kami sebutkan sebelumnya."
Untuk itu, Abu al Qasim bin Sallam meriwayatkan dalam Kitab Fadhā’il al Qur’ān dari Abu Mu'awiyah,
dari al A'masy,
dari Ibrahim,
dari al Aswad,
dari ‘Umar bin al Khattab radhiyallāhu ‘anhu bahwa ia biasa membaca:

"Ghairil maghdhūbi ‘alayhim wa ghayril dhāllīn"

Dan sanad ini shahih.

Demikian pula diriwayatkan dari Ubay bin Ka‘b bahwa ia juga membaca seperti itu.
Dan ini ditafsirkan sebagai tafsīr (penjelasan) bukan qirā’ah muttaba‘ah,
yang menunjukkan bahwa penambahan lafaz wa ghayril dhāllīn itu ditujukan untuk penegasan penafian,
agar tidak disangka bahwa lafaz tersebut termasuk ‘athaf (sambungan) dari alladzīna an‘amta ‘alayhim.

Dan ini sebagai pembeda dua jalan agar masing-masing bisa dihindari,
karena jalan Ahlul Īmān mengandung ilmu tentang kebenaran dan pengamalan terhadapnya,
sementara Yahudi kehilangan amal, dan Nasrani kehilangan ilmu.

Oleh karena itu, kemarahan (ghadhab) ditujukan kepada Yahudi,
dan kesesatan (dhallāl) ditujukan kepada Nasrani.

Sebab siapa yang mengetahui kebenaran lalu berpaling darinya, maka ia layak mendapatkan kemurkaan,
berbeda dengan yang tidak tahu.

Sedangkan Nasrani, mereka memang menghendaki kebenaran,
namun tidak bisa sampai padanya karena mereka tidak datang dari jalannya,
yaitu mengikuti Rasul yang benar — maka mereka tersesat.

Namun, setiap Yahudi dan Nasrani sama-sama tersesat dan terkena murka.
Akan tetapi, sifat paling khas bagi Yahudi adalah kemurkaan,
sebagaimana firman Allah Ta‘ala tentang mereka:

“Orang yang Allah laknat dan Dia murkai.” (al Mā’idah: 60)

Dan sifat paling khas dari Nasrani adalah kesesatan,
sebagaimana firman-Nya:

“Sungguh mereka telah tersesat sebelumnya,
dan menyesatkan banyak orang,
dan tersesat dari jalan yang lurus.”
(al Mā’idah: 77)

Hal ini pun datang dalam hadits-hadits dan atsar yang jelas dan tegas.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad رحمه الله:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja‘far,
telah menceritakan kepada kami Syu‘bah,
ia berkata: Aku mendengar Simāk bin Harb berkata:
Aku mendengar ‘Abbād bin Hubaysy menceritakan dari ‘Adī bin Hātim, ia berkata:

“Pasukan berkuda Rasulullah ﷺ datang dan menangkap bibiku serta sekelompok orang.
Ketika mereka dibawa kepada Rasulullah ﷺ dan berbaris di hadapan beliau, bibiku berkata:

‘Wahai Rasulullah, utusan kami jauh, dan anak-anak kami telah terputus,
aku seorang perempuan tua renta yang tidak sanggup lagi melayani.
Maka berilah karunia kepadaku sebagaimana Allah menganugerahi kepadamu.’
Beliau ﷺ bersabda: ‘Siapa utusanmu?’
Ia menjawab: ‘Adī bin Hātim.’
Beliau bersabda: ‘Orang yang lari dari Allah dan Rasul-Nya?’
Ia berkata: ‘Kemudian Rasulullah pun memberikan karunia kepadaku.’

Setelah itu ia kembali dan bersama seorang laki-laki — yang menurut dugaan adalah ‘Alī —
lalu berkata: ‘Mintalah kepadanya seekor tunggangan!’
Maka ia pun memintanya dan beliau memberinya.

Ia (bibinya) lalu datang kepadaku dan berkata:

‘Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang ayahmu tidak pernah lakukan.
Telah datang si fulan dan memperoleh dari beliau,
lalu datang si fulan dan juga memperoleh darinya.’

Lalu aku pun pergi kepada beliau ﷺ, dan aku mendapati di sisinya ada seorang perempuan dan anak-anak.
Ia menyebut kedekatan mereka kepada Nabi ﷺ.
Aku pun tahu bahwa ini bukanlah kerajaan Kisra maupun Kaisar.

Kemudian beliau ﷺ bersabda:

“Wahai ‘Adī, apa yang membuatmu lari? Apakah karena akan dikatakan ‘Lā ilāha illallāh’?
Apakah ada sesembahan selain Allah?
Apa yang membuatmu lari dari ucapan ‘Allāhu Akbar’?
Apakah ada sesuatu yang lebih besar daripada Allah ‘Azza wa Jalla?”

Maka aku pun masuk Islam.

Lalu aku melihat wajah beliau ﷺ berseri, dan beliau bersabda:

“Sesungguhnya al maghdhūbi ‘alayhim adalah Yahudi, dan adh dhāllīn adalah Nasrani.”【2】


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 52 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi