Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 6
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 6 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Jika ada yang bertanya, "Lalu apa metode terbaik dalam menafsirkan Al-Qur'an?" Maka jawabannya: Sesungguhnya metode paling sahih dalam hal itu adalah menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an itu sendiri. Apa yang diringkas dalam satu tempat, maka ia telah dijelaskan secara rinci di tempat lain. Jika engkau tidak menemukannya, maka hendaklah engkau merujuk kepada Sunnah, karena Sunnah merupakan penjelas dan penerang bagi Al-Qur'an. Bahkan Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i rahimahullah Ta'ala pernah berkata: "Setiap keputusan yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, itu berasal dari pemahamannya terhadap Al-Qur'an." 

Allah Ta'ala berfirman: 
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, agar kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (bagi orang-orang yang khianat)." (QS. An-Nisa': 105)

Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS. An-Nahl: 64)

Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al-Qur'an), agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan." (QS. An-Nahl: 44)

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang semisalnya bersamanya" - yang dimaksud adalah Sunnah. Sunnah juga diturunkan kepadanya melalui wahyu sebagaimana Al-Qur'an, hanya saja Sunnah tidak dibaca sebagaimana Al-Qur'an dibaca. Imam Asy-Syafi'i rahimahullah Ta'ala dan para imam lainnya telah berdalil tentang hal ini dengan banyak dalil, namun ini bukan tempat untuk membahasnya.

 

Dan tujuan (dalam menafsirkan) adalah bahwa engkau mencari tafsir Al-Qur'an dari Al-Qur'an itu sendiri. Jika engkau tidak menemukannya, maka (carilah) dari Sunnah, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ kepada Mu’adz ketika mengutusnya ke Yaman:

"Dengan apa engkau akan memutuskan (hukum)?"
Mu’adz menjawab: "Dengan Kitabullah."
Beliau bertanya lagi: "Jika engkau tidak menemukannya?"
Mu’adz menjawab: "Dengan Sunnah Rasulullah."
Beliau bertanya lagi: "Jika engkau tidak menemukannya?"
Mu’adz menjawab: "Aku akan berijtihad dengan pendapatku."
Maka Rasulullah ﷺ menepuk dada Mu’adz dan bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah sesuai dengan apa yang diridhai Rasulullah."

Hadits ini terdapat dalam kitab-kitab Musnad dan Sunan dengan sanad yang baik, sebagaimana telah dijelaskan dalam tempatnya.

Kemudian, jika kita tidak menemukan tafsir (suatu ayat) dalam Al-Qur'an maupun Sunnah, maka kita merujuk kepada perkataan para Sahabat. Karena mereka lebih mengerti tentang hal itu, sebab mereka menyaksikan langsung konteks dan keadaan yang khusus mereka alami, serta memiliki pemahaman yang sempurna, ilmu yang benar, dan amal yang shalih—terutama para ulama dan tokoh besar mereka seperti empat Khulafaur Rasyidin, para imam yang mendapat petunjuk, serta Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir (Ath-Thabari) berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Jabir bin Nuh, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Abudh-Dhuha, dari Masruq, ia berkata:
Abdullah (bin Mas’ud) berkata: "Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, tidak ada satu ayat pun dari Kitabullah yang turun kecuali aku mengetahui tentang siapa ayat itu turun dan di mana ia turun. Seandainya aku tahu ada seseorang yang lebih paham tentang Kitabullah daripada aku, dan bisa dijangkau dengan kendaraan, niscaya aku akan mendatanginya."

Al-A’masy juga meriwayatkan dari Abu Wa’il, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata:
"Dahulu, jika seseorang di antara kami mempelajari sepuluh ayat, ia tidak akan melampauinya sampai ia memahami maknanya dan mengamalkannya."

Abu Abdirrahman As-Sulami berkata:
"Para guru yang mengajarkan Al-Qur'an kepada kami menceritakan bahwa mereka mempelajari Al-Qur'an langsung dari Nabi ﷺ. Jika mereka mempelajari sepuluh ayat, mereka tidak akan meninggalkannya sampai mengamalkan kandungannya. Maka kami mempelajari Al-Qur'an dan amal sekaligus."


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 6 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi